Imamat 1: Korban Bakaran | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab Imamat

Korban Bakaran​.

Setelah belajar perikop Kemuliaan TUHAN Memenuhi Kemah Suci yang merupakan perikop terakhir dari Kitab Keluaran, sekarang kita belajar perikop pertama dari Kitab Imamat, yaitu Korban Bakaran.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Imamat (Leviticus 1 dengan judul perikop Korban Bakaran).

Kita belajar perikop Korban Bakaran ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Korban Bakaran (Kitab Imamat 1)


Lev 1:1 TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan:

1. TUHAN memanggil Musa. Latar belakang peristiwa ini dijelaskan dalam Keluaran 40.

Allah berbicara kepada Musa dari dalam Kemah Pertemuan, ohel mo'ed, maksudnya: tempat Allah menjumpai umat-Nya.

Tempat ini bukan tempat pertemuan seperti sinagoge, sebab hanya para imam dan orang Lewi yang diperkenankan mendekatinya.

Lev 1:2 "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba.

2. Persembahan. Kata Ibraninya adalah qõrbãn, yang berasal dari akar kata qrb: menghampiri.

Dengan persembahan, orang mendekat kepada Allah.

Orang membawa sesuatu untuk mempersiapkan dirinya memasuki hadirat Allah.

Mengenai apa yang dipersembahkan tersebut disajikan dalam pasal 1 hingga 7.

Lev 1:3 Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia.

3. Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran. Pembakaran atau kurban bakaran (ola) dapat berupa seekor hewan jantan yang besar, baqar (ay. 3) maupun yang kecil, so'n (ay. 10).

Yang dimaksudkan di sini ialah, bahwa yang memberikan persembahan (bdg. ps. 13;14) maupun yang dipersembahkan tidak boleh cemar atau tercela.

Persembahan tersebut disajikan agar orang yang mempersembahkan dan yang dipersembahkan dapat diterima oleh Allah.

Lev 1:4 Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.

4. Lalu ia harus meletakkan tangannya. Di dalam bahasa Ibrani (sãmak yãdâ) tindakan ini berarti menekankan tangan dengan sungguh-sungguh di atas kepala hewan itu.

Kita tidak mengetahui seluruh ritual yang dilakukan, namun tujuannya mungkin adalah untuk menunjukkan tenaga jasmaniah dan mental yang dilibatkan di dalam penggantian tersebut, apa pun yang dimaksudkan dengannya.

Tujuan utamanya ialah pendamaian atau penutupan (kappēr) atas dosa.

Lev 1:5 Kemudian haruslah ia menyembelih lembu itu di hadapan TUHAN, dan anak-anak Harun, imam-imam itu, harus mempersembahkan darah lembu itu dan menyiramkannya pada sekeliling mezbah yang di depan pintu Kemah Pertemuan.

Lev 1:6 Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.


6. Haruslah ia menguliti. Sesudah kurban itu berdarah, orang yang mempersembahkan harus menguliti hewan itu dan dipotong-potong pada sendi-sendinya.

Di dalam pelaksanaan yang kemudian (II Taw. 29 Hizkia Menguduskan Kembali Rumah TUHAN), proses pengulitan tersebut dilakukan oleh imam dan orang Lewi.

Lev 1:7 Anak-anak imam Harun haruslah menaruh api di atas mezbah dan menyusun kayu di atas api itu.

Lev 1:8 Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.

Lev 1:9 Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air dan seluruhnya itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Lev 1:10 Jikalau persembahannya untuk korban bakaran adalah dari kambing domba, baik dari domba, maupun dari kambing, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela.


10. Jikalau persembahannya . . . kambing domba. Yang bisa dipersembahkan bukan hanya hewan yang besar, hewan yang kecil pun bisa, maksudnya: domba atau kambing.

Ritual yang sama dengan di atas, dilakukan oleh orang yang mempersembahkan dan para imam.

Keterangan yang ditambahkan di sini ialah, bahwa hewan itu harus dibunuh di sisi utara mezbah.

Lev 1:11 Haruslah ia menyembelihnya pada sisi mezbah sebelah utara di hadapan TUHAN, lalu haruslah anak-anak Harun, imam-imam itu, menyiramkan darahnya pada mezbah sekelilingnya.

Lev 1:12 Kemudian haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama kepalanya dan lemaknya diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.

Lev 1:13 Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air, dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar di atas mezbah: itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Lev 1:14 Jikalau persembahannya kepada TUHAN merupakan korban bakaran dari burung, haruslah ia mempersembahkan korbannya itu dari burung tekukur atau dari anak burung merpati.


14. Mengingat ukuran kecil dari unggas yang biasa dikurbankan, diperlukan beberapa penyesuaian di dalam melaksanakan upacara ini.

Seluruh upacara dilaksanakan oleh imam.

Lev 1:15 Imam harus membawanya ke mezbah, lalu memulas kepalanya dan membakarnya di atas mezbah. Darahnya harus ditekan ke luar pada dinding mezbah.

Lev 1:16 Temboloknya serta dengan bulunya haruslah disisihkan dan dibuang ke samping mezbah sebelah timur, ke tempat abu.

Lev 1:17 Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah; lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."


17. Yang baunya menyenangkan bagi Tuhan. Baunya enak bagi Allah, maksudnya, bau tersebut menyenangkan Dia.

Perikop Selanjutnya: Korban Sajian.

GARIS BESAR IMAMAT


I. Bagaimana Orang Menghampiri Allah (1:1-16:34)
A. Hukum-hukum tentang Kurban (1:1-7:38)
1. Peraturan-peraturan Umum (1:1-6:7)
a. Pendahuluan (1:1,2)
b. Kurban Bakaran (1:3-17)
c. Kurban Sajian (2:1-16)
d. Kurban Keselamatan (3:1-17)
e. Kurban Penghapus Dosa (4:1-5:13)
f. Kurban Penebus Salah (5:14-6:7)
2. Peraturan-peraturan Lebih Terinci Mengenai Berbagai Persembahan Kurban Ini (6:8-7:38)
B. Kesaksian Sejarah (8:1-10:20)
1. Permulaan Persembahan Kurban (8:1-36)
2. Ketika Pertama Kali Dipersembahkan (9:1-24)
3. Penyalahgunaan Persembahan oleh Nadab dan Abihu (10:1-20)
C. Hukum-hukum Kesucian (11:1-15:33)
1. Yang Boleh Dimakan atau Disentuh (11:1-47)
2. Melahirkan Anak (12:1-8)
3. Kusta (13:1-14:57)
4. Kesucian Seksual (15:1-33)
D. Hari Pendamaian (16:1-34)
II. Bagaimana Orang Memelihara Hubungan dengan Allah (17:1-27:34)
A. Kekudusan Bangsa Itu (17:1-20:27)
1. Berkenaan dengan Makanan (17:1-16)
2. Berkenaan dengan Pernikahan (18:1-30)
3. Berkenaan dengan Tatanan Sosial (19:1-37)
4. Hukuman untuk Ketidaktaatan (20:1-27)
B. Kekudusan Para Imam dan Persembahan Mereka (21:1-22:33)
C. Kekudusan Waktu (23:1-25:55)
1. Penggunaan Hari Secara Kudus (23:1-44)
2. Penggunaan Benda Secara Kudus (24:1-23)
3. Penggunaan Tahun Secara Kudus (25:1-55)
D. Berbagai Janji dan Peringatan (26:1-46)
E. Pengucapan Nazar (27:1-34)

PENDAHULUAN IMAMAT


Judul.

Imamat merupakan judul terjemahan dari bahasa Inggris Leviticus.

Judul bahasa Inggris tersebut berasal dari judul dalam Vulgata Latin, Leviticus yang berasal dari kata Levitikon, mengenai orang-orang Lewi, judul yang terdapat di LXX.

Bagi orang Yahudi kitab ini dikenal melalui kata pertamanya, wayyigrã, Dan Dia memanggil, sesuai dengan kebiasaan orang Yahudi yang memberikan nama kepada banyak kitab Perjanjian Lama menurut kata atau kelompok kata pertamanya.

Pemakaian kata "Dan" pada awal dari kitab ini tidak berarti bahwa isi dari kitab ini merupakan lampiran dari sebuah kitab lainnya.

Pokok pembahasan dari Kitab Keluaran dilanjutkan, namun kitab ini merupakan kesatuan yang berdiri sendiri.

Dalam hal ini, perhatikan bahwa beberapa kitab Perjanjian Lama lainnya diawali dengan "Dan" dalam teks Ibraninya, misalnya: Keluaran, Bilangan, Yosua, Hakim-hakim, Rut.

Kitab Imamat menyajikan rencana Allah untuk mengajar umat pilihan-Nya bagaimana menghampiri Dia dengan cara yang kudus.

Penekanan khusus diberikan kepada tugas keimaman untuk menjadikan pendekatan kepada Allah ini penuh hormat dan kudus.

Dengan demikian kitab ini membahas jabatan imam atau jabatan orang Lewi, yang ayat acuannya kita jumpai dalam Ibrani 7:11, di mana dipakai istilah Imamat Lewi.

Tanggal Penulisan dan Kepenulisannya.

"Mereka juga menempatkan para imam pada golongan-golongannya dan orang-orang Lewi pada rombongan-rombongannya untuk melakukan ibadah kepada Allah yang diam di Yerusalem, sesuai dengan yang ada tertulis dalam kitab Musa" (Ezr. 6:18).

Ezra sang penyalin mengacu kepada gulungan Imamat waktu melukiskan sumber yang dipakai pada zamannya untuk menentukan prosedur yang tepat waktu mendedikasikan Bait Allah yang dibangun kembali itu.

Kitab Imamat sendiri secara berkesinambungan menekankan peranan Musa dalam mencatat peraturan-peraturan yang diberikan kepadanya oleh Allah untuk ibadah yang benar di dalam upacara-upacara di Kemah Suci.

Kenyataan bahwa tentu sudah harus ada peraturan-peraturan sebelum bisa ada ibadah yang teratur oleh para imam, dan bangsa itu mengharuskan adanya kekuatan pengendali yang sentral dan waktu yang telah ditentukan.

Kita dapat memahami kenyataan ini secara paling baik di dalam peranan Musa dalam meresmikan ibadah di Kemah Suci.

Bangsa-bangsa pada zaman Musa, telah memiliki berbagai tata ibadah yang pasti dan rinci jauh sebelum dia tampil.

Kita tidak perlu beranggapan, bahwa berbagai tata ibadah untuk penyembahan Yehovah yang sudah pasti ini merupakan sebuah hasil evolusi bertahap, atau bahwa catatan dalam Kitab Imamat merupakan penemuan yang belakangan, yaitu pada zaman Ezra.

Bahan Latar Belakang.

Bentuk yang sangat sederhana dari Kitab Imamat telah memusingkan para kritikus.

Beberapa di antara mereka melihat bagian kedua (ps. 17-27), yang menguraikan dasar-dasar manusia untuk bersekutu dengan Allah, sebagai tambahan yang belakangan dari sebuah Kitab Kekudusan.

Sekalipun demikian, pergeseran penekanan saja sudah bisa menjelaskan perbedaan antara kedua bagian utama kitab ini.

Orang bisa saja mengatakan, bahwa Kitab Imamat disampaikan kepada kita melalui Musa untuk mengantisipasi Kurban Abadi itu - Yesus Kristus - dari Perjanjian Baru.

Kitab Ibrani menyajikan gambaran ini dalam Perjanjian Baru, dan Kitab Imamat menyediakan latar belakang bagi aspek-aspek yang lebih penting tentang Imam menurut peraturan Melkisedek.

Sesungguhnya, studi tentang Kitab Imamat memiliki nilai abadi hanya bila studi itu menunjuk kepada Yesus Kristus - Imam Besar kita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel