Bilangan 23:4-24:9: Bileam Memberkati Israel

Bileam Memberkati Israel​.

Setelah belajar perikop Balak Meminta Bileam Untuk Mengutuk Israel dari Kitab Bilangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yaitu Bileam Memberkati Israel.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 23:4-24:9 dengan judul perikop Bileam Memberkati Israel).

Kita belajar perikop Bileam Memberkati Israel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Bileam Memberkati Israel (Kitab Bilangan 23:4-24:9)


Num 23:4 Maka Allah menemui Bileam, lalu Bileam berkata kepada-Nya: "Ketujuh mezbah itu telah kuatur, dan kupersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah."

Num 23:5 Kemudian TUHAN menaruh perkataan ke dalam mulut Bileam dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian."

Num 23:6 Ketika ia kembali, maka Balak masih berdiri di situ di samping korban bakarannya, bersama dengan semua pemuka Moab.

Num 23:7 Lalu Bileam mengucapkan sanjaknya, katanya: "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur: Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel.

Num 23:8 Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk TUHAN?

Num 23:9 Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka. Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.

Num 23:10 Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan-bondongan Israel? Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!"

Num 23:11 Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Apakah yang kaulakukan kepadaku ini? Untuk menyerapah musuhkulah aku menjemput engkau, tetapi sebaliknya engkau memberkati mereka."

Num 23:12 Tetapi ia menjawab: "Bukankah aku harus berawas-awas, supaya mengatakan apa yang ditaruh TUHAN ke dalam mulutku?"

Num 23:13 Lalu Balak berkata kepadanya: "Baiklah pergi bersama-sama dengan aku ke tempat lain, dan dari sana engkau dapat melihat bangsa itu; engkau akan melihat hanya bagiannya yang paling ujung, tetapi seluruhnya tidak akan kaulihat; serapahlah mereka dari situ bagiku."

Num 23:14 Lalu dibawanyalah dia ke Padang Pengintai, ke puncak gunung Pisga; ia mendirikan tujuh mezbah dan mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.

Num 23:15 Kemudian berkatalah ia kepada Balak: "Berdirilah di sini di samping korban bakaranmu, sedang aku hendak bertemu dengan TUHAN di situ."

Num 23:16 Lalu TUHAN menemui Bileam dan menaruh perkataan ke dalam mulutnya, dan berfirman: "Kembalilah kepada Balak dan katakanlah demikian."

Num 23:17 Ketika ia sampai kepadanya, Balak masih berdiri di samping korban bakarannya bersama-sama dengan pemuka-pemuka Moab. Berkatalah Balak kepadanya: "Apakah yang difirmankan TUHAN?"

Num 23:18 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor.

Num 23:19 Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Num 23:20 Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya.

Num 23:21 Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka, dan sorak-sorak karena Raja ada di antara mereka.

Num 23:22 Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan,

Num 23:23 sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah:

Num 23:24 Lihat, suatu bangsa, yang bangkit seperti singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak membaringkan dirinya, sebelum ia memakan mangsanya dan meminum darah dari yang mati dibunuhnya."

Num 23:25 Lalu berkatalah Balak kepada Bileam: "Jika sekali-kali tidak mau engkau menyerapah mereka, janganlah sekali-kali memberkatinya."

Num 23:26 Tetapi Bileam menjawab Balak: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Segala yang akan difirmankan TUHAN, itulah yang akan kulakukan."

Num 23:27 Kemudian berkatalah Balak kepada Bileam: "Marilah aku akan membawa engkau ke tempat lain; mungkin benar di mata Allah bahwa engkau menyerapah mereka bagiku dari tempat itu."

Num 23:28 Lalu Balak membawa Bileam ke puncak gunung Peor, yang menghadap Padang Belantara.

Num 23:29 Berkatalah Bileam kepada Balak: "Dirikanlah bagiku di sini tujuh mezbah dan siapkanlah di sini bagiku tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan."

Num 23:30 Lalu Balak melakukan seperti yang dikatakan Bileam, maka ia mempersembahkan seekor lembu jantan dan seekor domba jantan di atas setiap mezbah itu.

Persekongkolan Asing Menentang Israel (22:2-25:18).

Pasal 22 sampai 25 merupakan pembagian sastra antara kedua paruhan logis dari Kitab Bilangan.

Dalam pasal 22 sampai 34, kita tidak menemukan satu pun formula yang lazim ("Tuhan berfirman kepada Musa"), yang ada di semua pasal lainnya.

Bagian ini, sama seperti Kitab Ayub, mungkin berasal dari luar Israel.

Sekalipun dikatakan (Ul. 23:5), bahwa Musa mengetahui akal bulus Bileam, mustahil untuk menentukan apakah bahan dari sumber asing ini merupakan bagian dari catatan kudus di bawah pengawasan Musa atau bukan.

Bilangan 22:4b yang mengatakan "Pada waktu itu Balak ... menjadi raja Moab", menunjuk pada karya para juru tulis masa pasca Musa.

Jadi, cerita itu mungkin disisipkan di sini, di mana secara kronologis cerita itu cocok dan sekaligus menjadi engsel sastra untuk beralih dari generasi tua ke generasi baru, serta ke suatu sensus baru dan perundang-undangan baru yang menunjuk kepada ditempatinya negeri itu.

Sebagian penafsir mencoba mengurangi menonjolnya Bileam dalam cerita ini (ICC, hlm. 316; diikuti oleh JB, vol. 2, hlm. 248-263), dan melihat di dalamnya hanya konsep-konsep religius politis yang lebih besar dari budaya itu yang disajikan.

Akan tetapi, Bileam adalah satu karakter yang begitu integral dan tertanam kuat dalam ingatan, sehingga orang tidak mungkin benar-benar mengerti cerita itu tanpa berusaha memahami karakter ini.

Tentu saja maksud cerita adalah untuk menunjukkan bagaimana Allah melindungi umat-Nya dari rancangan-rancangan jahat kerajaan kafir serta nafsu tersembunyi dari seorang nabi yang menyimpang.

Namun, berbagai perbuatan cerdik Bileam dan perkataannya yang penuh kuasa, menjadikan cerita itu sebuah adikarya yang dramatis.

Balak, raja Moab, dikuasai oleh ketakutan karena ditaklukkannya orang-orang Amori oleh Israel.

Ia menyuruh orang memanggil Bileam, seorang nabi terkenal dari Mesopotanmia utara, dengan menjanjikan kepada Bileam kemasyhuran dan kekayaan bila Bileam mau mengutuk Israel.

Bileam dilarang Tuhan untuk pergi, karena itu ia menolak permintaan Balak.

Akan tetapi, ketika raja Balak memberikan janji-janji yang lebih hebat, sang nabi berharap agar Tuhan berubah pikiran.

Karena itu, Tuhan mengizinkan Bileam pergi ke Moab.

Di tengah perjalanan, Allah berusaha melalui Malaikat TUHAN untuk menyampaikan ketidaksenangan Tuhan terhadapnya.

Namun, hanya keledai Bileam yang bisa melihat Malaikat TUHAN.

Akhirnya, keledai tersebut berbicara dan menegur Bileam atas kebutaan rohaninya.

Lalu, mata sang nabi dibukakan untuk dapat melihat Malaikat TUHAN.

Tuhan mengizinkan Bileam meneruskan perjalanan ke Moab, supaya dia bisa secara terbuka menyatakan maksud Allah untuk menggenapi janji-Nya yang dahulu Ia berikan kepada Israel.

Balak memperlihatkan kepada Bileam perkemahan Israel dari tiga sudut pandang yang berbeda secara berturut-turut.

Setiap kali sang nabi mengucapkan berkat atas Israel, dengan perasaan benci Balak menyuruh Bileam untuk berhenti berbicara.

Akan tetapi, sang nabi terus berbicara, bahkan dengan lebih banyak lagi orakel, di mana ia meramalkan bukan saja kesejahteraan dan kekuasaan Israel pada masa yang akan datang sebagai satu bangsa, tetapi juga kehancuran Moab, Edom, Amalek, Keni dan Asyur.

Nubuat-nubuat Bileam (22:41-24:25).

Para ahli bahasa Semit melihat di dalam syair ini gambaran dari Zaman Musa.

Bentuk bahasa, pokok pembahasan, peristilahan teknis dan nama-nama diri, semuanya cenderung mendukung pandangan bahwa ini merupakan ucapan asli seorang penyair dari pertengahan milenium kedua.

Bileam menyebutkan setiap syair mashal, yang diterjemahkan sebagai sanjak dalam 23:7, 18; 24:3, 15 (KJV menerjemahkannya sebagai "perumpamaan").

Mashal tidak bisa dibatasi pada perumpamaan atau amsal saja; istilah ini justru demikian luas, sehingga mencakup seluruh sastra hikmat.

Syair Ibrani memiliki ciri khas utama berupa kesejajaran pikiran, kalimat, dan stanza dalam bentuk berlawanan, bersandingan, atau progresif.

Orakel Bileam menunjukkan semua ciri ini, dan di samping itu tampak juga ciri kuno, dan sering kali corak Aram yang menunjuk kepada asal-usul (dari Aram) dan masa hidup tokoh yang berbicara.

William F. Albright yang telah mempelajari orakel ini secara definitif dan ilmiah, mengatakan: "Tidak ada petunjuk di dalam syair-syair ini yang menunjuk ke abad kesepuluh atau sesudahnya sebagai awal gubahan tersebut" (JBL, September, 1944, hlm. 227).

Albright melihat, bahwa nama Bileam adalah sebuah nama khas dari milenium kedua sM (2000-1000), dan bahwa nama tersebut tetap bertahan di beberapa tempat, dan semuanya dapat ditelusuri balik hingga abad ke-15.

Kemudian Albright menyatakan, bahwa Bileam adalah benar-benar "seorang tukang nujum Siria Utara yang berasal dari Lembah Efrat", dan bahwa Bileam ini, "selama suatu waktu berada di kalangan istana Moab ... menjadi penganut Yahweisme", dan kemudian "meninggalkan Israel untuk bergabung dengan orang Midian di dalam pertempuran melawan penganut Yahweisme (Bil. 31:8, 16)" (JBL, September 1944, hlm. 232, 233).

Laporan yang memadai tentang syair ini tentu mustahil.

Karena itu, saya memberikan sebuah terjemahan pribadi yang mudah-mudahan dapat menjelaskan beberapa hal yang penting, dan menggambarkan struktur syairnya.

7. "Dari Aram aku disuruh datang oleh Balak, raja Moab, dari gunung-gunung sebelah timur.

Datanglah, katanya, kutuklah bagiku Yakub, dan datanglah, kutuklah Israel.

8. Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah Allah?

Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak dikutuk Tuhan?

9. Sebab dari puncak gunung-gunung batu aku melihat mereka, dari bukit-bukit aku memandang mereka.

Lihat, suatu bangsa yang diam tersendiri dan tidak mau dihitung di antara bangsa-bangsa kafir.

10. Siapakah yang menghitung debu Yakub dan siapakah yang membilang bondongan-bondongan Israel?

Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti mereka!"

Orakel Pertama (23:7-10).

Syair ini mempunyai pola kuplet paralel 1-2-1-2-1.

Kuplet terakhir merupakan kesimpulan yang mengungkapkan pikiran nostalgia Bileam ingin ikut merasakan berkat yang dinikmati Israel.

18. "Bangunlah hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor.

19. Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta, bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal.

Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

20. Ketahuilah, aku telah belajar untuk memberi berkat, dan aku akan memberkati, sebab tidak bisa berbuat lain.

21. Tidak ada ditengok kepincangan di antara keturunan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel.

22. Ketika Allah membawa mereka ke luar dari Mesir, mereka bagaikan tanduk kekuatan lembu hutan.

23. Sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel.

Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, dan kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah!

Stanza 2 (23:22-23).

Tuhan, Allah mereka, menyertai mereka, dan kemegahan rajani ada di antara mereka.

24. Lihatlah suatu bangsa yang bangkit bagaikan singa betina, dan yang berdiri tegak seperti singa jantan, yang tidak akan berbaring sebelum melahap mangsanya, dan meminum darah korban yang dibunuhnya."

Orakel Kedua (23:18-24).

Di sini Bileam melihat Tuhan sebagai Pribadi yang memaksa dia untuk memberkati Israel, sebab Tuhan berketetapan untuk menggenapi janji-Nya.

Tuhan adalah sumber kekuatan umat-Nya; oleh karena itu, tidak akan ada kutukan yang mampu menghancurkan mereka.

Bileam mengakhiri orakel kedua ini dengan menggambarkan Israel sebagai singa yang mengejar, serta menangkap dan membinasakan korbannya.

Di dalam frasa, sorak-sorak karena Raja (ay. 21), kita mengikuti LXX, Targum Onkelos dan Pentateukh Samaria dan menerjemahkannya sebagai keagungan raja.

Num 24:1 Ketika dilihat Bileam, bahwa baik di mata TUHAN untuk memberkati Israel, ia tidak mencarikan pertanda lagi seperti yang sudah-sudah, tetapi ia menghadapkan mukanya ke arah padang gurun.

Num 24:2 Ketika Bileam memandang ke depan dan melihat orang Israel berkemah menurut suku mereka, maka Roh Allah menghinggapi dia.

Num 24:3 Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;

Num 24:4 tutur kata orang yang mendengar firman Allah, yang melihat penglihatan dari Yang Mahakuasa sambil rebah, namun dengan mata tersingkap.

Num 24:5 Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!

Num 24:6 Sebagai lembah yang membentang semuanya; sebagai taman di tepi sungai; sebagai pohon gaharu yang ditanam TUHAN; sebagai pohon aras di tepi air.

Num 24:7 Air mengalir dari timbanya, dan benihnya mendapat air banyak-banyak. Rajanya akan naik tinggi melebihi Agag, dan kerajaannya akan dimuliakan.

Num 24:8 Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan. Bangsa-bangsa yang menjadi lawannya akan ditelannya habis, dan tulang-tulang mereka akan dihancurkannya dan akan ditembaknya tembus dengan panah-panahnya.

Num 24:9 Ia meniarap dan merebahkan diri sebagai singa jantan, dan sebagai singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Diberkatilah orang yang memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuk engkau!"


5. Alangkah indahnya kemah-kemahmu, hai Yakub, dan tempat-tempat kediamanmu, hai Israel!

6. Sebagai lembah-lembah sungai yang membentang, sebagai taman di tepi sungai.

Sebagai pohon gaharu yang ditanam Tuhan, sebagai pohon aras di tepi air.

7. Dengan embun menetes dari cabang-cabangnya, dan benihnya mendapat banyak air.

8. Ketika Allah membawanya dari Mesir, Dia memiliki kekuatan seekor lembu hutan.

Bangsa-bangsa yang menjadi lawannya akan ditelannya habis, dan tulang-tulang mereka akan dihancurkan dan akan ditembaknya tembus dengan panah-panahnya.

9. Dia tiarap, dia merebahkan diri, bagaikan seekor singa, seekor singa muda, siapa yang berani membangunkannya?

Kesimpulan (24:9).

Diberkatilah orang yang memberkati engkau. Terkutuklah orang yang mengutuk engkau.

Stanza 2 (24:8-9).

Seorang laki-laki akan muncul dari benihnya, dan dia akan menguasai banyak bangsa.

Kerajaannya akan lebih tinggi daripada kerajaan Agag, dan pemerintahannya akan dimuliakan.

Orakel Ketiga (24:2-9).

Dua stanza utama dari syair ini membedakan Israel dalam keadaan damai dan dalam keadaan perang.

Bagi bangsa-bangsa di Timur Dekat kuno, cara ini sangat disenangi.

Patokan-patokan damai dan perang yang terdapat pada Makam Kerajaan di Ur (J. Finegan, Light from the Ancient Past, gambar 16), secara jitu melukiskan kebiasaan ini.

Syair ini juga menunjukkan simetri di dalam kuplet paralel pembukaan dan penutupnya, yaitu kalimat-kalimat yang memakai kata ganti "engkau" (thee) bagi Israel.

Sekalipun kuplet yang mengakhiri stanza pertama memang sulit untuk dipahami, jelas bagi penafsir ini bahwa yang dimaksudkan adalah cabang-cabang pohon dari ayat sebelumnya.

Yehezkiel 31 memakai gambaran yang sama dan juga akar kata yang sama, dala, ketika mengacu kepada cabang-cabang pohon aras yang tumbuh di tepi banyak sungai.

Dalam Yehezkiel 19, Israel digambarkan sebagai "pohon anggur ... yang tertanam dekat air ... yang melimpah-limpah" dan sebagai "singa mengamuk".

Kuplet pertama pada stanza yang kedua dari orakel ini tidak dijumpai dalam naskah Ibrani, namun berasal dari LXX.

Kenyataan tersebut mungkin menjelaskan adanya sekelompok naskah Ibrani yang dipakai para penerjemah LXX yang telah menyalin ayat ini, tetapi kehilangan kuplet sebelumnya.

Kuplet ini merupakan peralihan di antara stanza damai dengan stanza perang.

Perikop Selanjutnya: Nubuat Bileam.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel