Ulangan 8: Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya

Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya​.

Setelah belajar perikop Janji Berkat dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 8 dengan judul perikop Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya).

Kita belajar perikop Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Bersyukur Kepada Allah Karena Kebaikan-Nya (Kitab Ulangan 8)


Deu 8:1 "Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.

Deu 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.

Deu 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Deu 8:4 Pakaianmu tidaklah menjadi buruk di tubuhmu dan kakimu tidaklah menjadi bengkak selama empat puluh tahun ini.

Deu 8:5 Maka haruslah engkau insaf, bahwa TUHAN, Allahmu, mengajari engkau seperti seseorang mengajari anaknya.

Deu 8:6 Oleh sebab itu haruslah engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan dengan takut akan Dia.

Deu 8:7 Sebab TUHAN, Allahmu, membawa engkau masuk ke dalam negeri yang baik, suatu negeri dengan sungai, mata air dan danau, yang keluar dari lembah-lembah dan gunung-gunung;

Deu 8:8 suatu negeri dengan gandum dan jelainya, dengan pohon anggur, pohon ara dan pohon delimanya; suatu negeri dengan pohon zaitun dan madunya;

Deu 8:9 suatu negeri, di mana engkau akan makan roti dengan tidak usah berhemat, di mana engkau tidak akan kekurangan apapun; suatu negeri, yang batunya mengandung besi dan dari gunungnya akan kaugali tembaga.

Deu 8:10 Dan engkau akan makan dan akan kenyang, maka engkau akan memuji TUHAN, Allahmu, karena negeri yang baik yang diberikan-Nya kepadamu itu.

Deu 8:11 Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini;

Deu 8:12 dan supaya, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya,

Deu 8:13 dan apabila lembu sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak,

Deu 8:14 jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan,

Deu 8:15 dan yang memimpin engkau melalui padang gurun yang besar dan dahsyat itu, dengan ular-ular yang ganas serta kalajengkingnya dan tanahnya yang gersang, yang tidak ada air. Dia yang membuat air keluar bagimu dari gunung batu yang keras,

Deu 8:16 dan yang di padang gurun memberi engkau makan manna, yang tidak dikenal oleh nenek moyangmu, supaya direndahkan-Nya hatimu dan dicobai-Nya engkau, hanya untuk berbuat baik kepadamu akhirnya.

Deu 8:17 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.

Deu 8:18 Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Deu 8:19 Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa;

Deu 8:20 seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu."

Perintah Agung (5:1-11:32).


Perintah yang agung dan yang utama dalam perjanjian, yaitu keharusan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, diungkapkan pada pasal 5-7 dan diperkuat oleh tuntutan dan sanksi ilahi pada pasal 8-11.

Sekalipun demikian, pembagian ini tidak kaku; alur nasihat terdapat di seluruh bagian.

Jika dianalisis dengan lebih rinci, bagian ini mengemukakan tema tentang perintah agung itu sebagai berikut:

~ Berbagai tuntutan Tuhan yang ada di atas Israel, yang dinyatakan sebagai sebuah prinsip (ps.6) dan sebuah program (ps. 7).

~ Sejumlah peringatan terhadap godaan untuk mandiri, entah dalam bentuk semangat untuk menganggap diri mampu mandiri (ps. 8) atau menganggap diri paling benar (9:1-10:11).

~ Panggilan untuk benar-benar setia (10:12-11:32).

Ketentuan-ketentuan: Hidup Menurut Perjanjian (5:1-26:19).

Ketika perjanjian-perjanjian tentang kekuasaan raja dibaharui, maka peraturan-peraturannya yang merupakan bagian yang panjang dan menentukan di dalam sebuah dokumen perjanjian, diulang kembali dengan sejumlah penyempurnaan, khususnya penyempurnaan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang berubah.

Oleh karena itu, Musa merangkum dan merumuskan ulang berbagai syarat yang dikemukakan di dalam Perjanjian Sinai.

Selanjutnya, sebagaimana peraturan-peraturan perjanjian biasanya diawali dengan tuntutan yang mendasar dan umum agar si raja yang kalah tunduk sepenuhnya kepada raja pemenang, dan sesudah itu baru dilanjutkan dengan peraturan yang lebih terinci.

Demikian pula Musa saat ini menghadapkan Israel dengan tuntutan primer, yakni mengkhususkan diri sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5-11), dan sesudah itu barulah dengan peraturan-peraturan tambahan tentang kehidupan sesuai perjanjian (ay. 12-26).

Hukum Tentang Manna (8:1-20).

Inti dari pasal ini terdapat pada ayat 17, yang melukiskan Israel yang sudah mapan di Kanaan kelak, sehingga berpuas diri.

Ingatan akan pemeliharaan Allah sepanjang empat puluh tahun di padang gurun (ay. 2 dst.), akan merupakan sarana untuk memperbaiki kesombongan semacam itu.

Ayat 1 merupakan rangkuman pendahuluan lain yang berisi panggilan dan sanksi perjanjian (Lih. juga 4:1; 5:1; 6:1).

2. Sejauh yang berkenaan dengan angkatan lama yang masih hidup, pengembaraan di padang gurun dimaksudkan sebagai masa percobaan - mencobai engkau - (ay. 2b; bdg. 13:3) dan pembinaan (ay. 3c).

Pengembaraan tersebut merupakan tindakan mendisiplin dari seorang ayah dan berguna untuk berkat yang akan mereka terima akhirnya (ay. 5; bdg. 16c).

3. Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna. Yang dimaksudkan dengan Allah merendahkan hati orang Israel (ay. 2) diilustrasikan dengan acuan kepada penyediaan segala kebutuhan mereka dengan cara yang luar biasa selama empat puluh tahun (ay. 3, 4; bdg. 29:5-6), khususnya melalui penyediaan manna (Lih. Kel. 16, khususnya ay. 4).

Tindakan perendahan hati dilaksanakan dengan pengasingan dan kemudian penyediaan hal yang tidak dikenal, yaitu roti adikodrati dari sorga, yang memaksa bangsa itu mengakui ketergantungan mereka kepada Allah (bdg. 8:16a).

Penafsiran modern yang naturalistis mengidentifikasikan manna dengan lelehan seperti madu, yang dikeluarkan oleh serangga bersisik yang dijumpai di dalam semak tamaris di wilayah Sinai.

Peranan menentukan apa pun yang dimainkan oleh lelehan tersebut, di dalam sifatnya sebagai bekal, roti surgawi itu jelas merupakan produk yang ajaib.

Lagi pula, sekadar perubahan makanan tertentu dengan makanan lainnya, tidak akan merendahkan hati Israel dan juga tidak akan mengajarkan kepada mereka kebenaran yang diajarkan oleh manna: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan."

Allah menuntun Israel ke dalam situasi di dalam mana Israel mau tidak mau harus tergantung kepada roti yang turun dari surga setiap hari, yaitu roti yang merupakan hasil ciptaan firman Allah hari lepas hari.

Hal ini merupakan sebuah sarana pengingat yang efektif, bahwa manusia tidak hidup sebagai makhluk ciptaan yang sanggup mencukupi keperluannya sendiri, juga bukan disokong oleh hasil bumi yang ada dan menghasilkan buah secara terlepas dari Allah.

Manusia pada hakikatnya senantiasa tergantung pada sabda ilahi yang telah menjadikan dirinya dan dunia lingkungan hidupnya itu.

Selanjutnya, Allah bermaksud mengajarkan kepada Israel, bahwa kehidupan manusia, berbeda dengan kehidupan hewan, tidak hanya terdiri atas unsur jasmaniah yang dapat dipuaskan dengan roti saja, entah itu dari bumi atau dari surga.

Karena itu, Dia menyediakan roti dari surga dengan cara sedemikian rupa untuk menuntut tanggapan moral religius terhadap sabda-Nya.

Tanggapan ini secara cocok difokuskan pada ketaatan untuk menghormati hari Sabat, tanda kesetiaan manusia terhadap perjanjian, dan juga pengingat bahwa Allah itulah Sang Khalik.

Manna dengan demikian mengajarkan kepada Israel, bahwa hanya jika manusia taat pada firman Tuhan yang berdaulat, yang merupakan sumber tertinggi kehidupan, barulah ia menemukan kehidupan sejati yang kekal (bdg. 30:20).

7a. Negeri yang baik. Ingatan akan pengalaman di padang gurun diperlukan di sini, sebab Allah sedang memimpin Israel memasuki sebuah negeri di mana hasil alam yang normal akan memungkinkan mereka memiliki taraf hidup yang dapat dikatakan mewah (ay. 7-10a).

9b. Batunya mengandung besi. Pada lapisan kedua dari batu tanah di Palestina terdapat persediaan tembaga dan besi, dan usaha-usaha pertambangan kuno telah ditemukan di tempat batu tanah tersebut muncul ke permukaan di Araba.

11. Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan. Sekalipun semua hasil bumi ini harus diterima dengan penuh rasa bersyukur sebagai pemberian Allah seperti halnya manna (ay. 10b), kemewahan dan kemudahan tersebut akan menumpulkan kesadaran bangsa Israel mengenai Allah (ay. 12-13).

14. Jangan engkau tinggi hati. Keangkuhan akan menekan ingatan akan saat-saat terhina dalam perbudakan, ancaman kalajengking dan kehausan, masa di mana untuk bebas dan untuk bertahan hidup diperlukan campur tangan ilahi melalui cara-cara yang belum pernah dikenal sampai sekarang (ay. 15-16).

Terhadap tindakan menyangkal Tuhan melalui keangkuhan itulah, mereka harus waspada.

Kebenaran yang harus mereka pelajari pada masa perut kosong juga merupakan kebenaran yang relevan pada masa mendatang ketika perut kenyang: bahwa sumber kehidupan manusia ialah firman Allah - Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan (ay. 17-18a).

Kebahagiaan Israel semata-mata merupakan wujud dari kesetiaan Allah kepada sumpah perjanjian-Nya (ay. 18b; bdg. Kej. 15). Pada saat yang sama Tuhan akan mendatangkan kutukan-kutukan yang ditimbulkan oleh para pelanggar perjanjian.

20. Kamupun akan binasa. Menyangkal pemilihan mereka sebagai milik khusus Tuhan, dan penyatuan diri dengan orang Kanaan yang dikutuk di dalam kefasikan penyembahan berhala mereka, akan mengakibatkan penyatuan Israel dengan penyembah berhala itu dalam kebinasaan mereka.

Perikop Selanjutnya: Orang Israel Diperingatkan Supaya Jangan Membanggakan Jasanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel