Ulangan 4:41-43: Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan

Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan​.

Setelah belajar perikop Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 4:41-43 dengan judul perikop Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan).

Kita belajar perikop Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan (Kitab Ulangan 4:41-43)


Deu 4:41 Lalu Musa mengkhususkan tiga kota di seberang sungai Yordan, di sebelah timur,

Deu 4:42 supaya orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tidak sengaja dan dengan tidak memusuhinya lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga ia, apabila melarikan diri ke salah satu kota itu, dapat tetap hidup.

Deu 4:43 Kota-kota itu adalah: Bezer di padang gurun, di daerah dataran tinggi, untuk orang Ruben; Ramot di Gilead untuk orang Gad dan Golan di Basan untuk orang Manasye.

Pendahuluan Historis: Sejarah Perjanjian (1:6-4:49).



Mukadimah suatu perjanjian internasional semacam ini senantiasa diikuti oleh sebuah ulasan sejarah mengenai hubungan antara raja pemenang dengan raja yang kalah.

Mukadimah berusaha menegakkan kebenaran historis bagi kesinambungan kekuasaan raja pemenang.

Berbagai keuntungan yang katanya diberikan kepada raja yang kalah disebutkan dengan tujuan menanamkan kesetiaan raja yang kalah melalui rasa berterima kasih yang melengkapi rasa takut yang diduga akan timbul dari identifikasi yang membangkitkan rasa hormat dalam mukadimah itu mengenai sang raja.

Ketika perjanjian dibaharui, maka pendahuluan historisnya disesuaikan.

Semua ciri formal ini terdapat dalam 1:6-4:49.

Pendahuluan historis dari Perjanjian Sinai mengacu kepada pelepasan dari Mesir (Kel. 20:2b).

Kitab Ulangan dimulai dengan suasana Perjanjian Sinai dan melanjutkan sejarah itu sampai ke pembaharuan perjanjian di Moab, dengan menekankan rangkaian kemenangan di Trans-Yordan.

Ketika kemudian hari Yosua kembali membaharui perjanjian dengan Israel ini, dia melanjutkan narasi itu dalam pendahuluan historisnya dengan mengemukakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa kepemimpinannya, yaitu penaklukan dan pendudukan Kanaan (Yos. 24:2-13).

Rangkuman Perjanjian (4:1-49).

Bagian pendahuluan historis ini diakhiri dengan nasihat.

Nasihat ini bersifat peralihan kepada bagian selanjutnya yang membahas sejumlah kewajiban dari hubungan perjanjian.

Panggilan untuk taat yang diutarakan di sini, secara singkat diulangi dalam paragraf-paragraf yang mengawali pembagian penting di dalam ketentuan-ketentuan yang dikemukakan (lih. 5:1; 6:1; 12:1).

Ulangan pasal 4 sangat menakjubkan, sebab hingga taraf tertentu, pasal ini berisi semua ciri yang merupakan pola dari perjanjian di antara raja pemenang dengan raja yang kalah zaman dulu.

Jadi, di dalam pasal tersebut terdapat:

(1) Identifikasi penulis perjanjian itu selaku pembicara (ay. 1, 2, 5, 10).

(2) Berbagai acuan kepada hubungan-hubungan historis masa lalu.

(3) Penyajian tuntutan pokok untuk mengabdi sepenuhnya kepada raja penakluk.

(4) Rujukan kepada sanksi-sanksi berupa berkat dan kutukan.

(5) Panggilan akan saksi-saksi (ay. 26).

(6) Kewajiban untuk meneruskan pengetahuan mengenai perjanjian itu kepada angkatan selanjutnya (ay. 9-10).

(7) Peringatan tentang soal dinasti (ay. 21-22).

Percampuran beberapa aspek utama dari penetapan perjanjian yang dijumpai di dalam pasal ini dan di bagian lainnya di dalam kitab ini menunjuk kepada pidato perpisahan Musa di dalam suasana bebas.

Kitab Ulangan bukan sebuah dokumen yang dipersiapkan secara cermat di dalam sebuah kantor pemerintah dengan ketaatan yang apatis terhadap bentuk hukum tertentu.

41-43. Sebagai bagian dari pendahuluan historis dari perjanjian Ulangan ini, peristiwa penting yang terjadi paling akhir di dalam pemerintahan yang penuh kemurahan oleh Allah atas Israel, disebutkan di sini.

Dalam ketaatan kepada pimpinan Allah (bdg. Bil. 35:1, 14), Musa menetapkan tiga kota perlindungan di wilayah Trans-Yordan milik Israel, masing-masing satu di wilayah selatan, pusat dan utara (bdg. 19:1-13).

Perikop Selanjutnya: Pendahuluan Pengajaran Musa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel