Ulangan 4:1-40: Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah

Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah​.

Setelah belajar perikop Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 4:1-40 dengan judul perikop Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah).

Kita belajar perikop Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah (Kitab Ulangan 4:1-40)


Deu 4:1 "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu.

Deu 4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.

Deu 4:3 Matamu sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab TUHAN, Allahmu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang yang mengikuti Baal-Peor,

Deu 4:4 sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari ini.

Deu 4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

Deu 4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

Deu 4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?

Deu 4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Deu 4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,

Deu 4:10 yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.

Deu 4:11 Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan.

Deu 4:12 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.

Deu 4:13 Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.

Deu 4:14 Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.

Deu 4:15 Hati-hatilah sekali--sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api--

Deu 4:16 supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun: yang berbentuk laki-laki atau perempuan;

Deu 4:17 yang berbentuk binatang yang di bumi, atau berbentuk burung bersayap yang terbang di udara,

Deu 4:18 atau berbentuk binatang yang merayap di muka bumi, atau berbentuk ikan yang ada di dalam air di bawah bumi;

Deu 4:19 dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekaliannya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka,

Deu 4:20 sedangkan TUHAN telah mengambil kamu dan membawa kamu keluar dari dapur peleburan besi, dari Mesir, untuk menjadi umat milik-Nya sendiri, seperti yang terjadi sekarang ini.

Deu 4:21 Tetapi TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang baik, yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu.

Deu 4:22 Sebab aku akan mati di negeri ini dan tidak akan menyeberangi sungai Yordan, tetapi kamu akan menyeberanginya dan menduduki negeri yang baik itu.

Deu 4:23 Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang oleh TUHAN, Allahmu, dilarang kauperbuat.

Deu 4:24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.

Deu 4:25 Apabila kamu beranak cucu dan kamu telah tua di negeri itu lalu kamu berlaku busuk dengan membuat patung yang menyerupai apapun juga, dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, sehingga kamu menimbulkan sakit hati-Nya,

Deu 4:26 maka aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini, bahwa pastilah kamu habis binasa dengan segera dari negeri ke mana kamu menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya; tidak akan lanjut umurmu di sana, tetapi pastilah kamu punah.

Deu 4:27 TUHAN akan menyerakkan kamu di antara bangsa-bangsa dan hanya dengan jumlah yang sedikit kamu akan tinggal di antara bangsa-bangsa, ke mana TUHAN akan menyingkirkan kamu.

Deu 4:28 Maka di sana kamu akan beribadah kepada allah, buatan tangan manusia, dari kayu dan batu, yang tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat makan dan tidak dapat mencium.

Deu 4:29 Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

Deu 4:30 Apabila engkau dalam keadaan terdesak dan segala hal ini menimpa engkau di kemudian hari, maka engkau akan kembali kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya.

Deu 4:31 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu.

Deu 4:32 Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu.

Deu 4:33 Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup?

Deu 4:34 Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu?

Deu 4:35 Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.

Deu 4:36 Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api.

Deu 4:37 Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar,

Deu 4:38 untuk menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini.

Deu 4:39 Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.

Deu 4:40 Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya."

Pendahuluan Historis: Sejarah Perjanjian (1:6-4:49).



Mukadimah suatu perjanjian internasional semacam ini senantiasa diikuti oleh sebuah ulasan sejarah mengenai hubungan antara raja pemenang dengan raja yang kalah.

Mukadimah berusaha menegakkan kebenaran historis bagi kesinambungan kekuasaan raja pemenang.

Berbagai keuntungan yang katanya diberikan kepada raja yang kalah disebutkan dengan tujuan menanamkan kesetiaan raja yang kalah melalui rasa berterima kasih yang melengkapi rasa takut yang diduga akan timbul dari identifikasi yang membangkitkan rasa hormat dalam mukadimah itu mengenai sang raja.

Ketika perjanjian dibaharui, maka pendahuluan historisnya disesuaikan.

Semua ciri formal ini terdapat dalam 1:6-4:49.

Pendahuluan historis dari Perjanjian Sinai mengacu kepada pelepasan dari Mesir (Kel. 20:2b).

Kitab Ulangan dimulai dengan suasana Perjanjian Sinai dan melanjutkan sejarah itu sampai ke pembaharuan perjanjian di Moab, dengan menekankan rangkaian kemenangan di Trans-Yordan.

Ketika kemudian hari Yosua kembali membaharui perjanjian dengan Israel ini, dia melanjutkan narasi itu dalam pendahuluan historisnya dengan mengemukakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa kepemimpinannya, yaitu penaklukan dan pendudukan Kanaan (Yos. 24:2-13).

Rangkuman Perjanjian (4:1-49).

Bagian pendahuluan historis ini diakhiri dengan nasihat.

Nasihat ini bersifat peralihan kepada bagian selanjutnya yang membahas sejumlah kewajiban dari hubungan perjanjian.

Panggilan untuk taat yang diutarakan di sini, secara singkat diulangi dalam paragraf-paragraf yang mengawali pembagian penting di dalam ketentuan-ketentuan yang dikemukakan (lih. 5:1; 6:1; 12:1).

Ulangan pasal 4 sangat menakjubkan, sebab hingga taraf tertentu, pasal ini berisi semua ciri yang merupakan pola dari perjanjian di antara raja pemenang dengan raja yang kalah zaman dulu.

Jadi, di dalam pasal tersebut terdapat:
(1) Identifikasi penulis perjanjian itu selaku pembicara (ay. 1, 2, 5, 10).
(2) Berbagai acuan kepada hubungan-hubungan historis masa lalu.
(3) Penyajian tuntutan pokok untuk mengabdi sepenuhnya kepada raja penakluk.
(4) Rujukan kepada sanksi-sanksi berupa berkat dan kutukan.
(5) Panggilan akan saksi-saksi (ay. 26).
(6) Kewajiban untuk meneruskan pengetahuan mengenai perjanjian itu kepada angkatan selanjutnya (ay. 9-10).
(7) Peringatan tentang soal dinasti (ay. 21-22).

Percampuran beberapa aspek utama dari penetapan perjanjian yang dijumpai di dalam pasal ini dan di bagian lainnya di dalam kitab ini menunjuk kepada pidato perpisahan Musa di dalam suasana bebas.

Kitab Ulangan bukan sebuah dokumen yang dipersiapkan secara cermat di dalam sebuah kantor pemerintah dengan ketaatan yang apatis terhadap bentuk hukum tertentu.

Ayat 1-8 mengemukakan suatu panggilan untuk bijaksana. Ketetapan-ketetapan yang diajarkan oleh Musa merupakan kehendak Allah (ay. 5).

2. Janganlah kamu menambahi ... dan ... menguranginya. Hukum-hukum Allah tidak boleh diubah atau dipersingkat melalui rumusan-rumusan hukum buatan manusia (bdg. 12:32; Why. 22:18 dst.).

Tugas manusia hanyalah memperhatikan, dan bagi orang Israel yang taat kepadanya dijanjikan kehidupan dan warisan kekayaan: supaya kamu hidup dan ... menduduki negeri yang diberikan kepadamu (ay. 1).

Kenyataan bahwa pada akhirnya kesalehan dan kemakmuran akan berpadu sudah dilukiskan sebelumnya di dalam sejarah teokrasi Israel, sebab pemerintahan tersebut melambangkan Kerajaan Allah yang sempurna.

Gambaran mengenai kenyataan ini ialah hukuman Allah yang baru saja dilaksanakan terhadap Israel akibat keterlibatannya dalam penyembahan berhala Baal-Peor (ay. 3; Bil. 25:1-9); sebab orang-orang yang tetap setia dalam pencobaan itu lolos dari maut ketika tulah kematian menimpa mereka (4:4).

Jadi dapat dipahami, bahwa ketaatan pada hukum Allah dianggap sebagai kebijaksanaan sejati.

7-8. Allah yang demikian dekat ... dan ... ketetapan dan peraturan demikian adil. Ketaatan adalah jalan untuk memperoleh segenap kebahagiaan dari berkat-berkat utama perjanjian dekatnya Allah dengan kuasa-Nya yang menyelamatkan, dan pengetahuan akan kebenaran sejati.

Terang yang dinyatakan di Israel memang menjadi terang bagi orang bukan Yahudi juga (ay. 6).

Di dalam penjelasan tentang cara perjanjian sebagai cara bijaksana ini telah diletakkan landasan dalam Taurat bagi Sastra Hikmat yang kemudian memperoleh tempat di dalam kanon kudus.

Dalam ayat 9-31, kebodohan dari penyembahan berhala dinyatakan.

Ketika Musa menghadapkan angkatan yang baru itu dengan tantangan untuk menegaskan kembali kesetiaan mereka sebagaimana telah dilakukan ayah-ayah mereka di Sinai, ia jelas ingat akan dosa para leluhur itu, yakni pembuatan anak lembu emas melalui mana bangsa tersebut mengkhianati perjanjian nyaris langsung sesudah perjanjian tersebut dimeteraikan (bdg. 9:7 dst.; Kel. 32).

Karena itu, dia menekankan larangan yang dikemukakan dalam perintah kedua ketika ia membedakan jalan hidup bijaksana dan kehidupan dengan jalan hidup kebodohan dan kehancuran (4:1-8).

10. Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku. Di Horeb, Allah menyatakan kepada Israel cara penyembahan yang benar.

Penyataan tersebut tercakup di dalam perjanjian yang pada mulanya disampaikan secara lisan dan kemudian dituliskan pada dua buah loh batu.

Pembuatan dokumen salinan, satu untuk raja pemenang dan satunya untuk raja yang dikalahkan merupakan prosedur yang sudah biasa di dalam perjanjian-perjanjian semacam ini.

Kenyataan bahwa isi dari loh-loh batu tersebut dinamakan "Kesepuluh Firman" dan juga "perjanjian" menunjuk kepada sifat dari perjanjian tersebut sebagai deklarasi tentang Ketuhanan Allah.

12. Lalu berfirmanlah Tuhan ... dari tengah-tengah api (lih. juga ay. 15). Cara penyembahan yang benar juga dinyatakan melalui wujud penampakan diri Allah (teofani).

Sebab sekalipun suara yang mengutarakan isi perjanjian itu terdengar, tidak ada bentuk tertentu dari Allah yang kelihatan selain api kemuliaan Allah yang memusnahkan.

Lambang-lambang dari penyataan diri Allah yang bisa dilihat, dengan demikian memperkuat larangan dari titah kedua.

Israel harus waspada terhadap penyembahan berhala, yakni menyembah hasil karya manusia - patung (ay. 16-18; bdg. 5:8) dan juga menyembah karya Allah: matahari, bulan dan bintang (ay. 19).

Menyembah hal-hal yang kelihatan dan makhluk hidup merupakan ciri khas dari bangsa-bangsa kafir yang telah ditinggalkan Allah di dalam kebodohan sesat mereka (ay. 19b; bdg. 29:26; Rm. 1:21 dst.).

20. Menjadi umat milik-Nya sendiri. Bagi Israel, menyimpang kepada penyembahan berhala berarti lebih memilih nasib kaum sesat ketimbang menjadi pilihan ilahi sebagai milik Allah sendiri yang telah ditebus (lih. juga 7:6; 14:2), sebuah kehormatan eksklusif yang menuntut suatu pengabdian dan ketaatan yang eksklusif pula.

23. Hati-hatilah. Sebagai nabi, Musa mengingatkan mereka, bahwa berlama-lama menikmati berkat-berkat Kanaan, berkat-berkat yang bahkan tidak bisa dinikmati olehnya (ay. 21-22a), akan menghasilkan kelalaian pada usia tua (ay. 25; bdg. ay. 9).

Karena itu, hendaknya orang Israel senantiasa ingat, bahwa Allah yang kepada-Nya mereka telah mengucapkan sumpah setia telah menampakkan diri sebagai api yang menghanguskan (ay. 24).

Jika Ia dibuat cemburu dengan penyembahan berhala, Dia akan memunculkan kutuk-kutuk perjanjian terhadap kebodohan semacam itu.

Dan adakah kutukan yang lebih mengerikan daripada ditinggalkannya orang-orang yang menolak pilihan ilahi demi kesia-siaan penyembahan berhala yang lebih mereka sukai dan demi komunitas orang-orang yang memiliki pikiran sesat dan nasib yang sama? (ay. 27-28; 28:64 dst.).

29-31. Engkau mencari Tuhan, Allahmu, dan menemukan-Nya. Sekalipun demikian, perjanjian Allah adalah perjanjian keselamatan, dan penggenapannya dijamin dengan sumpah Allah kepada para leluhur.

Oleh karena itu, sesudah kebodohan Israel dan hukuman atasnya, Allah akan menerima pertobatan, sehingga di balik kutukan berupa pengasingan terdapat berkat pemulihan (bdg. 30:1 dst.).

Ayat 32-40 mengemukakan tanda-tanda agama yang sejati. Identitas Tuhan sebagai satu-satunya Allah - tidak ada yang lain (ay. 35) - Pencipta tertinggi langit dan bumi, dibuktikan melalui penyataan diri-Nya yang menakjubkan dalam teofani dan mukjizat penebusan (ay. 35, 39; bdg. Kel. 10:2).

32. Cobalah tanyakan ... apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Tindakan-tindakan-Nya yang cemerlang di Horeb dan di Mesir merupakan tanda-tanda yang tidak ada tandingannya; tidak ada dewa manapun yang pernah memperkenalkan diri dengan cara itu.

Jika tujuan dari panggilan Israel ialah membawa bangsa itu kepada sikap takut karena hormat (ay. 36) dan pengenalan akan Tuhan sebagai Allah (ay. 35, 39), maka sumber dari panggilan itu terdapat didalam kasih karunia Allah yang diberikan dengan cuma-cuma (bdg. 9:5).

37-38. Karena Ia mengasihi nenek moyangmu. Musa menelusuri peristiwa pelepasan dari Mesir dan pemilikan perhentian yang dijanjikan (yang kesungguhannya sudah tampak dari penaklukan Trans-Yordan) kepada kasih Allah terhadap para leluhur, terutama, Abraham.

39. Tuhanlah Allah. Musa kemudian menunjuk kepada keseluruhan kemurahan yang ajaib pada masa lalu dan pengesahan pengharapan masa depan dalam perjanjian itu (ay. 40) sebagai alasan untuk menghadapi secara hati-hati berbagai klaim tentang keilahian eksklusif Tuhan.

Perikop Selanjutnya: Kota-kota Perlindungan di Seberang Sungai Yordan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel