Ulangan 3:23-29: Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan

Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan​.

Setelah belajar perikop Riwayat Penyerahan Daerah Sebelah Timur Sungai Yordan dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 3:23-29 dengan judul perikop Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan).

Kita belajar perikop Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Musa Tidak Diperkenankan Memasuki Tanah Kanaan (Kitab Ulangan 3:23-29)


Deu 3:23 "Juga pada waktu itu aku mohon kasih karunia dari pada TUHAN, demikian:

Deu 3:24 Ya, Tuhan ALLAH, Engkau telah mulai memperlihatkan kepada hamba-Mu ini kebesaran-Mu dan tangan-Mu yang kuat; sebab allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?

Deu 3:25 Biarlah aku menyeberang dan melihat negeri yang baik yang di seberang sungai Yordan, tanah pegunungan yang baik itu, dan gunung Libanon.

Deu 3:26 Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku.

Deu 3:27 Naiklah ke puncak gunung Pisga dan layangkanlah pandangmu ke barat, ke utara, ke selatan dan ke timur dan lihatlah baik-baik, sebab sungai Yordan ini tidak akan kauseberangi.

Deu 3:28 Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan dan teguhkanlah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan bangsa ini dan dialah yang akan memimpin mereka sampai mereka memiliki negeri yang akan kaulihat itu.

Deu 3:29 Demikianlah kita tinggal di lembah di tentangan Bet-Peor."

Pendahuluan Historis: Sejarah Perjanjian (1:6-4:49).



Mukadimah suatu perjanjian internasional semacam ini senantiasa diikuti oleh sebuah ulasan sejarah mengenai hubungan antara raja pemenang dengan raja yang kalah.

Mukadimah berusaha menegakkan kebenaran historis bagi kesinambungan kekuasaan raja pemenang.

Berbagai keuntungan yang katanya diberikan kepada raja yang kalah disebutkan dengan tujuan menanamkan kesetiaan raja yang kalah melalui rasa berterima kasih yang melengkapi rasa takut yang diduga akan timbul dari identifikasi yang membangkitkan rasa hormat dalam mukadimah itu mengenai sang raja.

Ketika perjanjian dibaharui, maka pendahuluan historisnya disesuaikan.

Semua ciri formal ini terdapat dalam 1:6-4:49.

Pendahuluan historis dari Perjanjian Sinai mengacu kepada pelepasan dari Mesir (Kel. 20:2b).

Kitab Ulangan dimulai dengan suasana Perjanjian Sinai dan melanjutkan sejarah itu sampai ke pembaharuan perjanjian di Moab, dengan menekankan rangkaian kemenangan di Trans-Yordan.

Ketika kemudian hari Yosua kembali membaharui perjanjian dengan Israel ini, dia melanjutkan narasi itu dalam pendahuluan historisnya dengan mengemukakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa kepemimpinannya, yaitu penaklukan dan pendudukan Kanaan (Yos. 24:2-13).

Menaklukkan Trans-Yordan (2:24-3:29).

Di seberang Sungai Arnon (2:24), di perbatasan utara Moab, Israel akan berhadapan dengan orang Amori.

Sihon, raja Amori, memerintah wilayah dari Sungai Arnon hingga ke Yabok (2:36; bdg. Bil. 21:24), dengan ibu kota Hesybon (2:26), dan Og, raja Amori yang lain (bdg. 3:8), memerintah dari Yabok melampaui Gilead utara dan Basyan hingga ke Gunung Hermon (3:4, 8-10; bdg. 3:13; Yos. 12:5).

Orang Amori tidak memperoleh perlindungan ilahi sebagaimana orang Edom, Moab dan Amon.

Kenyataan bahwa Sihon diajak damai (2:26), menunjukkan bahwa wilayahnya di Trans-Yordan (yang sebelumnya merupakan wilayah orang Moab dan orang Amon; bdg. Yos. 13:25; 21:26; Hak. 11:13) bukan merupakan bagian dari negeri yang dijanjikan kepada Israel (bdg. 20:10).

Namun rakyatnya, sebagai orang Kanaan, terkena juga prinsip hèrem (lih. tafsiran 7:1-5; bdg. 2:33-35; 3:6; 7:2, 16; 20:14-17).

Saat itu memang bangsa Amori sudah matang untuk dihukum, saat mana sudah diatur, sehingga bertepatan dengan penaklukan Kanaan oleh Israel (bdg. Kej. 15:16).

Dengan penyebaran orang Amori ini di seberang Yordan, terdapat perluasan wilayah Israel juga melalui penaklukan.

Oleh karena itu, ada sebuah perintah baru oleh Tuhan kepada Israel di Arnon: mulailah menduduki negerinya dan seranglah Sihon (ay. 24), dan juga sebuah janji baru: Pada waktu itu Aku mulai mendatangkan ke atas bangsa-bangsa di seluruh kolong langit keseganan dan ketakutan terhadap kamu (ay. 25).

Proses jatuhnya Sihon banyak persamaannya dengan kejatuhan Firaun Amenofis II pada saat Eksodus.

Keduanya didekati dengan permohonan untuk menguntungkan orang Israel (ay. 26-29) yang ditolak oleh kedua raja itu, sebab Tuhan, Allahmu, membuat ia keras kepala dan tegar hati (ay. 30).

Keduanya melawan Israel (ay. 32) dan menderita kekalahan karena Tuhan berperang untuk umat-Nya (ay. 31, 33 dst.).

(Tentang 2:29 lih. tafsiran 2:2-8).

Aliran sebelah atas dari Sungai Yabok di bagian timur bergerak ke utara dan ke selatan, sehingga memisahkan kerajaan Sihon dari wilayah orang Anion (2:37).

36. Tuhan, Allah kita, menyerahkan semuanya kepada kita. Di dalam kemenangan ini, yaitu awal pengusiran orang Amori, tampak kekuatan yang tidak terbendung dan kewenangan mutlak dari kekuasaan Tuhan yang diberlakukan atas Israel dan demi kepentingan Israel.

Kisah sesungguhnya dari kejatuhan Sihon, lihat Bilangan 21:21 dan seterusnya. Untuk penaklukan Og, lihat Bilangan 21:33 dan seterusnya.

3:2. Aku menyerahkan dia ke dalam tanganmu. Penyerbuan terhadap Og juga dilaksanakan atas perintah Allah yang disertai dengan janji akan kemenangan (bdg. 2:24, 25); dan kemenangan itu kembali merupakan anugerah dari Tuhan (3:3).

5. Semuanya itu adalah kota berkubu. Keperkasaan dari kubu pertahanan musuh tidak boleh membuat pasukan Tuhan ketakutan, demikian pula kebesaran dari rajanya (ay. 11; bdg. 2:11, 20).

Ulangan 3:8-11 merangkum hasil kemenangan Israel di Yahas (2:32) dan Edrei (3:1).

21-29. Terkecuali upacara pembaharuan perjanjian itu sendiri, penaklukan dan pembagian tanah di luar Yordan ke timur mengakhiri tugas Musa.

24. Engkau telah mulai memperlihatkan ... tangan-Mu yang kuat. Melalui semua keberhasilan di dalam penaklukan tersebut, hamba Allah itu telah menyaksikan kesungguhan dari masuknya Israel ke negeri yang dijanjikan.

Namun, sekalipun dia sangat ingin melihat penggenapan dari janji-janji Allah di Kanaan - biarlah aku menyeberang (ay. 25) - dia tetap tidak diizinkan untuk menyeberangi Sungai Yordan dan hanya diizinkan melihat dari seberang saja (ay. 27; bdg. Bil. 27:12 dst.; Ul. 34:1 dst.).

Tentang 3:26 lihat tafsiran 1:37; 4:21-22.

Karena itu, tugas terakhir Musa ialah menugaskan bangsa itu untuk menaklukkan Kanaan di dalam nama Tuhan (ay. 22), serta menugaskan Yosua untuk memimpin mereka dalam penaklukan tersebut (ay. 21, 28; bdg. Bil. 27:18-23; Ul. 1:38; 31:7, 8, 14, 23).

Penyebutan Bet-Peor (3:29; bdg. 4:46) dalam identifikasi tempat dari berbagai tindakan terakhir Musa ini (Ul. 3:29; bdg. 4:46), mengingatkan pada peristiwa-peristiwa lain yang terjadi selama Israel berkemah di sana (bdg. Bil. 22-25).

Perikop Selanjutnya: Musa Menasihati Bangsa Itu Memelihara Hukum Allah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel