Ulangan 1:19-33: Riwayat Kedua Belas Pengintai

Riwayat Kedua Belas Pengintai​.

Setelah belajar perikop Riwayat Pengangkatan Hakim-hakim dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Riwayat Kedua Belas Pengintai.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 1:19-33 dengan judul perikop Riwayat Kedua Belas Pengintai).

Kita belajar perikop Riwayat Kedua Belas Pengintai ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Riwayat Kedua Belas Pengintai (Kitab Ulangan 1:19-33)


Deu 1:19 "Kemudian kita berangkat dari Horeb dan berjalan melalui segenap padang gurun yang besar dan dahsyat yang telah kamu lihat itu, ke arah pegunungan orang Amori, seperti yang diperintahkan kepada kita oleh TUHAN, Allah kita; lalu kita sampai ke Kadesh-Barnea.

Deu 1:20 Ketika itu aku berkata kepadamu: Kamu sudah sampai ke pegunungan orang Amori, yang diberikan kepada kita oleh TUHAN, Allah kita.

Deu 1:21 Ketahuilah, TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan negeri itu kepadamu. Majulah, dudukilah, seperti yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Janganlah takut dan janganlah patah hati.

Deu 1:22 Lalu kamu sekalian mendekati aku dan berkata: Marilah kita menyuruh beberapa orang mendahului kita untuk menyelidiki negeri itu bagi kita dan membawa kabar kepada kita tentang jalan yang akan kita lalui, dan tentang kota-kota yang akan kita datangi.

Deu 1:23 Hal itu kupandang baik. Jadi aku memilih dari padamu dua belas orang, dari tiap-tiap suku seorang.

Deu 1:24 Mereka pergi dan berjalan ke arah pegunungan, lalu sampai ke lembah Eskol, kemudian menyelidiki negeri itu.

Deu 1:25 Maka mereka mengambil buah-buahan negeri itu dan membawanya kepada kita. Pula mereka membawa kabar kepada kita, demikian: Negeri yang diberikan TUHAN, Allah kita, kepada kita itu baik.

Deu 1:26 Tetapi kamu tidak mau berjalan ke sana, kamu menentang titah TUHAN, Allahmu.

Deu 1:27 Kamu menggerutu di dalam kemahmu serta berkata: Karena TUHAN membenci kita, maka Ia membawa kita keluar dari tanah Mesir untuk menyerahkan kita ke dalam tangan orang Amori, supaya dimusnahkan.

Deu 1:28 Ke manakah pula kita maju? Saudara-saudara kita telah membuat hati kita tawar dengan mengatakan: Orang-orang itu lebih besar dan lebih tinggi dari pada kita, kota-kota di sana besar dan kubu-kubunya sampai ke langit, lagipula kami melihat orang-orang Enak di sana.

Deu 1:29 Ketika itu aku berkata kepadamu: Janganlah gemetar, janganlah takut kepada mereka;

Deu 1:30 TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu,

Deu 1:31 dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini.

Deu 1:32 Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu,

Deu 1:33 yang berjalan di depanmu di perjalanan untuk mencari tempat bagimu, di mana kamu dapat berkemah: dengan api pada waktu malam dan dengan awan pada waktu siang, untuk memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kamu tempuh."


Pendahuluan Historis: Sejarah Perjanjian (1:6-4:49).



Mukadimah suatu perjanjian internasional semacam ini senantiasa diikuti oleh sebuah ulasan sejarah mengenai hubungan antara raja pemenang dengan raja yang kalah.

Mukadimah berusaha menegakkan kebenaran historis bagi kesinambungan kekuasaan raja pemenang.

Berbagai keuntungan yang katanya diberikan kepada raja yang kalah disebutkan dengan tujuan menanamkan kesetiaan raja yang kalah melalui rasa berterima kasih yang melengkapi rasa takut yang diduga akan timbul dari identifikasi yang membangkitkan rasa hormat dalam mukadimah itu mengenai sang raja.

Ketika perjanjian dibaharui, maka pendahuluan historisnya disesuaikan.

Semua ciri formal ini terdapat dalam 1:6-4:49.

Pendahuluan historis dari Perjanjian Sinai mengacu kepada pelepasan dari Mesir (Kel. 20:2b).

Kitab Ulangan dimulai dengan suasana Perjanjian Sinai dan melanjutkan sejarah itu sampai ke pembaharuan perjanjian di Moab, dengan menekankan rangkaian kemenangan di Trans-Yordan.

Ketika kemudian hari Yosua kembali membaharui perjanjian dengan Israel ini, dia melanjutkan narasi itu dalam pendahuluan historisnya dengan mengemukakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa kepemimpinannya, yaitu penaklukan dan pendudukan Kanaan (Yos. 24:2-13).

19-40. Bertentangan dengan kesetiaan Tuhan kepada perjanjian (bdg. 6-18) itu terdapat ketidaksetiaan dan ketidaktaatan Israel.

Kenyataan bahwa Tuhan berkenan membaharui perjanjian-Nya dengan orang-orang yang dahulu memberontak terhadap-Nya lebih jauh memperbesar kasih karunia dan kebaikan-Nya (bdg. tafsiran-tafsiran pendahuluan atas bagian II, Pendahuluan Historis).

Dosa khusus bangsa Israel yang teringat pada malam mereka menaklukkan Kanaan ialah penolakan mereka untuk maju memasuki Kanaan ketika pertama kali diperintahkan untuk melakukannya dahulu, sekitar tiga puluh delapan tahun sebelumnya. Kisah tersebut dapat dibaca di Bilangan 13-14.

Ketika itu Israel mendekati Kanaan dari selatan (1:19), Musa dengan jelas mengatakan, bahwa Kanaan tinggal mereka duduki saja (ay. 20-21; bdg. 7:8; Kej. 15:16), namun ketika Tuhan memerintahkan hal itu (bdg. Bil. 13:1. dst.), Dia menyetujui strategi Israel untuk mengintai dahulu sebelum maju menyerbu (1:22-25).

26-27a. Kamu menentang ... Kamu menggerutu. Tanggapan Israel atas laporan para pengintai itu ialah ketakutan tanpa iman dan penolakan untuk melangkah maju.

27b. Ia membawa kita keluar ... supaya dimusnahkan. Kesesatan Israel mencapai titik ekstrem dengan menafsirkan pemilihan mereka sebagai ungkapan kebencian Allah terhadap mereka; menurut mereka Allah melepaskan mereka dari Mesir hanya agar bisa dibantai orang Kanaan.

29-33. Mereka tidak bisa dibujuk lagi oleh segenap himbauan dan jaminan Musa tentang pertolongan yang bersifat kebapakan dan adikodrati dari Allah sebagaimana telah mereka alami di Mesir dan di padang gurun - kamu tidak percaya (ay. 32) - untuk tidak memberontak terhadap rencana perjanjian Tuhan.

Perikop Selanjutnya: Riwayat Hukuman Atas Israel.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel