Hakim-hakim 9:1-49: Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem

Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem.

Setelah belajar perikop Perbuatan Gideon Selanjutnya dan Akhir Hidupnya dari kitab Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 9:1-49 dengan judul perikop Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem).

Kita belajar perikop Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Abimelekh Menjadi Raja di Sikhem (Kitab Hakim-hakim 9:1-49)


Jdg 9:1 Adapun Abimelekh bin Yerubaal pergi ke Sikhem kepada saudara-saudara ibunya dan berkata kepada mereka dan kepada seluruh kaum dari pihak keluarga ibunya:

Jdg 9:2 "Tolong katakan kepada seluruh warga kota Sikhem: Manakah yang lebih baik bagimu: tujuh puluh orang memerintah kamu, yaitu semua anak Yerubaal, atau satu orang? Dan ingat juga, bahwa aku darah dagingmu."

Jdg 9:3 Lalu saudara-saudara ibunya mengatakan hal ihwalnya kepada seluruh warga kota Sikhem, maka condonglah hati orang-orang itu untuk mengikuti Abimelekh, sebab kata mereka: "Memang ia saudara kita."

Jdg 9:4 Sesudah itu mereka memberikan kepadanya tujuh puluh uang perak dari kuil Baal-Berit, lalu Abimelekh memberi perak itu sebagai upah kepada petualang-petualang dan orang-orang nekat supaya mengikuti dia.

Jdg 9:5 Ia pergi ke rumah ayahnya di Ofra, lalu membunuh saudara-saudaranya, anak-anak Yerubaal, tujuh puluh orang, di atas satu batu. Tetapi Yotam, anak bungsu Yerubaal tinggal hidup, karena ia menyembunyikan diri.

Jdg 9:6 Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.

Jdg 9:7 Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga.

Jdg 9:8 Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!

Jdg 9:9 Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

Jdg 9:10 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami!

Jdg 9:11 Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

Jdg 9:12 Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami!

Jdg 9:13 Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?

Jdg 9:14 Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!

Jdg 9:15 Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.

Jdg 9:16 Maka sekarang, jika kamu berlaku setia dan tulus ikhlas dengan membuat Abimelekh menjadi raja, dan jika kamu berbuat yang baik kepada Yerubaal dan kepada keturunannya dan jika kamu membalaskan kepadanya seimbang dengan jasanya--

Jdg 9:17 bukankah ayahku telah berperang membela kamu dan menyabung nyawanya, dan telah melepaskan kamu dari tangan orang Midian,

Jdg 9:18 padahal kamu sekarang memberontak terhadap keturunan ayahku dan membunuh anak-anaknya, tujuh puluh orang banyaknya, di atas satu batu, serta membuat Abimelekh anak seorang budaknya perempuan menjadi raja atas warga kota Sikhem, karena ia saudaramu--

Jdg 9:19 jadi jika kamu pada hari ini berlaku setia dan tulus ikhlas kepada Yerubaal dan keturunannya, maka silakanlah kamu bersukacita atas Abimelekh dan silakanlah ia bersukacita atas kamu.

Jdg 9:20 Tetapi jika tidak demikian, maka biarlah api keluar dari pada Abimelekh dan memakan habis warga kota Sikhem dan juga Bet-Milo, dan biarlah api keluar dari pada warga kota Sikhem dan juga dari Bet-Milo dan memakan habis Abimelekh."

Jdg 9:21 Kemudian larilah Yotam; ia melarikan diri ke Beer, dan tinggal di sana karena takut kepada Abimelekh, saudaranya itu.

Jdg 9:22 Setelah tiga tahun lamanya Abimelekh memerintah atas orang Israel,

Jdg 9:23 maka Allah membangkitkan semangat jahat di antara Abimelekh dan warga kota Sikhem, sehingga warga kota Sikhem itu menjadi tidak setia kepada Abimelekh,

Jdg 9:24 supaya kekerasan terhadap ketujuh puluh anak Yerubaal dibalaskan dan darah mereka ditimpakan kepada Abimelekh, saudara mereka yang telah membunuh mereka dan kepada warga kota Sikhem yang membantu dia membunuh saudara-saudaranya itu.

Jdg 9:25 Sebab warga kota Sikhem itu menempatkan orang untuk menghadang dia di puncak gunung dan merampas setiap orang yang melewati mereka melalui jalan itu. Hal itu dikabarkan kepada Abimelekh.

Jdg 9:26 Sementara itu Gaal bin Ebed beserta saudara-saudaranya telah datang dan pindah ke kota Sikhem. Warga kota Sikhem percaya kepadanya,

Jdg 9:27 jadi pergilah mereka ke ladang; mereka mengumpulkan hasil kebun anggur mereka, dan mengirik memerasnya, lalu mengadakan perayaan. Mereka masuk ke kuil allah mereka dan makan minum sambil mengutuki Abimelekh.

Jdg 9:28 Berkatalah Gaal bin Ebed: "Siapa itu Abimelekh dan siapa kita orang Sikhem, maka kita menjadi hambanya? Bukankah anak Yerubaal dan Zebul, wakilnya, menjadi hamba orang-orang Hemor, ayah Sikhem, jadi mengapakah kita menjadi hambanya?

Jdg 9:29 Sekiranya orang-orang kota ini ada di dalam tanganku, maka tentulah aku mengenyahkan Abimelekh." Lalu berkatalah ia ke arah Abimelekh: "Perkuatlah tentaramu dan majulah!"

Jdg 9:30 Ketika Zebul, penguasa kota itu mendengar perkataan Gaal bin Ebed, bangkitlah amarahnya.

Jdg 9:31 Ia mengirim utusan kepada Abimelekh di Aruma dengan pesan: "Gaal bin Ebed dan saudara-saudaranya telah datang ke Sikhem dan ketahuilah mereka menghasut kota itu melawan engkau.

Jdg 9:32 Oleh sebab itu, berangkatlah pada waktu malam, engkau dan rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu, dan adakanlah penghadangan di padang.

Jdg 9:33 Esoknya pagi-pagi, pada waktu matahari terbit, haruslah engkau menyerbu kota itu. Dan jika ia dan orang-orangnya keluar melawan engkau, maka engkau dapat berbuat kepadanya sesuai dengan keadaan yang kaudapati."

Jdg 9:34 Sebab itu berangkatlah Abimelekh pada waktu malam beserta segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka mengadakan penghadangan dalam empat pasukan untuk melawan Sikhem.

Jdg 9:35 Ketika Gaal bin Ebed pergi ke luar dan berdiri di depan pintu gerbang kota itu, Abimelekh kebetulan bangun dari tempat penghadangannya beserta rakyat yang bersama-sama dengan dia.

Jdg 9:36 Ketika Gaal melihat rakyat itu, berkatalah ia kepada Zebul: "Lihat, ada orang banyak turun dari puncak gunung." Jawab Zebul kepadanya: "Itu bayang-bayang gunung, yang kausangka manusia."

Jdg 9:37 Kata Gaal sekali lagi: "Lihat, ada orang banyak turun dari gunung Pusat Tanah dan satu kelompok datang dari jalan Pohon Tarbantin Peramal."

Jdg 9:38 Jawab Zebul kepadanya: "Di manakah mulutmu itu yang mengatakan: Siapa itu Abimelekh, maka kita menjadi hambanya? Bukankah ini orang-orang yang telah kauhina itu? Majulah sekarang untuk memerangi mereka."

Jdg 9:39 Maka majulah Gaal dengan dipandangi oleh warga kota Sikhem, lalu berperang melawan Abimelekh.

Jdg 9:40 Tetapi Abimelekh mengejar dia, dan ia melarikan diri dari depannya, dan banyaklah orang tewas sampai di depan pintu gerbang.

Jdg 9:41 Adapun Abimelekh tinggal di Aruma, tetapi Zebul mengusir Gaal dan saudara-saudaranya, sehingga mereka ini tidak dapat tinggal di Sikhem.

Jdg 9:42 Keesokan harinya orang-orang kota itu pergi ke ladang. Setelah hal ini dikabarkan kepada Abimelekh,

Jdg 9:43 dibawanyalah rakyatnya, dibaginya dalam tiga pasukan, lalu mereka mengadakan penghadangan di padang. Ketika dilihatnya, bahwa orang-orang kota itu keluar dari dalam kota, bangunlah ia menyerang mereka serta menewaskan mereka.

Jdg 9:44 Abimelekh dan pasukan yang bersama-sama dengan dia menyerbu dan menduduki pintu gerbang kota, sedang kedua pasukan lain itu menyerbu dan menewaskan semua orang yang ada di padang.

Jdg 9:45 Sehari-harian itu Abimelekh berperang melawan kota itu; ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang di dalamnya; kemudian dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan garam.

Jdg 9:46 Mendengar itu masuklah seluruh warga kota Menara-Sikhem ke dalam liang di bawah kuil El-Berit.

Jdg 9:47 Dikabarkanlah kepada Abimelekh, bahwa seluruh warga kota Menara-Sikhem telah berhimpun di sana.

Jdg 9:48 Lalu Abimelekh dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia naik ke gunung Zalmon. Abimelekh mengambil kapak, lalu memotong dahan-dahan kayu, mengangkatnya dan meletakkannya ke atas bahunya sambil berkata kepada rakyatnya yang bersama-sama dengan dia: "Turutilah dengan segera perbuatanku yang kamu lihat ini."

Jdg 9:49 Kemudian rakyat itu juga masing-masing memotong dahan-dahan, lalu mengikuti Abimelekh, meletakkan dahan-dahan itu di atas liang dan membakar liang itu di atas kepala orang-orang itu. Demikianlah semua penduduk kota Menara-Sikhem juga mati, kira-kira seribu orang laki-laki dan perempuan.

Para Penindas dan Pelepas Israel (3:7-16:31).

Sesudah pendahuluan umum, yang melukiskan kehidupan sepanjang masa para Hakim, kepada kita disajikan serangkaian episode khusus.

Setiap episode, mengisahkan kemurtadan Israel dengan penghajaran oleh Allah sebagai akibatnya.

1. Ke Sikhem kepada saudara-saudara ibunya. Sebagai putra dari seorang gundik, Abimelekh dipandang sebagai bagian dari keluarga ibunya.

Di antara orang Arab mula-mula, seorang gundik atau istri simpanan, harus tinggal dengan kelompok sukunya sendiri, dan dikunjungi oleh `suaminya' secara berkala.

Anak-anak yang dilahirkan, menjadi milik dari kelompok suku sang istri.

Itulah sebabnya, Abimelekh, putra dari seorang gundik, memiliki hubungan yang akrab dengan keluarga ibunya.

Dia berusaha memperoleh dukungan mereka bagi usahanya untuk naik takhta.

2. Aku darah dagingmu. Abimelekh secara tersirat mengatakan, bahwa semua putra Gideon itu berambisi untuk memimpin.

Pertikaian di antara mereka, pasti berakibat buruk bagi orang-orang yang tunduk pada mereka.

Jadi menurut Abimelekh, tindakan yang terbaik adalah membunuh mereka semua, sehingga dirinya sendiri bisa menduduki kursi pimpinan.

Karena ibunya berasal dari Sikhem, dia dapat menyatakan, bahwa dia memiliki hubungan darah dengan orang Sikhem.

Jadi, dia mengacu kepada kebanggaan lokal, dengan anjuran agar ia dipilih sebagai raja.

3. Ia saudara kita. Penduduk Sikhem berhasil diyakinkan, bahwa kesetiaan mereka harus diarahkan kepada Abimelekh.

4. Uang perak dari kuil. Pada zaman dahulu, kuil sering kali merupakan tempat yang tersedia harta yang besar.

Orang sering mempersembahkan hal-hal yang berharga pada kuil, dan dana masyarakat sering kali disimpan di kuil.

Tujuh puluh uang perak yang diserahkan kepada Abimelekh, bukan merupakan jumlah yang besar, namun merupakan bukti nyata, bahwa mereka mendukung rencana Abimelekh tersebut.

Upah kepada petualang-petualang. Abimelekh mendirikan sebuah kelompok yang terdiri atas perusuh-perusuh, yang bersedia untuk melakukan segala sesuatu demi sedikit uang perak.

5. Membunuh saudara-saudaranya. Hanya Yotam, putra bungsu Gideon yang berhasil lolos dari pembantaian itu.

Kenyataan bahwa mereka dibantai di atas satu batu, menunjukkan persamaan dengan hewan kurban yang dipersembahkan di atas mezbah.

Saudara-saudaranya itu tidak terbunuh dalam pertempuran, tetapi dieksekusi secara formal.

6. Bet-Milo mungkin adalah nama sebuah benteng di Sikhem.

Dekat pohon tarbantin. Sangat cocok bahwa Abimelekh dinyatakan sebagai raja di tempat yang memiliki kenangan religius.

Penobatan tersebut terjadi dekat pohon tarbantin.

Yakub telah menguburkan berhala-berhala keluarganya di Sikhem (Kej. 35:4), dan di situ pula Yosua telah mendirikan sebuah monumen sebagai saksi perjanjian di antara Allah dengan Israel (Yos. 24:26).

7. Ke Gunung Gerizim dan berdiri di atasnya. Di Gunung Gerizim itu terdapat sebuah batu karang berbentuk segi tiga, yang membentuk sebuah mimbar alamiah yang mengarah ke Sikhem.

Suara dari orang yang berseru di atas mimbar alamiah tersebut, dapat didengar sampai Gunung Ebal di seberang Lembah.

Yotam, satu-satunya anak Gideon yang berhasil lolos, memanfaatkan mimbar alamiah tersebut untuk berbicara kepada penduduk Sikhem.

8. Pohon-pohon pergi mengurapi. Yotam memilih untuk mengarahkan penduduk Sikhem dengan memakai perumpamaan.

Dia berusaha menunjukkan, bahwa hanya orang yang hina, yang ingin menguasai orang lain.

Orang yang memiliki pekerjaan yang berguna, terlalu sibuk untuk berusaha menjadi raja.

9. Jawab pohon zaitun itu. Belukar pohon zaitun terdapat di sekitar Sikhem.

Minyak zaitun dipakai untuk salep pada kulit, dan juga untuk berbagai upacara ketika raja, atau imam ditahbiskan.

Minyak zaitun juga dapat dibakar untuk penerangan, dan dipakai sebagai pelengkap makanan, sama dengan mentega.

Pohon zaitun tidak bisa dibujuk untuk meninggalkan tugas pentingnya itu lalu menjadi raja.

11. Jawab pohon ara itu. Pohon ara menghasilkan buah yang paling umum di Palestina.

Buah ara bukan merupakan buah yang mewah seperti halnya di berbagai tempat di dunia ini, tetapi merupakan salah satu makanan pokok negeri itu.

13. Yang menyukakan hati Allah dan manusia. Elohim dapat diterjemahkan menjadi Allah atau dewa-dewa.

Dalam konteks ini, Yotam rupanya mengacu kepada penyembahan terhadap dewa-dewa ketika mana anggur dituang di atas hewan yang dikurbankan, atau di tanah di sekitar mezbah.

Anggur dihargai sangat tinggi di Israel seperti halnya di wilayah Mediterania pada umumnya.

Pohon anggur tidak memiliki fungsi yang lebih luhur daripada menghasilkan buah anggur.

15. Datanglah berlindung di bawah naunganku. Sebagai alternatif terakhir, pohon-pohon itu menghampiri semak duri yang dapat dilihat menggantung pada batu-batu yang ada di sekitar Sikhem.

Dengan ironis, semak duri mengatakan: "Datanglah berlindung di bawah naunganku", hal yang jelas tidak masuk akal.

Dengan merasa dirinya penting, semak duri mengancam untuk memakan habis pohon-pohon aras yang di Gunung Libanon, jika pohon-pohon yang lain tidak memberikan kehormatan yang (menurutnya) layak diterima olehnya.

Duri yang kering, sering kali merupakan awal dari munculnya api yang merusak semuanya.

Moore di dalam ICC mencatat: "Orang-orang yang menjadikan duri itu raja atas diri mereka berarti menempatkan diri dalam dilema berikut: jika mereka setia kepadanya maka mereka akan menikmati perlindungannya, hal yang jelas tidak mungkin; jika mereka tidak setia kepadanya, dia dapat menjadi kehancuran mereka."

16-20. Biarlah api keluar dari. Yotam membuat sebuah penerapan yang jitu sekali dari perumpamaan yang diutarakannya itu.

Penduduk Sikhem, mungkin menganggap bahwa mereka telah melakukan tindakan yang benar, dengan melupakan segala sesuatu yang telah dilakukan Gideon untuk mereka, dan mendukung pembantai anak-anaknya.

Jika memang demikian, kata Yotam: "Silakan bersukacita dengan raja semak duri itu" (Moore).

Akan tetapi, Yotam mengingatkan, tidak akan demikian keadaannya.

Raja semak duri ini bukan hanya akan ternyata merusak orang-orang Sikhem itu, tetapi orang-orang itu sebaliknya juga akan memakan habis Abimelekh.

21. Melarikan diri ke Beer. Yotam berhasil lolos dan tidak dapat dijangkau Abimelekh.

Beer artinya sumur, dan di Palestina ada banyak tempat yang memakai nama itu.

Sejumlah penafsir menyebutkan Ber-syeba sebagai tempat pelarian tersebut.

El-Bireh yang letaknya di antara Sikhem dan Yerusalem, merupakan kemungkinan lainnya.

23. Allah membangkitkan semangat jahat. Ketika Abimelekh sudah memerintah selama tiga tahun, di antara dirinya dan penduduk Sikhem berkembang sikap permusuhan yang satu sama lain.

Alkitab sering kali menyebutkan peristiwa-peristiwa semacam itu sebagai hasil kerja Allah (bdg. I Sam. 16:14, I Raj. 22:21).

Prinsip hukuman ilahi tampak di sepanjang kitab ini.

Di sini dikisahkan, bahwa Abimelekh menjadi korban pengkhianatan, sebagaimana dia juga telah bertindak khianat dengan membunuh saudara-saudara tirinya.

25. Menempatkan orang untuk menghadang. Penghadangan yang dipersiapkan penduduk Sikhem itu akan berhasil merampas upeti, dan pajak lain yang selama itu dikenakan oleh Abimelekh pada kafilah-kafilah yang memanfaatkan jalur-jalur perdagangan utama yang melewati Sikhem.

28. Gaal bin Ebed. Di dalam perayaan atas keberhasilan itu, Gaal memimpin penduduk Sikhem untuk mengutuk Abimelekh, dan menghasut pemberontakan terhadap kepemimpinannya.

Gaal berbicara sebagai orang Kanaan, dan bukan orang Israel, dengan mengajak orang-orang untuk menjadi hamba orang-orang Hemor ayah Sikhem (bdg. Kej. 33:19).

Dengan demikian, Gaal menghasut penduduk itu untuk menolak kepemimpinan Israel "modern" dari keluarga Gideon, dan mengangkat kembali kedudukan para bangsawan Sikhem.

31. Mereka menghasut. Zebul memperingatkan Abimelekh akan rencana para pemberontak tersebut.

Abimelekh tampaknya telah menugaskan Zebul sebagai gubernur Sikhem, sedangkan dirinya sendiri tinggal di Aruma (ay. 41).

Versi JPS, yang mengatakan bahwa Zebul mengirim utusan ke Torma, tidak perlu dianggap berlawanan, sebab Torma adalah nama lain dari Aruma.

34. Berangkatlah Abimelekh. Abimelekh mendengarkan nasihat Zebul, dan mengatur pasukannya untuk menumpas pemberontakan Gaal.

36. Orang banyak turun dari puncak gunung. Ketika Gaal melihat adanya gerakan sejumlah orang di wilayah pegunungan, dia memberitahukannya kepada Zebul, yang menertawakannya karena menganggap Gaal melihat bayangan gunung sebagai manusia.

Zebul secara tersirat mengatakan, bahwa Gaal ketakutan karena perasaan bersalah dalam nuraninya.

37. Turun dari gunung Pusat Tanah dan satu kelompok datang dari jalan Pohon Tarbantin Peramal. Pasukan pertama datang maju dari tengah wilayah itu.

Jelas yang dimaksudkan adalah bukit tengah yang dapat dilihat dari kota itu.

Pasukan lain datang dari Eton-Meonenin, yang artinya tarbantin para peramal.

Tempat tersebut mungkin sama dengan tarbantin di ayat 6.

38. Di manakah mulutmu itu. Zebul kini secara terbuka mengejek Gaal atas bualannya menentang Abimelekh.

39. Maka majulah Gaal. Gaal mengerahkan pasukannya untuk memukul mundur Abimelekh, namun tindakan itu sudah terlambat.

41. Zebul mengusir Gaal. Pemberontakan Gaal berhasil ditumpas, dan pemimpinnya diusir dari Sikhem.

Gaal pasti menjadi kambing hitam bagi penduduk Sikhem, yang tentu akan menyalahkan dia atas tidak berhasilnya pemberontakan itu.

43. Menyerang mereka serta menewaskan mereka. Pada saat penduduk Sikhem meninggalkan kota mereka, Abimelekh secara pribadi memerintahkan pasukannya untuk mengejar, dan membunuh penduduk itu.

Tidak jelas, apakah penduduk itu pergi untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang biasa di ladang mereka, atau sedang keluar menjarah seperti di ayat 25.

45. Merebut kota itu dan membunuh. Abimelekh sama sekali tidak berbelaskasihan terhadap penduduk Sikhem.

Untuk memastikan bahwa dirinya tidak akan memperoleh kesulitan lagi yang datang dari Sikhem, dirobohkannya kota itu dan ditaburinya dengan garam.

Tanah bergaram, dalam bahasa Ibrani, adalah sama dengan padang gurun.

Memang tujuan Abimelekh adalah untuk menjadikan tanah Sikhem itu tanah yang tandus dan gersang.

Sekalipun demikian, Sikhem kemudian menjadi sebuah kota pusat yang penting pada masa kerajaan Israel (I Raj. 12:1).

Kota tersebut dibangun kembali, dan diperkuat oleh Yerobeam (I Raj. 12:25).

46. Warga kota Menara-Sikhem. Sikhem adalah kota bertembok dengan sebuah menara yang menjorok sebagai pertahanan tambahan.

Dewa Berit, atau El-Berit adalah sama dengan Baal-Berit (ay. 4).

Karena kuilnya dibangun di dekat menara tersebut, orang-orang yang ada di menara melarikan diri ke dalam kuil untuk perlindungan.

48-49. Masing-masing memotong dahan-dahan. Abimelekh mengambil keputusan untuk membakar kuil yang menjadi pusat pertahanan bagi orang-orang Sikhem yang tinggal di dalam menara.

Dia memerintahkan para pengikutnya untuk mengikuti dirinya menuju ke bukit di dekat situ untuk memotong dahan-dahan, yang diperlukan bagi pembakaran kuil itu.

Sekitar seribu orang laki-laki dan perempuan binasa di dalam api yang menghanguskan kuil tersebut.

Perikop Selanjutnya: Abimelekh Mati Ditimpa Batu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel