Yosua 9: Akal Orang Gibeon

Akal Orang Gibeon.

Setelah belajar perikop Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat dari kitab Yosua, maka sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Akal Orang Gibeon.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 9 dengan judul perikop Akal Orang Gibeon).

Kita belajar perikop Akal Orang Gibeon ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Akal Orang Gibeon (Kitab Yosua 9)


Jos 9:1 Ketika terdengar oleh raja-raja di sebelah barat sungai Yordan, di Pegunungan, di Daerah Bukit dan sepanjang tepi pantai Laut Besar sampai ke seberang gunung Libanon, yakni raja-raja orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus,

Jos 9:2 bergabunglah mereka dengan seia sekata untuk memerangi Yosua dan orang Israel.

Jos 9:3 Tetapi ketika terdengar kepada penduduk negeri Gibeon apa yang dilakukan Yosua terhadap Yerikho dan Ai,


Perjuangan di Selatan (9:1-10:43).


Sesudah kembali ke markas besar Israel di Gilgal, tidak lama kemudian Yosua diminta untuk maju berperang melawan berbagai kerajaan kota bangsa Amori, yang menguasai Kanaan Selatan.

Sekalipun para raja yang disebutkan dalam 9:1-2, mungkin berkomplot secara diam-diam, kenyataannya mereka tidak pernah berhasil untuk bersatu menentang bangsa Israel yang datang menyerbu itu.

Kekalahan suku Gibeon, bisa menunjukkan bahwa persatuan mereka telah runtuh, sehingga hanya lima kota di selatan, dan sebuah konfederasi besar di utara, yang berperang dengan Yosua.

Perjanjian dengan Catur kota Orang Gibeon (9:1-27).


Iman terancam pada saat umat Allah gagal untuk mengaitkan setiap keputusan mereka dengan kehendak Allah (bdg. 9:14). Dewasa ini orang Kristen perlu waspada terhadap berbagai upaya dari musuh bebuyutan kita (II Kor. 2:11).

3. Gibeon. Mungkin sama dengan el-Jib zaman modern (6 mil di sebelah utara barat Laut Yerusalem, 6,5 mil di sebelah timur Laut Ai), kota besar ini adalah ibu kota sebuah republik bebas, yang diperintah oleh sekelompok tua-tua, dan bukan oleh seorang raja (9:11, 10:2).

Di dalam 9:7, penduduk wilayah itu disebut orang Hewi. Di sini dan di Kejadian 4:2, LXX menerjemahkannya sebagai orang Hori, yang mungkin dapat disamakan dengan orang Hur.

Mereka ini merupakan suku yang dominan di wilayah Timur Dekat (kira-kira 2300-1200 sM), menyebar dengan cepat di Kanaan pada abad ke-16 dan 15 sM, sehingga salah satu nama untuk Palestina yang diberikan oleh orang Mesir adalah Huru.

Jos 9:4 maka merekapun bertindak dengan memakai akal: mereka pergi menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuatkan ke atas keledai mereka dan kirbat anggur yang buruk-buruk, yang robek dan dijahit kembali,

Jos 9:5 dan kasut yang buruk-buruk dan ditambal untuk dikenakan pada kaki mereka dan pakaian yang buruk-buruk untuk dikenakan oleh mereka, sedang segala roti bekal mereka telah kering, tinggal remah-remah belaka.

Jos 9:6 Demikianlah mereka pergi kepada Yosua, ke tempat perkemahan di Gilgal. Berkatalah mereka kepadanya dan kepada orang-orang Israel itu: "Kami ini datang dari negeri jauh; maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami."

Jos 9:7 Tetapi berkatalah orang-orang Israel kepada orang-orang Hewi itu: "Barangkali kamu ini diam di tengah-tengah kami, bagaimana mungkin kami mengikat perjanjian dengan kamu?"

Jos 9:8 Lalu kata mereka kepada Yosua: "Kami ini hamba-hambamu." Tanya Yosua: "Siapakah kamu ini dan dari manakah kamu datang?"

Jos 9:9 Jawab mereka kepadanya: "Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukan-Nya di Mesir,

Jos 9:10 dan segala yang dilakukan-Nya terhadap kedua raja orang Amori itu di seberang sungai Yordan, Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, yang diam di Asytarot.

Jos 9:11 Sebab itu para tua-tua kami dan seluruh penduduk negeri kami berkata kepada kami, demikian: Bawalah bekal untuk di jalan dan pergilah menemui mereka dan berkatalah kepada mereka: Kami ini hamba-hambamu, maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami.

Jos 9:12 Inilah roti kami: masih panas ketika kami bawa sebagai bekal dari rumah pada hari kami berangkat berjalan mendapatkan kamu, tetapi sekarang, lihatlah, telah kering dan tinggal remah-remah belaka.

Jos 9:13 Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya, tetapi lihatlah, telah robek; dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu."

Jos 9:14 Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN.

Jos 9:15 Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.


Penipuan oleh orang Gibeon (9:4-15).


Dengan licik berpura-pura sebagai rombongan kafilah dari sebuah negeri yang jauh di seberang Yordan (sebab mereka mengaku tahu tentang Sihon dan Og, tetapi tidak menyebut Yerikho dan Ai. Lih. 9:10), sekelompok orang Gibeon membohongi Yosua dengan kirbat anggur yang buruk, serta kasut yang ditambal dan juga sisa perbekalan yang sedikit sekali.

Allah mengizinkan orang Israel membiarkan bangsa yang jauh untuk tunduk dan membayar upeti kepada mereka, tetapi Ia memerintahkan mereka untuk memusnahkan sama sekali kota-kota orang Kanaan (Ul. 20:10-18).

Yakin setelah memakan perbekalan orang Gibeon yang sudah basi (perbuatan makan bersama itu sendiri menurut kebiasaan Asia Kuno merupakan sebuah sarana untuk mengikat persahabatan), para pemimpin jemaat itu membuat sebuah perjanjian formal (berit) dengan orang-orang Gibeon tersebut.

"Orang-orang Israel itu melakukan kesalahan karena bersikap longgar secara berlebihan, dan patut dicela karena mengabaikan kewajiban mereka dengan tidak menanyakan kehendak Allah melalui Urim dan Tumim sang imam besar, sebelum mereka mengikat perjanjian tersebut" (Jamieson dalam JFB, bdg. Ul. 27:21).

Jos 9:16 Tetapi setelah lewat tiga hari, sesudah orang Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang itu, terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, bahkan diam di tengah-tengah mereka.

Jos 9:17 Sebab orang Israel berangkat pergi dan pada hari ketiga sampai ke kota-kota orang-orang itu; adapun kota-kota itu ialah Gibeon, Kefira, Beerot dan Kiryat-Yearim.

Jos 9:18 Orang Israel tidak menewaskan, sebab para pemimpin umat telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel. Lalu bersungut-sungutlah segenap umat kepada para pemimpin.

Jos 9:19 Berkatalah pemimpin-pemimpin itu kepada seluruh umat: "Kami telah bersumpah kepada mereka demi TUHAN, Allah Israel; oleh sebab itu kita tidak dapat mengusik mereka.

Jos 9:20 Beginilah akan kita perlakukan mereka: membiarkan mereka hidup, supaya kita jangan tertimpa murka karena sumpah yang telah kita ikrarkan itu kepada mereka."

Jos 9:21 Lagi kata para pemimpin kepada mereka: "Biarlah mereka hidup." Maka merekapun dijadikan tukang belah kayu dan tukang timba air untuk segenap umat, seperti yang ditetapkan oleh para pemimpin mengenai mereka.


Penipuan itu Ketahuan (9:16-21).


Tiga hari kemudian, ketika orang Israel secara tidak sengaja mendengar, bahwa orang-orang yang telah mengikat perjanjian dengan mereka itu sebenarnya tinggal di dekat situ, merekapun bergerak maju untuk berhadapan dengan para penipu tersebut.

Di samping kota Gibeon, kota-kota mereka ialah Kefira (Tel Kefireh, terletak 4,5 mil di sebelah barat barat laut el-Jib, kurang dari dua mil di sebelah utara Abu Gos), Beerot (mungkin el-Bireh, sebuah kota yang saat ini terletak pada jalur Yerusalem-Nablus, 4,5 mil di sebelah utara timur laut dari el-Jib) dan Kiryat-Yearim (Tel el-Azhar, sebelah barat Abu Gos, 5 mil barat laut el-Jib).

Beerot hanya terletak 3 mil di sebelah barat Ai, sehingga bisa dilihat oleh orang Israel pada saat mereka melewati Betel.

Karena perjanjian tersebut diresmikan di dalam nama Yehova yang kudus, maka sifatnya adalah kudus. Oleh karena itu, para pemimpin Israel tidak berani melanggar sumpah perjanjian mereka yang akan mendatangkan murka Allah atas diri mereka (bdg. Yeh.7:12-19).

Allah pernah menghukum Israel pada zaman Daud, karena Saul mengabaikan sumpah ini (II Sam. 21:1-6).

Jos 9:22 Lalu Yosua memanggil mereka dan berkata kepada mereka, demikian: "Mengapa kamu menipu kami dengan berkata: Kami ini tinggal sangat jauh dari pada kamu, padahal kamu diam di tengah-tengah kami?

Jos 9:23 Oleh sebab itu, terkutuklah kamu dan tak putus-putusnya kamu menjadi hamba, tukang belah kayu dan tukang timba air untuk rumah Allahku."

Jos 9:24 Jawab mereka kepada Yosua, katanya: "Sebab telah dikabarkan dengan sungguh-sungguh kepada hamba-hambamu ini, bahwa TUHAN, Allahmu, memerintahkan kepada Musa hamba-Nya, memberikan seluruh negeri itu kepadamu dan memunahkan seluruh penduduk negeri itu dari depan kamu, maka sangatlah kami takut kehilangan nyawa, menghadapi kamu; itulah sebabnya kami melakukan yang demikian.

Jos 9:25 Maka sekarang, kami ini dalam tanganmu; perlakukanlah kami seperti yang kaupandang baik dan benar untuk dilakukan kepada kami."

Jos 9:26 Demikianlah dilakukannya kepada mereka. Dilepaskannyalah mereka dari tangan orang-orang Israel, sehingga mereka tidak dibunuh.

Jos 9:27 Dan pada waktu itu Yosua menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk umat itu dan untuk mezbah TUHAN, sampai sekarang, di tempat yang akan dipilih-Nya.


22-27. Alasan pengambilan keputusan oleh para pemimpin dalam 9:21, di sini diungkapkan secara rinci: Karena Yosua memanggil mereka ...

23. Tak putus-putusnya kamu menjadi hamba. Secara harfiah: tidak akan pernah kamu berhenti menjadi budak.

Kamu tidak akan pernah berhenti menjadi atau menyediakan budak, menjadi tukang belah kayu atau tukang timba air untuk Kemah Suci (Ul. 29:11).

Dengan tepat, Yosua menyebut bangunan itu rumah Allahku. Bangunan tersebut dinamakan "bait suci" (hêkal) pada zaman Eli (I Sam. 1:9).

Sebetulnya, itu adalah kutukan Yosua, bukan kutukan Allah.

Karena mereka ditugaskan untuk secara tetap melayani Allah di rumah-Nya, Allah memberkati mereka.

Untuk melindungi Gibeon, Tuhan mengadakan mukjizat besar (10:10-14), dan kemudian hari Kemah Suci akan didirikan di sana (II Taw. 1:3).

Selama 67 tahun atau lebih, Allah membiarkan tabut perjanjian berada di Kiryat-Yearim (I Sam. 7:1-2, II Sam. 6:2-3).

Karena Yosua menjadikan (dari natan, "memberi") mereka tukang belah kayu dan sebagainya (9:27), mereka kemudian disebut Netinim (orang-orang yang ditentukan untuk menjadi budak di Bait Suci, I Taw. 9:2, Ezr. 2:43, 58, 8:20), dan dibawa kembali dari Pembuangan bersama dengan para imam dan orang Lewi ke negeri Yang dijanjikan Allah itu.

Perikop Selanjutnya: Pertempuran Dekat Gibeon -- Yosua Merebut Bagian Selatan Kanaan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel