Ulangan 28:15-46: Kutuk

Kutuk​.

Setelah belajar perikop Berkat dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Kutuk.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 28:15-46 dengan judul perikop Kutuk).

Kita belajar perikop Kutuk ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Kutuk (Kitab Ulangan 28:15-46)


Deu 28:15 "Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang kepadamu dan mencapai engkau:

Deu 28:16 Terkutuklah engkau di kota dan terkutuklah engkau di ladang.

Deu 28:17 Terkutuklah bakulmu dan tempat adonanmu.

Deu 28:18 Terkutuklah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.

Deu 28:19 Terkutuklah engkau pada waktu masuk dan terkutuklah engkau pada waktu keluar.

Deu 28:20 TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-hara dan penghajaran ke antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan, sampai engkau punah dan binasa dengan segera karena jahat perbuatanmu, sebab engkau telah meninggalkan Aku.

Deu 28:21 TUHAN akan melekatkan penyakit sampar kepadamu, sampai dihabiskannya engkau dari tanah, ke mana engkau pergi untuk mendudukinya.

Deu 28:22 TUHAN akan menghajar engkau dengan batuk kering, demam, demam kepialu, sakit radang, kekeringan, hama dan penyakit gandum; semuanya itu akan memburu engkau sampai engkau binasa.

Deu 28:23 Juga langit yang di atas kepalamu akan menjadi tembaga dan tanah yang di bawahpun menjadi besi.

Deu 28:24 TUHAN akan menurunkan hujan abu dan debu ke atas negerimu; dari langit akan turun semuanya itu ke atasmu, sampai engkau punah.

Deu 28:25 TUHAN akan membiarkan engkau terpukul kalah oleh musuhmu. Bersatu jalan engkau akan keluar menyerang mereka, tetapi bertujuh jalan engkau akan lari dari depan mereka, sehingga engkau menjadi kengerian bagi segala kerajaan di bumi.

Deu 28:26 Mayatmu akan menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi, dengan tidak ada yang mengganggunya.

Deu 28:27 TUHAN akan menghajar engkau dengan barah Mesir, dengan borok, dengan kedal dan kudis, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh.

Deu 28:28 TUHAN akan menghajar engkau dengan kegilaan, kebutaan dan kehilangan akal,

Deu 28:29 sehingga engkau meraba-raba pada waktu tengah hari, seperti seorang buta meraba-raba di dalam gelap; perjalananmu tidak akan beruntung, tetapi engkau selalu diperas dan dirampasi, dengan tidak ada seorang yang datang menolong.

Deu 28:30 Engkau akan bertunangan dengan seorang perempuan, tetapi orang lain akan menidurinya. Engkau akan mendirikan rumah, tetapi tidak akan mendiaminya. Engkau akan membuat kebun anggur, tetapi tidak akan mengecap hasilnya.

Deu 28:31 Lembumu akan disembelih orang di depan matamu, tetapi engkau tidak akan memakan dagingnya. Keledaimu akan dirampas dari depanmu, dan tidak akan dikembalikan kepadamu. Kambing dombamu akan diberikan kepada musuhmu dengan tidak ada orang yang datang menolong engkau.

Deu 28:32 Anak-anakmu lelaki dan anak-anakmu perempuan akan diserahkan kepada bangsa lain, sedang engkau melihatnya dengan matamu sendiri, dan sehari-harian engkau rindu kepada mereka, dengan tidak dapat berbuat apa-apa.

Deu 28:33 Suatu bangsa yang tidak kaukenal akan memakan hasil bumimu dan segala hasil jerih payahmu; engkau akan selalu ditindas dan diinjak.

Deu 28:34 Engkau akan menjadi gila karena apa yang dilihat matamu.

Deu 28:35 TUHAN akan menghajar engkau dengan barah jahat, yang dari padanya engkau tidak dapat sembuh, pada lutut dan pahamu, bahkan dari telapak kakimu sampai kepada batu kepalamu.

Deu 28:36 TUHAN akan membawa engkau dengan raja yang kauangkat atasmu itu kepada suatu bangsa yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu; di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain, kepada kayu dan batu.

Deu 28:37 Engkau akan menjadi kedahsyatan, kiasan dan sindiran di antara segala bangsa, ke mana TUHAN akan menyingkirkan engkau.

Deu 28:38 Banyak benih yang akan kaubawa ke ladang, tetapi sedikit hasil yang akan kaukumpulkan, sebab belalang akan menghabiskannya.

Deu 28:39 Kebun-kebun anggur akan kaubuat dan kauusahakan, tetapi engkau tidak akan meminum atau menyimpan anggur, sebab ulat akan memakannya.

Deu 28:40 Pohon-pohon zaitun akan kaupunyai di seluruh daerahmu, tetapi engkau tidak akan berurap dengan minyaknya; sebab buah zaitunmu akan gugur.

Deu 28:41 Engkau akan mendapat anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan, tetapi mereka bukan bagi dirimu, sebab mereka akan menjadi tawanan.

Deu 28:42 Segala pohon-pohonmu dan hasil bumimu akan diduduki oleh kawanan belalang.

Deu 28:43 Orang asing yang ada di tengah-tengahmu akan menjadi makin tinggi mengatasi engkau, tetapi engkau menjadi makin rendah.

Deu 28:44 Ia akan memberi pinjaman kepadamu, tetapi engkau tidak akan memberi pinjaman kepadanya; ia akan menjadi kepala, tetapi engkau akan menjadi ekor.

Deu 28:45 Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu;

Deu 28:46 semuanya itu akan menjadi tanda dan mujizat di antaramu dan di antara keturunanmu untuk selamanya."


Sanksi-sanksi: Pengesahan Perjanjian (27:1-30:20).

Bagian baku yang keempat di dalam perjanjian raja-raja kuno berisi kutuk dan berkat, sanksi-sanksi celaka dan kesejahteraan dari perjanjian.

Di dalam Kitab Ulangan, bagian tersebut dijumpai di pasal 27-30.

Meskipun 26:16-19 merupakan bagian penutup dari rangkaian peraturan, bagian tersebut juga mengawali unsur pengesahan perjanjian, yang intinya terdiri atas sejumlah kutuk dan berkat yang dibahas di bagian ini.

Pengesahan perjanjian baru yang disusun oleh Musa dengan generasi yang kedua, akan disingkapkan dalam dua tahap.

Hal itu merupakan prosedur biasa di dalam menjamin suksesi takhta kepada pewaris raja yang ditetapkan.

Ketika ajalnya menjelang, raja mengharuskan pihak yang tunduk kepadanya mengucapkan sumpah setia kepada putranya. Sesudah itu, ketika sang putra naik takhta, pihak yang tunduk tersebut mengulangi sumpah mereka.

Demikian juga Musa dan Yosua, merupakan sebuah dinasti perantara yang mewakili kedudukan Tuhan sebagai Raja atas Israel.

Dengan demikian, naiknya Yosua memimpin Israel, melambangkan kesinambungan dari KeTuhanan Allah atas Israel, sebuah kesinambungan yang dipastikan oleh sumpah yang diucapkan Israel sebelum Musa wafat, dan kemudian pada upacara pengesahan sesudah Yosua naik memimpin mereka.

Pengucapan sejumlah berkat dan kutuk, merupakan hal yang menonjol setiap kali dilaksanakan upacara pengesahan.

Bagian Kitab Ulangan ini diawali dengan kutuk dan berkat untuk digunakan pada tahap kedua dari pengesahan perjanjian (ps. 27), dan sesudah itu kembali kepada situasi sebelumnya dan mengutarakan sanksi-sanksi kekal dari tahap permulaan pengesahan (ps. 28-30).

Jika Kitab Ulangan dipandang sebagai sebuah dokumen hukum resmi selaku saksi tentang perjanjian itu, tidak ada kesulitan dengan berbagai pengarahan yang diutarakan di pasal 17.

Dalam pada itu, hubungan di antara akhir pasal 26 dengan awal pasal 28 demikian lancar, sehingga menunjukkan bahwa pasal 27 kemungkinan tidak muncul tepat pada titik ini dalam perjalanan upacara di Moab.

Demikian pula di dalam arus pidato Musa yang sesungguhnya, pasal 30 mungkin langsung mengikuti akhir pasal 28.

Pengumuman Sanksi (28:1-68).

Kembali kepada tahap pertama upacara pembaharuan perjanjian, Musa kini mengumumkan sanksi-sanksinya.

Di dalam bagian yang sama di Kitab Perjanjian Sinai (Kel. 23:20-33), yang mendominasi adalah berkat.

Kini, sesudah sejarah kemurtadan Israel sepanjang empat puluh tahun berlalu, penekanan Musa sangat condong ke arah kutuk. Jadi, berkat (28:1-14) dan kutuk (ay. 15-68).

Penekanan ini telah diantisipasi di dalam janji dan ancaman di bagian yang sama dalam Imamat (ps. 26), yaitu bagian yang ditulis sesudah pemberontakan Israel yang pertama terhadap Perjanjian Sinai.

Tinjauan yang bagus sekali dalam Ulangan 28-30 mengenai sejarah Israel, khususnya tentang masa pembuangan yang masih jauh di depan, telah merupakan batu sandungan besar untuk mengakui Musa sebagai penulis bagian ini bagi peneliti Alkitab dari segi sejarah dan sastra secara alamiah.

Kutuk (28:15-68).


Pengusiran dari warisan yang dijanjikan merupakan puncak kutukan.

Itu berarti hilangnya kehadiran dan perkenan khusus Allah, hilangnya jalan masuk kepada-Nya di bukit Sion yang kudus melalui sakramen yang ditetapkan, dan hilangnya status sebagai umat Kerajaan Allah.

Karena itu, dalam bagian yang panjang tentang kutuk ini, pengepungan dan pengasingan, berkali-kali muncul sebagai puncak penderitaan.

Terdapat serangkaian gambaran serupa tentang masa depan penuh malapetaka, yang membayangi bangsa yang demikian mudah menjadi tidak setia (ay. 20-26, 27-37, 38-48, 49-57, 58-68).

Tiga gambaran pertama dan gambaran yang terakhir berpuncak pada kutukan ditaklukkan oleh musuh dengan segenap akibatnya yang mengerikan (ay. 25-26, 36-37, 48, 63-68), sedangkan gambaran keempat sepenuhnya merupakan gambaran dari peristiwa yang terkutuk itu (ay. 49-57).

Gambaran luas tentang kejahatan-kejahatan khusus ini merupakan kelanjutan dari sebuah pengantar rumusan ritual tentang sanksi-sanksi kutukan perjanjian (ay. 15-19).

15-19. Ayat 15 berhubungan dengan ayat 1-2, dan 16-19 berkaitan dengan 3-6.

Pembalasan dari perjanjian (bdg. Im. 26:25) akan menimpa bangsa yang melanggar sumpah mereka, sekalipun berada di wilayah perlindungan dari negeri yang mereka warisi itu.

Tanpa kekudusan tidak seorang pun bisa tinggal di wilayah di mana Allah menyatakan kehadiran-Nya yang mulia, dan bagi Dia tidak ada orang yang diutamakan.

20-26. 20. Sebab engkau telah meninggalkan Aku. Itulah hakikat dari dosa Israel -- pelanggaran terhadap titah pertama di dalam perjanjian.

Tuhan akan mendatangkan. Adalah hak dan kewajiban dari Tuhan yang ditinggalkan itu, yaitu Dia yang kepada-Nya dan yang oleh-Nya Israel telah mengucapkan sumpah perjanjian mereka, untuk mengadakan pembalasan karena sumpah itu.

Apapun asal-usul dari berbagai kutuk yang ada, Tuhan adalah sumber utama semuanya itu.

Sampai engkau punah dan binasa (bdg. ay. 24-45, 51, 61). Berkali-kali dikemukakan di sini, bahwa tujuan terakhir dari berbagai kutukan -- wabah (ay. 21-22a), kekeringan (ay. 22b-24) dan peperangan (ay. 25-26) -- adalah kehancuran Israel itu sendiri (ay. 20-22, 24, 26).

24. Hujan abu dan debu ke atas negerimu. Angin badai akan memenuhi udara dengan debu dan abu.

Ayat 25 merupakan kebalikan ayat 7 (bdg. Im. 26:17).

26. Mayatmu akan menjadi makanan segala burung di udara serta binatang-binatang di bumi. Prinsip kutuk itu pada hakikatnya ialah merendahkan manusia ke alam di bawah manusia yang atasnya semula Allah menetapkan manusia sebagai raja.

Oleh karena itu, Alkitab melukiskan kehancuran dari umat manusia yang memberontak sebagai sebuah perayaan eskatologis di mana manusia yang terbunuh menjadi bulan-bulanan burung dan hewan (bdg. Mzm. 79:2, Yeh. 39:4, 17 dst, Why. 19:17-18).

27-37. Kekesalan dan kekecewaan merupakan ciri dari kutuk-kutuk bagian ini.

Perhatikan acuan di dalam hampir semua ayat kepada ketidakmampuan mutlak kaum elit Israel untuk mengatasi penderitaan mereka, atau kepada ketidakberdayaan mereka menghadapi penindasan.

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang ketika ikut serta dalam program kerajaan-Nya, akan bersukacita mengikuti pola kerja sabat ilahi yang puncaknya adalah kebahagiaan dan kepuasan.

Namun, semua perbuatan Israel yang terkutuk di bidang pernikahan dan pekerjaan, akan senantiasa diupahi dengan kegagalan melulu.

Bukannya memperoleh sukacita sabat dari keberhasilan, Israel akan dibuat gila oleh kesia-siaan dan kegagalan semua usaha mereka (ay. 28, 34).

Isi dari ayat 27-35 disusun secara metatesis sebagai berikut: (a) penyakit yang tidak bisa disembuhkan (ay. 27), (b) kegilaan (ay. 28), (c) penindasan yang berkesinambungan (ay. 29), (d) frustrasi (ay. 30-32), (c) penindasan yang berkesinambungan (ay. 33), (b) kegilaan (ay. 34), (a) penyakit yang tidak bisa disembuhkan (ay. 35).

Kesamaan dengan penderitaan Ayub, layak untuk diperhatikan.

Bagian ini diakhiri (ay. 36-37) dengan kutukan berupa penjajahan oleh bangsa asing -- suatu bangsa yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu -- yang telah diantisipasi di ayat 32-33.

Allah akan menghukum mereka yang murtad, dengan meninggalkan mereka kepada pikiran sesat dan penyembahan berhala mereka sendiri (ay. 36, bdg. ay. 64, 4:27).

Di dalam penyembahan berhala, manusia menyembah makhluk-makhluk yang lebih rendah dari dirinya, sebagai ganti penyerahan diri kepada Tuhan yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

Dengan berbuat demikian, manusia memeteraikan ketidakberdayaannya sendiri di dalam dosa. Sebab dengan memisahkan diri dari Tuhan -- Pelindungnya, Sang Gunung Batu yang senang melepaskan orang yang tidak berdaya -- ia secara sia-sia mengandalkan tuhan perjanjian yang malah lebih lemah daripada dirinya.

Sifat hakiki dari prinsip kutuk kembali tampak di dalam penyembahan manusia pada makhluk yang lebih rendah dari dirinya, yakni makhluk yang atasnya Sang Pencipta telah menjadikan manusia raja.

37. Engkau akan menjadi ... sindiran. Israel yang menjadi pewaris dari janji, bahwa semua bangsa di bumi akan diberkati melalui mereka, secara kiasan disamakan dengan bahan kutukan semua bangsa.

38-39. Belalang . . ulat. Hama tanaman, bidang lain dari penguasaan manusia atas mereka (bdg. Kej. 1:26), akan menjadikan Israel hamba mereka yang harus bekerja keras untuk memelihara mereka.

Tentang ayat 41 lihat ayat 32.

38-48. Kutuk pada 28:38-42 merupakan lawan dari berkat-berkat pada ayat 8, 11 dan seterusnya.

43. Engkau menjadi makin rendah. Di sini ucapan bahagia yang diutarakan pada ayat 12b-13 dibalik.

Pada ayat 45-48 terdapat pembahasan terakhir mengenai ancaman-ancaman kutuk sebelumnya, baik tentang penyebab (bdg. ay. 20) maupun tentang akibatnya.

Penyebabnya adalah Israel yang melanggar sumpah perjanjian, akibatnya ialah bahwa Israel akan terkena seluruh pembalasan yang dikemukakan perjanjian hingga kemusnahan di dalam pembuangan.

46b. Dan di antara keturunanmu untuk selamanya. Jika ancaman ini berarti lebih daripada sekadar bahwa puncak hukuman di Perjanjian Lama berupa pembuangan Israel adalah tanda abadi dari pembalasan Allah perjanjian, jika yang dinubuatkan ialah kutukan kekal ilahi atas Israel, maka di sini Musa memperingatkan tentang apa yang oleh Paulus dinyatakan telah menjadi ketetapan yang permanen (I Tes. 2:16).

Perikop Selanjutnya: Peperangan dan Pembuangan Yang Akan Dialami.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel