Ulangan 31:9-13: Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun

Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun.

Setelah belajar perikop Yosua Sebagai Pengganti Musa dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 31:9-13 dengan judul perikop Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun).

Kita belajar perikop Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Pembacaan Hukum Taurat Setiap Tujuh Tahun (Kitab Ulangan 31:9-13)


Deu 31:9 Setelah hukum Taurat itu dituliskan Musa, maka diberikannyalah kepada imam-imam bani Lewi, yang mengangkut tabut perjanjian TUHAN, dan kepada segala tua-tua Israel.

Deu 31:10 Dan Musa memerintahkan kepada mereka, demikian: "Pada akhir tujuh tahun, pada waktu yang telah ditetapkan dalam tahun penghapusan hutang, yakni hari raya Pondok Daun,

Deu 31:11 apabila seluruh orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di depan seluruh orang Israel.

Deu 31:12 Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini,

Deu 31:13 dan supaya anak-anak mereka, yang tidak mengetahuinya, dapat mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, --selama kamu hidup di tanah, ke mana kamu pergi, menyeberangi sungai Yordan untuk mendudukinya."


Pengaturan Dinasti: Kesinambungan Perjanjian (31:1-34:12).


Bagian terakhir dari dokumen perjanjian ini memiliki tema pemersatu berupa pengabadian hubungan perjanjian.

Yang terutama penting adalah pokok tentang penggantian raja, yang juga penting di dalam perjanjian-perjanjian raja sekular (bdg. Pendahuluan bag. IV, Sanksi-sanksi).

Penggantian ini dilakukan dengan pengangkatan dan penugasan Yosua selaku ahli waris dari Musa dalam jabatan wakil Tuhan dan pengantara-Nya (ps. 31).

Pengaturan perjanjian tentang warisan kerajaan kepada berbagai suku Israel (ay. 33), memperhitungkan status seluruh umat Allah sebagai ahli waris kerajaan.

Juga tercantum dua unsur standar lain dalam perjanjian internasional.

Yang satu adalah permintaan pada para saksi perjanjian yang di sini ditunjukkan terutama oleh Nyanyian Saksi (ay. 32).

Yang lain adalah berbagai petunjuk untuk pengaturan dokumen perjanjian sesudah upacara peresmian (31 :9-13).

Sebagai pengesahan dokumen tersebut, dikisahkan kematian Musa pada akhir dari Kitab ini (ps. 34).

Pengaturan-pengaturan Terakhir (31:1-29).


Serangkaian tugas diberikan kepada Musa, semuanya berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian dan programnya: kepada seluruh bangsa itu (ay. 1-6), kepada Yosua (ay. 7-8) dan kepada para imam (ay. 9-13).

Kemudian di dalam sebuah penyataan teofani di tempat ibadah (ay. 14-15), Tuhan memerintahkan Musa mengenai Nyanyian Saksi (ay. 16-22) bagi Israel pada masa depan, serta menugaskan Yosua untuk mengambil alih pimpinan sesaat lagi (ay. 23).

Akhirnya, Musa sekali lagi memerintahkan para imam tentang pengaturan saksi dokumen perjanjian, dan tentang berkumpulnya bangsa itu untuk mendengarkan Nyanyian Saksi (ay. 24-29).

9-13. Musa menugaskan para imam dan tua-tua untuk secara tetap menerbitkan kembali hukum perjanjian.

Maksudnya ialah menghubungkan para imam dan tua-tua dengan Yosua di dalam tanggung jawab bersama untuk memimpin Israel dan dihormati mereka.

Yang lebih penting lagi, seluruh masyarakat perjanjian tersebut, secara bersama-sama dengan pejabat lainnya, ditempatkan di bawah KeTuhanan dari Pemberi Hukum itu.

9a. Hukum Taurat itu dituliskan Musa. Sebuah pernyataan jelas yang sangat penting untuk penelitian Alkitab berdasarkan sejarah dan sastra (bdg. ay. 24).

Sekalipun penulisan ini baru disebutkan sekarang, ada kemungkinan bahwa dokumen perjanjian yang resmi, atau setidak-tidaknya bagian terbesar darinya, telah dipersiapkan sebelumnya.

Penyerahan naskah hukum kepada para imam dan tua-tua yang disebutkan di sini (9b), jika harus dibedakan dengan yang dimaksudkan di ayat 24 dan seterusnya, mungkin merupakan sekadar peralihan simbolis dari tanggung jawab untuk memberlakukan hukum perjanjian itu sebagaimana dikemukakan di ayat 10-13.

Di dalam perjanjian-perjanjian sejenis di antara bangsa-bangsa ketika itu, dicantumkan petunjuk-petunjuk untuk membacakan naskah perjanjian tersebut kepada bangsa yang tunduk pada saat-saat tertentu, mulai dari satu hingga tiga kali satu tahun.

11. Haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di depan seluruh orang Israel. Di kalangan Israel, senantiasa harus diberitakan kehendak Tuhan melalui kebaktian, dan lambat laun melalui pelayanan para nabi.

Orang tua juga ditugaskan untuk membina anak-anak perjanjian dengan titah-titah Tuhan (lih. mis 6:7, 20 dst.).

Jadi, pembacaan hukum Taurat tujuh tahunan kepada Israel (ay. 10) pada saat perayaan Pondok Daun (bdg. 16:13 dst.), pada tahun pembebasan (bdg. 15:1 dst.), bukan dimaksudkan sebagai satu-satunya cara untuk mengajar Israel akan kewajiban perjanjian mereka, tetapi terutama sebagai sebuah pengingat yang mengesankan, yaitu pada saat pembaharuan dan penggenapan sabat, tentang perlunya hamba-hamba Tuhan itu senantiasa memperbaharui penyerahan diri jika mereka ingin sepenuhnya menikmati berkat-berkat perjanjian.

Perikop Selanjutnya: Pendahuluan Nyanyian Musa.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel