Ulangan 29: Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui

Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui.

Setelah belajar perikop Peperangan dan Pembuangan Yang Akan Dialami dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 29 dengan judul perikop Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui).

Kita belajar perikop Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui (Kitab Ulangan 29)


Deu 29:1 Inilah perkataan perjanjian yang diikat Musa dengan orang Israel di tanah Moab sesuai dengan perintah TUHAN, selain perjanjian yang telah diikat-Nya dengan mereka di gunung Horeb.

Deu 29:2 Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka: "Sudah kamu lihat segala yang dilakukan TUHAN di tanah Mesir di depan matamu terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan terhadap seluruh negerinya:

Deu 29:3 cobaan-cobaan yang besar yang telah dilihat oleh matamu sendiri, tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang besar itu.

Deu 29:4 Tetapi sampai sekarang ini TUHAN tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti atau mata untuk melihat atau telinga untuk mendengar.

Deu 29:5 Empat puluh tahun lamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.

Deu 29:6 Roti tidak kamu makan, anggur atau minuman yang memabukkan tidak kamu minum--supaya kamu tahu bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.

Deu 29:7 Ketika kamu sudah sampai ke tempat ini, maka keluarlah Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, mendatangi kita untuk berperang, dan kita memukul mereka kalah,

Deu 29:8 merebut negeri mereka dan memberikannya kepada orang Ruben, kepada orang Gad, dan kepada suku Manasye yang setengah itu menjadi milik pusaka mereka.

Deu 29:9 Sebab itu lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia, supaya kamu beruntung dalam segala yang kamu lakukan.

Deu 29:10 Kamu sekalian pada hari ini berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu: para kepala sukumu, para tua-tuamu dan para pengatur pasukanmu, semua laki-laki Israel,

Deu 29:11 anak-anakmu, perempuan-perempuanmu dan orang-orang asing dalam perkemahanmu, bahkan tukang-tukang belah kayu dan tukang-tukang timba air di antaramu,

Deu 29:12 untuk masuk ke dalam perjanjian TUHAN, Allahmu, yakni sumpah janji-Nya, yang diikat TUHAN, Allahmu, dengan engkau pada hari ini,

Deu 29:13 supaya Ia mengangkat engkau sebagai umat-Nya pada hari ini dan supaya Ia menjadi Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya kepadamu dan seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub.

Deu 29:14 Bukan hanya dengan kamu saja aku mengikat perjanjian dan sumpah janji ini,

Deu 29:15 tetapi dengan setiap orang yang ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita, yang berdiri di hadapan TUHAN, Allah kita, dan juga dengan setiap orang yang tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita.

Deu 29:16 Sebab kamu ini tahu, bagaimana kita diam di tanah Mesir dan bagaimana kita berjalan dari tengah-tengah segala bangsa yang negerinya kamu lalui,

Deu 29:17 dan kamu sudah melihat dewa kejijikan dan berhala mereka, yakni kayu dan batu, emas dan perak itu, yang ada terdapat pada mereka.

Deu 29:18 Sebab itu janganlah di antaramu ada laki-laki atau perempuan, kaum keluarga atau suku yang hatinya pada hari ini berpaling meninggalkan TUHAN, Allah kita, untuk pergi berbakti kepada allah bangsa-bangsa itu; janganlah di antaramu ada akar yang menghasilkan racun atau ipuh.

Deu 29:19 Tetapi apabila seseorang pada waktu mendengar perkataan sumpah serapah ini menyangka dirinya tetap diberkati, dengan berkata: Aku akan selamat, walaupun aku berlaku degil--dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan--

Deu 29:20 maka TUHAN tidak akan mau mengampuni orang itu, tetapi murka dan cemburu TUHAN akan menyala atasnya pada waktu itu; segenap sumpah serapah yang tertulis dalam kitab ini akan menghinggapi dia, dan TUHAN akan menghapuskan namanya dari kolong langit.

Deu 29:21 TUHAN akan memisahkan orang itu dari segala suku Israel supaya dia mendapat celaka, sesuai dengan segala sumpah serapah perjanjian yang tertulis dalam kitab hukum Taurat ini.

Deu 29:22 Maka keturunan yang akan datang, yakni anak-anakmu yang bangkit sesudah kamu, dan orang asing yang datang dari negeri jauh akan berkata--apabila mereka melihat hajaran dan penyakit yang dijatuhkan TUHAN ke negeri itu,

Deu 29:23 seluruh tanahnya yang telah hangus oleh belerang dan garam, yang tidak ditaburi, tidak menumbuhkan apa-apa dan tidak ada tumbuh-tumbuhan apapun yang timbul dari padanya, seperti pada waktu ditunggangbalikkan-Nya Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim, yakni yang ditunggangbalikkan TUHAN dalam murka dan kepanasan amarah-Nya--

Deu 29:24 bahkan segala bangsa akan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini? Apakah artinya murka yang hebat bernyala-nyala ini?

Deu 29:25 Maka orang akan menjawab: Sebab mereka itu telah melalaikan perjanjian TUHAN, Allah nenek moyang mereka, yakni perjanjian yang diikat-Nya dengan mereka ketika mereka dibawa-Nya keluar dari tanah Mesir,

Deu 29:26 dan sebab mereka itu sudah pergi berbakti kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, yakni allah yang tidak dikenal mereka dan yang tidak diberikan TUHAN kepada mereka sebagai bagiannya.

Deu 29:27 Itulah sebabnya murka TUHAN bangkit terhadap negeri ini, sehingga didatangkan ke atasnya segala kutuk yang tertulis dalam kitab ini:

Deu 29:28 TUHAN telah menyentakkan mereka dari tanah mereka dalam murka dan kepanasan amarah dan gusar-Nya yang hebat, lalu melemparkan mereka ke negeri lain, seperti yang terjadi sekarang ini.

Deu 29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."


Sanksi-sanksi: Pengesahan Perjanjian (27:1-30:20).

Bagian baku yang keempat di dalam perjanjian raja-raja kuno berisi kutuk dan berkat, sanksi-sanksi celaka dan kesejahteraan dari perjanjian.

Di dalam Kitab Ulangan, bagian tersebut dijumpai di pasal 27-30.

Meskipun 26:16-19 merupakan bagian penutup dari rangkaian peraturan, bagian tersebut juga mengawali unsur pengesahan perjanjian, yang intinya terdiri atas sejumlah kutuk dan berkat yang dibahas di bagian ini.

Pengesahan perjanjian baru yang disusun oleh Musa dengan generasi yang kedua, akan disingkapkan dalam dua tahap.

Hal itu merupakan prosedur biasa di dalam menjamin suksesi takhta kepada pewaris raja yang ditetapkan.

Ketika ajalnya menjelang, raja mengharuskan pihak yang tunduk kepadanya mengucapkan sumpah setia kepada putranya. Sesudah itu, ketika sang putra naik takhta, pihak yang tunduk tersebut mengulangi sumpah mereka.

Demikian juga Musa dan Yosua, merupakan sebuah dinasti perantara yang mewakili kedudukan Tuhan sebagai Raja atas Israel.

Dengan demikian, naiknya Yosua memimpin Israel, melambangkan kesinambungan dari KeTuhanan Allah atas Israel, sebuah kesinambungan yang dipastikan oleh sumpah yang diucapkan Israel sebelum Musa wafat, dan kemudian pada upacara pengesahan sesudah Yosua naik memimpin mereka.

Pengucapan sejumlah berkat dan kutuk, merupakan hal yang menonjol setiap kali dilaksanakan upacara pengesahan.

Bagian Kitab Ulangan ini diawali dengan kutuk dan berkat untuk digunakan pada tahap kedua dari pengesahan perjanjian (ps. 27), dan sesudah itu kembali kepada situasi sebelumnya dan mengutarakan sanksi-sanksi kekal dari tahap permulaan pengesahan (ps. 28-30).

Jika Kitab Ulangan dipandang sebagai sebuah dokumen hukum resmi selaku saksi tentang perjanjian itu, tidak ada kesulitan dengan berbagai pengarahan yang diutarakan di pasal 17.

Dalam pada itu, hubungan di antara akhir pasal 26 dengan awal pasal 28 demikian lancar, sehingga menunjukkan bahwa pasal 27 kemungkinan tidak muncul tepat pada titik ini dalam perjalanan upacara di Moab.

Demikian pula di dalam arus pidato Musa yang sesungguhnya, pasal 30 mungkin langsung mengikuti akhir pasal 28.

Panggilan untuk Mengucapkan Ikrar Perjanjian (29:1-29).


Dengan langsung menghimbau seluruh bangsa Israel yang ada di hadapannya, Musa menghadapkan mereka dengan tujuan utama dari upacara pada hari besar itu (ay. 10-15).

Tuntutan utama untuk sumpah setia ini, yang mencerminkan seluruh pola perjanjian dengan raja, didahului oleh ingatan terhadap tindakan Tuhan menyelamatkan mereka pada masa lalu (ay. 2-9), dan diikuti dengan peringatan, bahwa kutuk-kutuk perjanjian akan ditimpakan atas bangsa yang tidak setia (ay. 16-29).

1. (Alkitab Ibrani 28:69). Sekalipun beberapa orang, dengan mengikuti pengaturan Ibrani ini, menganggap ayat ini sebagai tulisan pada bagian akhir, dan tentu harus tepat dengan apa yang tertulis sebelumnya, mungkin ayat ini harus dipahami sebagai tulisan pada bagian awal.

Tentang hubungan di antara ayat 1 dan ayat 2, bandingkan dengan urutan yang mirip dari 4:45 ke 5:1.

Terdapat kesinambungan hakiki di dalam Perjanjian Penebusan dari Allah sejak Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu.

Sekalipun demikian, berbagai tahapan pelaksanaan dari Perjanjian tersebut, yang berkali-kali dibaharui oleh kasih karunia ilahi, perlu pula diperhatikan.

Perjanjian yang dibuat di Moab memperbaharui perjanjian di Sinai, yang merupakan pembaharuan dari perjanjian yang dibuat Allah dengan Adam (bdg. Kej. 3:15, Ul. 5:2-3).

2-9. Kemurahan Allah dan mukjizat pembebasan dari Mesir, serta perjalanan sepanjang pengembaraan mereka di padang gurun, seharusnya sudah membuka mata angkatan tersebut akan hikmat tertinggi, yaitu menyerahkan diri dengan kasih sepenuh hati kepada Tuhan yang demikian agung dan murah hati.

(Tentang ay. 5-6 lihat 8:2 dst, tentang ay. 7-8 lihat 2:30 dst, 3:1 dst.).

4. Tidak memberi kamu akal budi untuk mengerti. Tetapi pengetahuan rohani yang paling sederhana sekalipun berada di luar jangkauan kemampuan seorang berdosa, terkecuali Roh Allah memberikan kepadanya pengertian sebagai anugerah kasih karunia Tuhan.

Bangsa ini, yang demikian diperkenan, sehingga bisa hidup di dalam suasana adikodrati sepanjang empat puluh tahun, tidak memiliki karunia yang diperlukan tersebut (bdg. 9:7, 24).

9. Lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia. Tanggung jawab atas kebebalan rohani ini berada di tangan Israel, dan dengan teguran ini bangsa itu didorong untuk memberikan tanggapan yang lebih baik kepada Tuhan mereka.

Cara yang tidak kelihatan melalui mana himbauan Musa menjadi himbauan langsung Tuhan (ay. 5 dst, bdg. 7:4, 11:15, 17:3, 28:20), menunjukkan realitas penyataan adikodrati yang sampai kepada bangsa tersebut melalui Musa, sang perantara Allah.

10-15. Tindakan inti dari pengesahan perjanjian, serta maknanya, diutarakan di bagian ini.

Istilah-istilah dari ayat 10-11 menunjukkan sifat formal yang khidmat dari umat itu, serta menekankan kenyataan, bahwa seluruh masyarakat perjanjian hadir untuk ikut mengucapkan sumpah.

Perempuan dan anak-anak, orang bukan Israel (bdg. Kel. 12:38, Bil. 10:29, 11:4), para tukang (Ul. 29:11c, bdg. Yos. 9:21), ikut terlibat.

12. Masuk ke dalam perjanjian Tuhan. Anak kalimat Ibrani ini hanya dijumpai di sini saja. Secara harfiah artinya adalah: berjalan melewati.

Upacara ini mungkin merupakan upacara pengambilan sumpah, sebagaimana yang diutarakan di Kejadian 15:17-18.

Penyamaan perjanjian Tuhan dengan sumpah-Nya (29:12), merupakan sebuah petunjuk penting tentang perjanjian selaku sarana Allah untuk memerintah di mana Ia memperoleh janji suatu bangsa untuk melayani Dia.

13. Supaya Ia mengangkat engkau sebagai umat-Nya. Ayat ini tujuannya sama, tetapi di sini menunjukkan pula bahwa ketetapan Allah tentang hubungan perjanjian dengan manusia bukan suatu tindakan tunduk yang memalukan, melainkan merupakan suatu tindakan hati yang bertujuan menyelamatkan.

Tindakan tersebut menggenapi janji dan sumpah di mana anak-anak Allah telah memperoleh pengharapan dan pertolongan (bdg. Ibr. 6:17-18).

15b. Dan juga dengan setiap orang yang tidak ada di sini pada hari ini bersama-sama dengan kita. Ini berarti bahwa perjanjian tersebut harus memiliki kesinambungan keturunan.

Hal itu disebabkan bukan karena keselamatan itu merupakan warisan keluarga, tetapi karena Allah itu setia terhadap janji-Nya, sehingga memperluas kemurahan-kemurahan perjanjian-Nya hingga angkatan yang keseribu dari orang-orang yang mengasihi-Nya, dan karena pelaksanaan perjanjian menghormati kewenangan orang tua (ay. 14-15).

Oleh karena itu, perjanjian dengan tanda penyerahan diri melalui sakramen, dilaksanakan oleh orang-orang percaya bersama dengan anak-anak mereka.

16-29. Sebab (ay. 16) dan janganlah (ay. 18), dua-duanya mengandung suatu pikiran yang mendahuluinya. Ide yang hendak disampaikan mungkin adalah panggilan untuk setia selalu yang telah dibahas di bagian sebelumnya.

Jadi, (Ingatlah, ya Israel, bahwa TUHAN adalah Allahmu), sebab kamu tahu betul, bahwa godaan untuk menyembah berhala datang dari bangsa-bangsa di sekitarmu -- kamu sudah melihat dewa kejijikan dan berhala mereka (ay. 16-17).

(Ingatlah), janganlah penyembahan berhala berakar di antara kamu, sehingga kamu akan menuai hasil yang pahit dan beracun (ay. 18, bdg. Ibr. 12:15).

Bahaya yang diungkapkan secara kiasan di ayat 18b dikembangkan lebih lanjut di ayat 19-28 -- tentang akar di ayat 19-21 dan tentang hasil yang pahit di ayat 22-28.

19b. Dengan demikian dilenyapkannya baik tanah yang kegenangan maupun yang kekeringan. Acuan dari kiasan ini ialah pada tanaman. Tanaman yang tergenang air dan tanaman yang kering, berarti semua jenis tanaman.

Ini melanjutkan gambaran dari ayat 18b, yakni peringatan kembali bahwa apabila penyembahan berhala mulai berkuasa di Israel, hasil akhirnya pasti mematikan, pasti kehancuran seluruh bangsa itu. Pikiran ini dilanjutkan kembali di ayat 22 dan seterusnya.

Mengenai orang yang dengan munafik mengucapkan sumpah kutuk perjanjian (ay. 19b), jangan mengira bahwa Tuhan tidak akan memandang dia bersalah karena telah mengucapkan nama Tuhan dengan sia-sia.

Sekalipun orang itu mungkin mengira ia bisa menyembunyikan diri di antara anggota bangsa Israel, dan menganggap kemunafikannya tersembunyi di dalam hatinya sendiri, Tuhan, Saksi perjanjian yang membalaskan kesalahan, akan mengkhususkan dia dan tanpa belas kasihan mencurahkan atas dirinya seluruh kutukan yang ia minta dengan tanpa dasar.

Mengenai ayat 20b lihat Wahyu 22:18-19.

Dengan secara mendadak mengarahkan pandangannya ke masa depan (ay. 22) melewati masa hancurnya teokrasi dan masa pembuangan (ay. 28) yang sebelumnya sudah ia nyatakan sebagai ancaman dalam kutuk-kutuk perjanjian, Musa kembali menelusuri penyebab jatuhnya Israel, yaitu karena Israel berubah setia kepada raja-raja yang dianggap dewa berhala (ay. 25-28).

24. Apakah sebabnya Tuhan berbuat demikian ... ? Musa memakai sebuah dialog drama antara orang Israel dengan orang asing yang berdiri di tengah-tengah puing-puing yang hangus dari negeri teokratis itu, sebuah bekas firdaus, yang kini, seperti halnya kota-kota megah lain di dataran itu, telah berubah menjadi puing-puing terlantar akibat murka Allah (ay. 23).

29. Hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya. Perhatian terhadap permintaan Tuhan yang telah dinyatakan, merupakan urusan utama bagi hamba-hamba-Nya (bdg. 30:11 dst.), dan bukan mendambakan pengetahuan tentang rahasia ilahi.

Perikop Selanjutnya: Pulih Setelah Tobat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel