Ulangan 30:1-10: Pulih Setelah Tobat

Pulih Setelah Tobat.

Setelah belajar perikop Perjanjian Dengan Allah Diperbaharui dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Pulih Setelah Tobat.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 30:1-10 dengan judul perikop Pulih Setelah Tobat).

Kita belajar perikop Pulih Setelah Tobat ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Pulih Setelah Tobat (Kitab Ulangan 30:1-10)


Deu 30:1 "Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau,

Deu 30:2 dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,

Deu 30:3 maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau.

Deu 30:4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau.

Deu 30:5 TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu.

Deu 30:6 Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup.

Deu 30:7 TUHAN, Allahmu, akan menjatuhkan segala sumpah serapah itu kepada musuhmu dan pembencimu, yang telah mengejar engkau.

Deu 30:8 Engkau akan mendengarkan kembali suara TUHAN dan melakukan segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini.

Deu 30:9 TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu--

Deu 30:10 apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."


Sanksi-sanksi: Pengesahan Perjanjian (27:1-30:20).

Bagian baku yang keempat di dalam perjanjian raja-raja kuno berisi kutuk dan berkat, sanksi-sanksi celaka dan kesejahteraan dari perjanjian.

Di dalam Kitab Ulangan, bagian tersebut dijumpai di pasal 27-30.

Meskipun 26:16-19 merupakan bagian penutup dari rangkaian peraturan, bagian tersebut juga mengawali unsur pengesahan perjanjian, yang intinya terdiri atas sejumlah kutuk dan berkat yang dibahas di bagian ini.

Pengesahan perjanjian baru yang disusun oleh Musa dengan generasi yang kedua, akan disingkapkan dalam dua tahap.

Hal itu merupakan prosedur biasa di dalam menjamin suksesi takhta kepada pewaris raja yang ditetapkan.

Ketika ajalnya menjelang, raja mengharuskan pihak yang tunduk kepadanya mengucapkan sumpah setia kepada putranya. Sesudah itu, ketika sang putra naik takhta, pihak yang tunduk tersebut mengulangi sumpah mereka.

Demikian juga Musa dan Yosua, merupakan sebuah dinasti perantara yang mewakili kedudukan Tuhan sebagai Raja atas Israel.

Dengan demikian, naiknya Yosua memimpin Israel, melambangkan kesinambungan dari KeTuhanan Allah atas Israel, sebuah kesinambungan yang dipastikan oleh sumpah yang diucapkan Israel sebelum Musa wafat, dan kemudian pada upacara pengesahan sesudah Yosua naik memimpin mereka.

Pengucapan sejumlah berkat dan kutuk, merupakan hal yang menonjol setiap kali dilaksanakan upacara pengesahan.

Bagian Kitab Ulangan ini diawali dengan kutuk dan berkat untuk digunakan pada tahap kedua dari pengesahan perjanjian (ps. 27), dan sesudah itu kembali kepada situasi sebelumnya dan mengutarakan sanksi-sanksi kekal dari tahap permulaan pengesahan (ps. 28-30).

Jika Kitab Ulangan dipandang sebagai sebuah dokumen hukum resmi selaku saksi tentang perjanjian itu, tidak ada kesulitan dengan berbagai pengarahan yang diutarakan di pasal 17.

Dalam pada itu, hubungan di antara akhir pasal 26 dengan awal pasal 28 demikian lancar, sehingga menunjukkan bahwa pasal 27 kemungkinan tidak muncul tepat pada titik ini dalam perjalanan upacara di Moab.

Demikian pula di dalam arus pidato Musa yang sesungguhnya, pasal 30 mungkin langsung mengikuti akhir pasal 28.

Pemulihan Fundamental (30:1-10).


Di balik kutuk pembuangan, terbuka peluang pemulihan (ay. 1-10, bdg. 4:29-31, Im. 26:40-45).

Program penebusan Allah, tidak bisa digagalkan oleh kejatuhan orang-orang yang memang dari Israel, namun bukan orang Israel yang setia.

Sejumlah golongan sisa yang masih taat bersama dengan sejumlah sisa orang bukan Yahudi, akan dipulihkan hubungannya dengan Tuhan perjanjian di dalam Kerajaan-Nya yang mulia.

Mengenai pemulihan fundamental tersebut, kembalinya bangsa Israel dari buangan Babel merupakan contoh.

Sejumlah keterangan yang kompleks tentang pemulihan sebagai contoh, dan sebagai penggenapan contoh dikemukakan di dalam berkat nubuat Musa berikut ini.

Bagian perjanjian yang berkenaan dengan pengesahan perjanjian (Ul. 27-30), diakhiri dengan panggilan untuk mengambil keputusan yang di dalamnya Musa mengingatkan bangsa Israel, bahwa mereka tidak bisa mengelak dari tuntutan Allah (ay. 11-14), dan ia memperingatkan mereka, bahwa alternatif yang mereka hadapi berupa kutuk dan berkat, merupakan pilihan antara hidup dan mati (ay. 1.5-20).

1-10. Dalam 28:64 dan seterusnya, Musa melukiskan ketidakberdayaan dan ketidakpercayaan orang Israel dalam perserakan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.

1. Apabila segala hal ini berlaku atasmu. Di sini Musa memandang lebih jauh dari masa pembuangan, bahkan sesungguhnya lebih jauh dari segala kutuk dan berkat yang sampai sekarang diuraikan dalam bagian-bagian tentang perjanjian ini, dan menyampaikan kepada bangsanya harapan akan pemulihan, yaitu harapan akan pembaharuan perjanjian.

2. Apabila engkau berbalik kepada Tuhan. Jalan menuju keadaan bahagia yang baru ini ialah jalan penyerahan diri yang dibaharui dan sungguh-sungguh kepada Tuhan, yang kepada-Nya Israel telah memberontak (bdg. ay. 10).

6-8. Sumber dari pertobatan dan kasih sepenuh hati kepada Tuhan tersebut, akan merupakan karya ilahi -- TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu.

Apa yang sebelumnya merupakan sebuah penyunatan lahiriah, yaitu sakramen penyerahan diri pada zaman Perjanjian Lama, akan diwujudkan secara rohani oleh kuasa Allah (bdg. 10:16, Yer. 31:33 dst, 32:39 dst, Yeh. 11:19, 36:26-27).

Sebagaimana tampak dalam perkembangan tema ini pada zaman para nabi, pembaharuan dan pemulihan yang dinubuatkan oleh Musa adalah yang dilaksanakan oleh Kristus pada zaman Perjanjian Baru.

Nubuat tersebut tidak secara sempit menyangkut hanya orang Yahudi berdasarkan etnik, tetapi dengan seluruh masyarakat perjanjian, yang di Perjanjian Lama secara konkret berarti Israel.

Meskipun demikian, dalam suasana Perjanjian Baru, tembok-tembok perbedaan etnik, diruntuhkan.

Oleh karena itu, gambaran Perjanjian Lama yang dipakai di sini tentang orang-orang Israel yang dibuang dan dikumpulkan kembali bagi Tuhan di Yerusalem (30:3b-4, bdg. 28:64), digenapi sepenuhnya di dalam kumpulan orang-orang berdosa Perjanjian Baru secara universal, yaitu mereka yang terbuang dari Firdaus, yang kembali kepada Tuhan Yesus yang bertakhta di Yerusalem surgawi.

3a. Ia akan mengumpulkan engkau kembali mengacu kepada suatu perubahan yang radikal.

9. TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu. Bersama dengan karunia-karunia rohani berupa pembaharuan, pertobatan dan pengudusan melalui mana para pemberontak diubah menjadi hamba-hamba yang setia, Mesias akan memberikan kepada mereka dunia baru yang makmur dan sejahtera sebagai warisan mereka (ay. 3a, 5, 9, bdg. 28:4, 62).

Kerajaan teokratis yang dipulihkan di Kanaan dipakai sebagai gambaran contoh untuk realitas penggenapannya, yaitu Kerajaan Allah abadi di alam semesta yang telah dibaharui.

Hal tersebut akan diperoleh melalui sebuah penghakiman ilahi, sebab sekalipun umat Allah akan mewarisi bumi, semua musuh mereka akan tertimpa segala kutukan (ay. 7).

Dengan demikian, keselamatan dari Mesias merupakan suatu eksodus dan penaklukan yang baru, suatu pembaharuan dari perjanjian yang diperantarai oleh Musa dan Yosua, pertama di Sinai dan kemudian di Moab dan di Ebal serta Gerizim.

Perikop Selanjutnya: Kehidupan atau Kematian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel