Hakim-hakim 19: Perbuatan Noda di Gibea

Perbuatan Noda di Gibea.

Setelah belajar perikop Patung Sembahan Mikha Dirampas Oleh Bani Dan dari kitab Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Perbuatan Noda di Gibea.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 19 dengan judul perikop Perbuatan Noda di Gibea).

Kita belajar perikop Perbuatan Noda di Gibea ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Perbuatan Noda di Gibea (Kitab Hakim-hakim 19)


Jdg 19:1 Terjadilah pada zaman itu, ketika tidak ada raja di Israel, bahwa di balik pegunungan Efraim ada seorang Lewi tinggal sebagai pendatang. Ia mengambil seorang gundik dari Betlehem-Yehuda.

Jdg 19:2 Tetapi gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya di Betlehem-Yehuda, lalu tinggal di sana empat bulan lamanya.

Jdg 19:3 Berkemaslah suaminya itu, lalu pergi menyusul perempuan itu untuk membujuk dia dan membawanya kembali; bersama-sama dia bujangnya dan sepasang keledai. Ketika perempuan muda itu membawa dia masuk ke rumah ayahnya, dan ketika ayah itu melihat dia, maka bersukacitalah ia mendapatkannya.

Jdg 19:4 Mertuanya, ayah perempuan muda itu, tidak membiarkan dia pergi, sehingga ia tinggal tiga hari lamanya pada ayah itu; mereka makan, minum dan bermalam di sana.

Jdg 19:5 Tetapi pada hari yang keempat, ketika mereka bangun pagi-pagi dan ketika orang Lewi itu berkemas untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu kepada menantunya: "Segarkanlah dirimu dahulu dengan sekerat roti, kemudian bolehlah kamu pergi."

Jdg 19:6 Jadi duduklah mereka, lalu makan dan minumlah keduanya bersama-sama. Kata ayah perempuan muda itu kepada laki-laki itu: "Baiklah putuskan untuk tinggal bermalam dan biarlah hatimu gembira."

Jdg 19:7 Tetapi ketika orang itu bangun untuk pergi juga, mertuanya itu mendesaknya, sehingga ia tinggal pula di sana bermalam.

Jdg 19:8 Pada hari yang kelima, ketika ia bangun pagi-pagi untuk pergi, berkatalah ayah perempuan muda itu: "Mari, segarkanlah dirimu dahulu, dan tinggallah sebentar lagi, sampai matahari surut." Lalu makanlah mereka keduanya.

Jdg 19:9 Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya: "Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan dan pulang ke rumahmu."

Jdg 19:10 Tetapi orang itu tidak mau tinggal bermalam; ia berkemas, lalu pergi. Demikian sampailah ia di daerah yang berhadapan dengan Yebus--itulah Yerusalem--;bersama-sama dengan dia ada sepasang keledai yang berpelana dan gundiknya juga.

Jdg 19:11 Ketika mereka dekat ke Yebus dan ketika matahari telah sangat rendah, berkatalah bujang itu kepada tuannya: "Marilah kita singgah di kota orang Yebus ini dan bermalam di situ."

Jdg 19:12 Tetapi tuannya menjawabnya: "Kita tidak akan singgah di kota asing yang bukan kepunyaan orang Israel, tetapi kita akan berjalan terus sampai ke Gibea."

Jdg 19:13 Lagi katanya kepada bujangnya: "Marilah kita berjalan sampai ke salah satu tempat yang di sana dan bermalam di Gibea atau di Rama."

Jdg 19:14 Lalu berjalanlah mereka melanjutkan perjalanannya, dan matahari terbenam, ketika mereka dekat Gibea kepunyaan suku Benyamin.

Jdg 19:15 Sebab itu singgahlah mereka di Gibea, lalu masuk untuk bermalam di situ, dan setelah sampai, duduklah mereka di tanah lapang kota. Tetapi tidak ada seorangpun yang mengajak mereka ke rumah untuk bermalam.

Jdg 19:16 Tetapi datanglah pada malam itu seorang tua, yang pulang dari pekerjaannya di ladang. Orang itu berasal dari pegunungan Efraim dan tinggal di Gibea sebagai pendatang, tetapi penduduk tempat itu adalah orang Benyamin.

Jdg 19:17 Ketika ia mengangkat mukanya dan melihat orang yang dalam perjalanan itu di tanah lapang kota, berkatalah orang tua itu: "Ke manakah engkau pergi dan dari manakah engkau datang?"

Jdg 19:18 Jawabnya kepadanya: "Kami sedang dalam perjalanan dari Betlehem-Yehuda ke balik pegunungan Efraim. Dari sanalah aku berasal; aku tadinya pergi ke Betlehem-Yehuda dan sekarang sedang berjalan pulang ke rumah. Tetapi tidak ada orang yang mengajak aku ke rumahnya,

Jdg 19:19 walaupun ada padaku jerami dan makanan untuk keledai kami, pula roti dan anggur untuk aku sendiri, untuk hambamu perempuan ini dan untuk bujang yang bersama-sama dengan hambamu ini; kami tidak kekurangan sesuatu."

Jdg 19:20 Lalu berkatalah orang tua itu: "Jangan kuatir! Segala yang engkau perlukan biarlah aku yang menanggung, tetapi janganlah engkau bermalam di tanah lapang kota ini."

Jdg 19:21 Sesudah itu dibawanyalah dia masuk ke rumahnya, lalu keledai-keledai diberinya makan; maka merekapun membasuh kaki, makan dan minum.

Jdg 19:22 Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu: "Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia."

Jdg 19:23 Lalu keluarlah pemilik rumah itu menemui mereka dan berkata kepada mereka: "Tidak, saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat; karena orang ini telah masuk ke rumahku, janganlah kamu berbuat noda.

Jdg 19:24 Tetapi ada anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."

Jdg 19:25 Tetapi orang-orang itu tidak mau mendengarkan perkataannya. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar, kemudian mereka bersetubuh dengan perempuan itu dan semalam-malaman itu mereka mempermainkannya, sampai pagi. Barulah pada waktu fajar menyingsing mereka melepaskan perempuan itu.

Jdg 19:26 Menjelang pagi perempuan itu datang kembali, tetapi ia jatuh rebah di depan pintu rumah orang itu, tempat tuannya bermalam, dan ia tergeletak di sana sampai fajar.

Jdg 19:27 Pada waktu tuannya bangun pagi-pagi, dibukanya pintu rumah dan pergi ke luar untuk melanjutkan perjalanannya, tetapi tampaklah perempuan itu, gundiknya, tergeletak di depan pintu rumah dengan tangannya pada ambang pintu.

Jdg 19:28 Berkatalah ia kepada perempuan itu: "Bangunlah, marilah kita pergi." Tetapi tidak ada jawabnya. Lalu diangkatnyalah mayat itu ke atas keledai, berkemaslah ia, kemudian pergi ke tempat kediamannya.

Jdg 19:29 Sesampai di rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya, dipotong-potongnya menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel.

Jdg 19:30 Dan setiap orang yang melihatnya, berkata: "Hal yang demikian belum pernah terjadi dan belum pernah terlihat, sejak orang Israel berangkat keluar dari tanah Mesir sampai sekarang. Perhatikanlah itu, pertimbangkanlah, lalu berbicaralah!"


19:1. Ada seorang Lewi. Kisah kejahatan yang terjadi di Gibea ini didahului dengan pernyataan: ketika tidak ada raja di Israel.

Pada masa yang tanpa hukum tersebut, ketika Allah adalah Raja dalam teori saja, tetapi dalam kenyataannya manusia melakukan apa yang benar menurut pandangannya sendiri, seorang suku Lewi dari wilayah perbukitan Efraim mengambil seorang gundik dari Betlehem-Yehuda.

2. Gundiknya itu berlaku serong terhadap dia dan pergi dari padanya ke rumah ayahnya. RSV, yang mengikuti LXX dan versi Latin kuno, menerjemahkan sebagai berikut: dia pergi dari suaminya, maksudnya: meninggalkan suaminya.

Moore, di dalam ICC, menerjemahkannya sebagai: dia marah terhadap suaminya.

3. Berkemaslah suaminya. Sang suami menyusul istrinya untuk membujuk dia (secara harfiah: berbicara menenangkan hatinya (bdg. Hos. 2:14)).

Suami itu disambut dengan hangat oleh ayah sang istri, yang menjamunya selama tiga hari (ay. 4).

Pada hari yang keempat, orang Lewi dan gundiknya tersebut bersiap-siap untuk pergi, namun sang ayah berat melepaskan mereka.

Mereka kemudian tetap tinggal hingga hari yang kelima (ay. 8).

10. Tetapi orang itu tidak mau tinggal bermalam. Dengan menolak usaha sang ayah mertua untuk menahan mereka lebih lama, orang Lewi dan gundiknya kemudian pergi ke utara.

Mereka melewati Yerusalem, yang dikenal sebagai Yebus, sebab masih dikuasai oleh orang Yebus yang tinggal di situ.

Karena kota itu bukan kota yang diduduki orang Israel, orang Lewi itu tidak bersedia bermalam di sana, tetapi mendesak untuk bergerak terus menuju ke Gibea, kota yang diduduki suku Benyamin (ay. 12).

15. Sebab itu singgahlah mereka di Gibea. Dengan mengharapkan akan mendapat tempat tumpangan di kota itu, orang Lewi tersebut ternyata kecewa.

Dia menunggu di tanah lapang kota, di bagian dalam dari gerbang kota itu, tetapi tidak satu pun penduduk Gibea menawarkan tempat untuk menumpang.

16. Tetapi datanglah pada malam itu seorang tua. Tempat tumpangan akhirnya ditawarkan kepadanya oleh seorang dari Gunung Efraim yang tinggal sementara di kota itu.

Hal ini kembali menggarisbawahi sikap orang Gibea yang tidak suka memberi tumpangan.

18. Sekarang sedang berjalan pulang ke rumah. Orang Lewi itu memperkenalkan diri kepada orang yang menunjukkan minat untuk menolongnya itu.

AV menerjemahkan "rumah" sebagai rumah Tuhan yang artinya Silo atau Betel (bdg. 20:18, 26).

21. Sesudah itu dibawanyalah dia masuk ke rumahnya. Orang tua yang berdiam sementara di Gibea itu, kemudian mengajak si orang Lewi menumpang di rumahnya, yang menunjukkan bahwa orang tersebut akan memenuhi segala kebutuhan tamunya (ay. 20).

22. Datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Kejahatan penduduk Gibea dapat dianggap setingkat dengan kejahatan orang Sodom.

Mereka menginginkan hubungan mesum atau tidak senonoh dengan orang Lewi itu.

Sebagaimana Lot menawarkan kedua putrinya di dalam situasi serupa itu (Kej. 19:8), demikian pula di sini tuan rumah menawarkan putrinya sendiri dan gundik orang Lewi tersebut untuk melindungi tamunya (ay. 24).

25. Lalu orang Lewi itu menangkap gundiknya dan membawanya kepada mereka ke luar. Orang Lewi tersebut menawarkan gundiknya di dalam rangka menyelamatkan dirinya sendiri.

Tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan.

Abraham bersedia mengorbankan Sara untuk menyelamatkan dirinya sendiri di dalam situasi yang sama (Kej. 12:10-20).

Gundik orang Lewi itu kemudian diperkosa sepanjang malam.

27. Pada waktu tuannya bangun pagi-pagi. Setelah pengalaman yang mengerikan sepanjang malam, gundik itu merangkak ke rumah tersebut mencari tempat yang aman.

Tetapi, dia mati di depan rumah tumpangan mereka.

29. Sesampai di rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya. Ketika orang Lewi itu melihat apa yang telah terjadi, dia membawa mayat gundiknya tersebut pulang dengan keledai.

Kemudian dipotongnya mayat tersebut menjadi dua belas bagian, dan dikirim ke seluruh wilayah Israel (bdg. I Sam. 11:7).

Semua orang setuju, bahwa tidak pernah kekejian semacam itu terjadi sejak bangsa Israel keluar dari Mesir (ay. 30).

Perikop Selanjutnya: Peperangan Orang Israel Melawan Bani Benyamin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel