1 Samuel 4: Tabut TUHAN Dirampas

Tabut TUHAN Dirampas.

Setelah belajar perikop Samuel Terpanggil dari 1 Samuel, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Tabut TUHAN Dirampas.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Samuel (1Sa 4 dengan judul perikop Tabut TUHAN Dirampas).

Kita belajar perikop Tabut TUHAN Dirampas ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Tabut TUHAN Dirampas (Kitab 1 Samuel 4)


1Sa 4:1 Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. (4-1b) Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.

1Sa 4:2 Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu.

1Sa 4:3 Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: "Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita."

1Sa 4:4 Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian TUHAN semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub; kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu.

1Sa 4:5 Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar.

1Sa 4:6 Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata: "Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?" Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke perkemahan itu,

1Sa 4:7 ketakutanlah orang Filistin, sebab kata mereka: "Allah mereka telah datang ke perkemahan itu," dan mereka berkata: "Celakalah kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu.

1Sa 4:8 Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.

1Sa 4:9 Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang Filistin, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!"

1Sa 4:10 Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki.

1Sa 4:11 Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.

1Sa 4:12 Seorang dari suku Benyamin lari dari barisan pertempuran dan pada hari itu juga ia sampai ke Silo dengan pakaian terkoyak-koyak dan dengan tanah di kepalanya.

1Sa 4:13 Ketika ia sampai, Eli sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu, sebab hatinya berdebar-debar karena tabut Allah itu. Ketika orang itu masuk ke kota dan menceritakan kabar itu, berteriaklah seluruh kota itu.

1Sa 4:14 Ketika Eli mendengar bunyi teriakan itu, bertanyalah ia: "Keributan apakah itu?" Lalu bersegeralah orang itu mendapatkan Eli dan memberitahukannya kepadanya.

1Sa 4:15 Eli sudah sembilan puluh delapan tahun umurnya dan matanya sudah bular, sehingga ia tidak dapat melihat lagi.

1Sa 4:16 Kata orang itu kepada Eli: "Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan pertempuran." Kata Eli: "Bagaimana keadaannya, anakku?"

1Sa 4:17 Jawab pembawa kabar itu: "Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas."

1Sa 4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

1Sa 4:19 Adapun menantunya perempuan, isteri Pinehas, sudah hamil tua. Ketika didengarnya kabar itu, bahwa tabut Allah telah dirampas dan mertuanya laki-laki serta suaminya telah mati, duduklah ia berlutut, lalu bersalin, sebab ia kedatangan sakit beranak.

1Sa 4:20 Ketika ia hampir mati, berkatalah perempuan-perempuan yang berdiri di dekatnya: "Janganlah takut, sebab engkau telah melahirkan seorang anak laki-laki." Tetapi ia tidak menjawab dan tidak memperhatikannya.

1Sa 4:21 Ia menamai anak itu Ikabod, katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel" --karena tabut Allah sudah dirampas dan karena mertuanya dan suaminya.

1Sa 4:22 Katanya: "Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab tabut Allah telah dirampas."


1. Orang Filistin adalah satu-satunya penduduk Palestina yang bukan dari bangsa Semit.

Mereka datang dari Kaftor (Am. 9:7, Yer. 47:4-5, Ul. 2:23) yang pada umumnya diidentifikasi sebagai Kreta pada zaman modern.

Sejumlah pakar beranggapan, bahwa orang-orang Filistin ini adalah orang-orang yang terbuang ketika serbuan orang Akhaia ke Yunani Kuno, kepulauan Egeik dan daerah pantai Asia Kecil pada tahun 1200-an SM.

Orang Filistin diorganisir di bawah lima orang raja, yang masing-masing menguasai salah satu di antara lima kota utama mereka: Asdod, Ekron, Askelon, Gaza dan Gat.

Pusat-pusat mereka terletak pada jalur pasukan-pasukan penakluk, sehingga akhirnya mereka hilang dari sejarah Israel, kecuali warisan mereka untuk tanah Israel, yaitu nama Palestina.

Penduduk Filistin yang mula-mula di Kanaan pada zaman para leluhur, telah membengkak dengan datangnya orang-orang buangan ini.

2. Di medan pertempuran itu. Pertempuran tersebut terjadi di wilayah terbuka, mungkin di Dataran Saron, di mana orang Filistin memiliki keuntungan karena dapat dilalui oleh kereta perang mereka (13:5, II Sam. 1:6).

Orang Israel berhasil mempertahankan wilayah mereka, tetapi mereka kehilangan banyak orang.

3. Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita. Tabut itu telah berjalan di depan Israel ketika mereka menyeberang Sungai Yordan, dan ketika mereka melawan Yerikho.

Tabut tersebut melambangkan kehadiran dan kuasa Yehova, dan para tua-tua percaya, bahwa kemurtadan dapat diatasi dengan kehadiran lambang ilahi itu.

Mereka tidak bisa membedakan antara tabut sebagai lambang kehadiran Allah dengan kehadiran Allah itu sendiri.

4. Yang bersemayam di atas para kerub. Dibelius berpendapat, bahwa tabut perjanjian itu merupakan sebuah singgasana yang digotong oleh Kerub-kerub itu.

5. Bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring. Sorakan ini mungkin merupakan pekik perang dari Bilangan 10:35: "Bangkitlah Tuhan, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu."

6. Di perkemahan orang Ibrani itu. Ibrani adalah nama untuk orang Israel menurut orang asing, dan cara orang Israel menyebut diri mereka sendiri ketika berbicara dengan orang asing.

Sebutan ini mungkin berasal dari eber, "di belakang", "di balik", yang pada mulanya dikenakan kepada Abraham sebagai pendatang dari belakang atau dari balik Sungai Efrat (Yos. 24:2 dst.).

Kata ini mungkin juga dari nama nenek moyang, yaitu Eber (Kej. 10:21, 24), sehingga artinya adalah keturunan Eber.

10. Dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki. Beberapa pakar mengatakan, bahwa jumlah ini terlalu dilebih-lebihkan.

Pakar lainnya beranggapan, bahwa yang disebut di sini adalah semua kehilangan (manusia dan hewan yang ikut bertempur).

Kelompok yang lain lagi berpendapat, bahwa di dalam pertempuran itu telah gugur tiga puluh ribu orang.

Yang lain lagi beranggapan, bahwa pertempuran jarak dekat dan panah beracun telah menghasilkan kerugian yang besar.

Herodotus dan Yosefus mengakui, bahwa jumlah kematian yang besar sering kali merupakan ciri pertempuran kuno.

11. Tewas. Kisah tentang malapetaka nasional ini dapat dilihat di Mazmur 78:60 dan seterusnya.

12. Seorang dari suku Benyamin. Menurut sebuah tradisi dari para rabi, orang ini adalah Saul, dan bahwa dia menyelamatkan loh-loh batu bertuliskan hukum Taurat dari tangan Goliat, yang kemudian membawa pergi tabut perjanjian Tuhan.

Pakaian terkoyak-koyak. Mengoyakkan pakaian dan mengotori wajah dengan tanah atau abu, merupakan tanda berkabung yang universal atas kematian atau suatu malapetaka nasional (Yos. 7:6, II Sam. 15:32).

13. Eli sedang duduk di kursi di tepi jalan menunggu-nunggu. Eli telah pergi ke gerbang kota untuk menunggu berita mengenai pertempuran itu.

Utusan yang dikirim, di dalam semangatnya untuk menyampaikan berita, bergegas melewati orang tua yang sudah buta itu, sehingga dia harus balik lagi untuk menyampaikan berita tentang pertempuran.

Berteriaklah seluruh kota itu. Sebagian besar kaum laki-laki di Silo telah terbunuh.

17. Ayat ini melukiskan dengan baik gaya klimaks dari sang penulis.

Keempat pokok - pertempuran Israel, pembantaian umum, kematian putra-putra Eli dan perampasan tabut perjanjian - disajikan menurut arti yang makin meningkat bagi sang imam tua itu.

19. Duduklah ia berlutut. Di bagian-bagian tertentu di dunia Timur, perempuan hamil tua melahirkan dalam keadaan berdiri.

Di tempat lainnya, mereka melahirkan dalam keadaan berlutut, seperti masih menjadi kebiasaan di Etiopia.

21. Telah lenyap. Kata Ibraninya mengungkapkan jauh lebih banyak lagi.

Kata ini bersifat sebagai pertanda tidak menyenangkan, yang artinya, dalam pembuangan.

Tabut perjanjian berada di negeri asing.

Mungkin kemenangan orang Filistin ini diikuti oleh kehancuran Silo.

Sekalipun kitab-kitab sejarah diam saja mengenai malapetaka ini, peristiwa ini tetap diingat hingga masa Yeremia (7:12, 14, 26:6).

Ikabod. Kata Ibrani îkabôd artinya di manakah kemuliaan?

Di dalam bahasa Ibrani, kata kemuliaan mengandung berbagai arti.

Kata ini bisa berarti "bobot", yang dipakai secara kiasan untuk menunjukkan reputasi dan martabat.

"Kemuliaan" semacam itu bisa terlihat dalam kekayaan (Mzm. 49:16-17), mahkota (Ayb. 19:9), pakaian yang indah (Kel. 28:2).

Kemuliaan sebuah hutan adalah pohon-pohonnya.

Kemuliaan sebuah bangsa adalah penduduknya.

"Kemuliaan" juga dipakai sebagai kata yang berarti Allah.

Di sini artinya "Di manakah Allah?"

Orang Ibrani sering kali tidak bisa membedakan antara kehadiran Allah dan lambang-lambang religius dari kehadiran-Nya.

Allah berada di mana benda-benda kudus itu berada.

Ketika tabut perjanjian itu dirampas, Allah dianggap juga pergi dari Israel.

Pada tahun-tahun kemudian, para nabi Israel menandaskan, bahwa Allah menyertai umat-Nya baik pada saat mereka dihajar maupun pada saat mereka diberkati.

Perikop Selanjutnya: Tabut TUHAN di Tanah Orang Filistin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel