1 Raja-raja 6: Salomo Mendirikan Bait Suci

Setelah belajar perikop Persiapan-persiapan Untuk Mendirikan Bait Suci dari Kitab 1 Raja-raja, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Salomo Mendirikan Bait Suci.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Raja-raja (1 Kings 6 dengan judul perikop Salomo Mendirikan Bait Suci).

Kita belajar perikop "Salomo Mendirikan Bait Suci" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Salomo Mendirikan Bait Suci (Kitab 1Ki 6)


1Ki 6:1 Dan terjadilah pada tahun keempat ratus delapan puluh sesudah orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel, dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua, maka Salomo mulai mendirikan rumah bagi TUHAN.

1Ki 6:2 Rumah yang didirikan raja Salomo bagi TUHAN itu enam puluh hasta panjangnya dan dua puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.

1Ki 6:3 Balai di sebelah depan ruang besar rumah itu dua puluh hasta panjangnya, menurut lebar rumah itu, dan sepuluh hasta lebarnya ke sebelah depan rumah itu.

1Ki 6:4 Dibuatnya juga pada rumah itu jendela-jendela yang rapat bidainya.

1Ki 6:5 Pada dinding rumah itu sekelilingnya didirikannya kamar tambahan, sekeliling ruang besar dan ruang belakang, dan seluruhnya dibuatnya bertingkat-tingkat.

1Ki 6:6 Tingkat bawah lima hasta lebarnya, yang tengah enam hasta dan yang ketiga tujuh hasta, sebab telah dibuatnya ceruk-ceruk pada rumah itu sekeliling sebelah luar, sehingga dinding rumah itu tidak usah dilobangi.

1Ki 6:7 Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besipun selama pembangunan rumah itu.

1Ki 6:8 Pintu tingkat bawah ada pada lambung kanan rumah itu, dan orang naik dengan tangga-tangga pilin ke tingkat tengah dan dari tingkat tengah ke tingkat yang ketiga.

1Ki 6:9 Setelah ia selesai mendirikan rumah itu, dibuatnyalah langit-langit rumah itu dari bingkai dan pemapan dari kayu aras.

1Ki 6:10 Dan setelah ia mendirikan kamar tambahan itu pada rumah itu sekeliling, yakni setiap tingkat lima hasta tingginya, maka rumah itu ditutupinya dengan kayu aras.

1Ki 6:11 Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Salomo, demikian:

1Ki 6:12 "Mengenai rumah yang sedang kaudirikan ini, jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan melakukan segala peraturan-Ku dan tetap mengikuti segala perintah-Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka Aku akan menepati janji-Ku kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu,

1Ki 6:13 yakni bahwa Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan tidak hendak meninggalkan umat-Ku Israel."

1Ki 6:14 Setelah Salomo selesai mendirikan rumah itu,

1Ki 6:15 ia melapisi dinding rumah itu dari dalam dengan papan kayu aras; dari lantai sampai ke balok langit-langit dilapisinya dengan kayu aras, tetapi lantai rumah itu dilapisinya dengan papan kayu sanobar.

1Ki 6:16 Kemudian disekatnyalah dua puluh hasta bagian belakang rumah itu dengan papan kayu aras, dari lantai sampai ke balok-balok; lalu dibuatnyalah ruang itu menjadi ruang belakang, menjadi tempat maha kudus.

1Ki 6:17 Dan empat puluh hasta panjangnya ruang yang di depan ruang belakang itu, yakni ruang besar.

1Ki 6:18 Kayu aras sebelah dalam rumah itu berukirkan buah labu dan bunga mengembang; semuanya ditutupi kayu aras, tidak ada batu kelihatan.

1Ki 6:19 Demikianlah dilengkapinya ruang belakang di dalam rumah itu, di sebelah dalam sekali, supaya di sana ditaruh tabut perjanjian TUHAN.

1Ki 6:20 Ruang belakang itu dua puluh hasta panjangnya dan dua puluh hasta lebarnya dan dua puluh hasta tingginya. Ia melapisinya dengan emas kertas, lalu ia membuat mezbah dari kayu aras di depannya.

1Ki 6:21 Sesudah Salomo melapisi rumah itu dari dalam dengan emas kertas, direntangkannyalah tabir pada rantai-rantai emas yang di depan ruang belakang itu, lalu ruang itu dilapisinya dengan emas.

1Ki 6:22 Seluruh rumah itu dilapisinya dengan emas, ya rumah itu seluruhnya; juga seluruh mezbah yang di depan ruang belakang itu dilapisinya dengan emas.

1Ki 6:23 Selanjutnya di dalam ruang belakang itu dibuatnya dua kerub dari kayu minyak, masing-masing sepuluh hasta tingginya.

1Ki 6:24 Sayap yang satu dari kerub itu lima hasta panjangnya dan sayap yang lain juga lima hasta, sehingga dari ujung sayap yang satu sampai ke ujung sayap yang lain sepuluh hasta panjangnya.

1Ki 6:25 Juga kerub yang kedua adalah sepuluh hasta panjangnya; dan kedua kerub itu sama ukuran dan sama potongan badannya.

1Ki 6:26 Tinggi kerub yang satu sepuluh hasta dan demikian juga kerub yang kedua.

1Ki 6:27 Maka ditaruhnyalah kerub-kerub itu di tengah-tengah ruang yang di sebelah dalam sekali; kerub-kerub itu mengembangkan sayapnya, sehingga kerub yang satu menyentuh dinding dengan sayapnya dan kerub yang kedua menyentuh dinding yang lain, sedang sayap-sayap yang arah ke tengah rumah itu bersentuhan ujungnya.

1Ki 6:28 Dan kerub-kerub itu dilapisinya dengan emas.

1Ki 6:29 Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar.

1Ki 6:30 Juga lantai rumah itu dilapisinya dengan emas, baik di ruang sebelah dalam maupun di ruang sebelah luar.

1Ki 6:31 Sebagai pintu masuk ke ruang belakang dibuatnyalah pintu dari kayu minyak; ambang dan tiangnya merupakan segi lima.

1Ki 6:32 Pada kedua daun pintu yang dari kayu minyak itu ia mengukir gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang, kemudian dilapisinya dengan emas; juga pada kerub dan pada pohon korma itu disalutkannya emas.

1Ki 6:33 Demikian juga untuk pintu masuk ke ruang besar itu dibuatnya tiang-tiang dari kayu minyak yang merupakan segi empat;

1Ki 6:34 dan dua pintu dari kayu sanobar; kedua papan pintu dari pintu yang satu dapat dilipat dan demikian juga kedua papan pintu yang lain.

1Ki 6:35 Lalu diukirnyalah padanya kerub, pohon korma dan bunga mengembang, kemudian dilapisinya pintu itu dengan emas pipih pada gambar ukiran itu.

1Ki 6:36 Ia mendirikan tembok pelataran dalam dari tiga jajar batu pahat dan dari satu jajar balok kayu aras.

1Ki 6:37 Dalam tahun yang keempat, dalam bulan Ziw, diletakkanlah dasar rumah TUHAN,

1Ki 6:38 dan dalam tahun yang kesebelas, dalam bulan Bul, yaitu bulan kedelapan, selesailah rumah itu dengan segala bagian-bagiannya dan sesuai dengan segala rancangannya; jadi tujuh tahun lamanya ia mendirikan rumah itu.


1. Pada tahun keempat ratus delapan puluh sesudah Orang Israel keluar dari tanah Mesir, pada tahun keempat sesudah Salomo menjadi raja atas Israel. Pendahuluan ini, sebagaimana disepakati oleh para pakar, menyajikan salah satu persoalan paling gawat dalam kronologi Perjanjian Lama.

Pekerjaan mendirikan Bait Allah dikatakan berawal empat ratus delapan puluh tahun sesudah peristiwa Keluaran.

Ini menimbulkan persoalan yang sangat pelik untuk menentukan tanggal terjadinya Keluaran.

Ada dua sistem utama yang dipakai untuk menentukan tanggal tersebut, yang satu menghasilkan tanggal yang dini dan satunya tanggal yang kemudian.

Dengan memakai angka pembulatan untuk kemudahan, sistem yang pertama menyebutkan bahwa kepergian dari Mesir terjadi sekitar tahun 1440 sM, sedangkan sistem kedua sekitar tahun 1250-1225 sM atau nyaris dua abad kemudian.

Tanggal yang dini cukup sesuai dengan Kejadian 15:13; Keluaran 12:40, 41 dan Hakim-Hakim 11:26 di mana Yefta menunjukkan bahwa Israel sudah berada di Kanaan sepanjang tiga ratus tahun.

Salomo naik takhta sekitar tahun 963 sM. Tahun keempat dari pemerintahannya yang merupakan awal Bait Allah didirikan, adalah sekitar tahun 959 sM.

Ayat ini harus dipahami sebagai mendukung tanggal eksodus yang lebih dini.

Kota Raamses (Kel. 1:11) yang katanya didirikan oleh bani Israel untuk Firaun, dengan demikian harus dianggap sebagai nama yang kemudian dari kota Zoan atau Avaris.

Para leluhur memasuki Mesir tentu sekitar tahun 1870 sM, sehingga memungkinkan mereka tinggal di Mesir sepanjang empat ratus tahun.

Firaun pada saat eksodus dengan demikian adalah Amenhoteb II yang mengawali pemerintahannya sekitar tahun 1447 sM.

Terdapat bukti bahwa kakak sulungnya meninggal dan tidak menggantikan ayahnya.

Rupanya, berdasarkan pengetahuan yang tersedia, tanggal yang dini lebih sesuai.

Perlu dikemukakan bahwa berlandaskan perhitungan ini, tanggal yang diperkirakan Garstang untuk kejatuhan Yerikho, sekitar 1400 sM, menjadi mungkin.

Dalam bulan Ziw, yakni bulan yang kedua. Belakangan dinamakan bulan Iyar, bulan berseminya bunga, bulan Mei kita.

Rencana Umum dan Ukuran Bangunan Bait Allah (6:2-10).

Di sini kita menjumpai gambaran yang agak terinci mengenai pendirian Bait Allah.

2. Rumah ... itu enam puluh hasta panjangnya. Di dalam hitungan modern, maka gedung itu panjangnya diduga sekitar sembilan puluh kaki, lebarnya tiga puluh kaki dan tingginya empat puluh kaki.

Di samping itu ada sebuah serambi yang menambah panjang bangunan itu dengan tiga puluh kaki.

4. Dibuatnya juga pada rumah itu jendela-jendela. Jendela yang dimaksudkan di sini agak membingungkan.

Diduga jendela-jendela itu tidak bisa digerakkan dan dirancang untuk membiarkan udara dan cahaya menembus masuk, tetapi jendela-jendela itu tidak bisa dibuka atau ditutup seperti jendela kita pada umumnya.

5. Pada dinding rumah itu sekelilingnya didirikannya kamar tambahan. Bahasa Ibraninya, yasiwa. Istilah ini secara paling tepat dipahami sebagai ruangan samping yang disediakan untuk para imam.

6. Tingkat bawah lima hasta lebarnya. Ruangan yang paling bawah selebar tujuh setengah kaki, ruang tengah sembilan kaki dan ruang yang paling tinggi sepuluh setengah kaki.

Pengaturan ini menunjukkan bangunan tersebut terdiri dari tiga tingkat.

7. Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah dipersiapkan di penggalian. Batu-batu tersebut sudah dipersiapkan sebelumnya agar ketika landasan bangunan didirikan tidak diperlukan lagi pemakaian alat.

Salomo diketahui memiliki sebuah tambang penggalian yang letaknya di pinggir Yerusalem.

8. Pintu tingkat bawah ada pada lambung kanan rumah itu. Terdapat satu jalan masuk ke ruang-ruang samping tempat tinggal para imam.

11. Kemudian datanglah firman Tuhan kepada Salomo. Tuhan kembali menegaskan perjanjian bersyarat-Nya dengan Salomo; yaitu bahwa jika raja tersebut menaati perintah-perintah Allah, maka Allah akan menegaskan kembali perjanjian-Nya dengan Daud dan akan menghormati rumah tangga Salomo dengan menyatakan kehadiran-Nya di sana.

Bahwa janji ini memang bersyarat tampak dari sejarah Yehuda sesudah kerajaan itu terbelah dua (ps. 12).

Mengenai Bait Allah itu sendiri, bangunan tersebut dihancurkan pada tahun 586 sM oleh pasukan Babel (II Raj. 25:8, 9).

14. Setelah Salomo selesai mendirikan rumah itu. Bait Suci tersebut terbuat dari batu yang dilapisi kayu aras.

Salah satu kecaman pedas terhadap Perjanjian Lama menyebutkan bahwa bangunan yang begitu rumit tidak mungkin sudah dikenal pada zaman Salomo. Namun, penemuan arkeologis di Megido telah menunjukkan hal yang berbeda.

Serangkaian penggalian yang dilaksanakan oleh Universitas Chicago telah berhasil menemukan sejumlah batu bata bersamaan dengan abu kayu pada sebuah bangunan yang berasal dari zaman Salomo.

Sebagian dari kayu yang telah menjadi arang tersebut kemudian dipelajari secara kimiawi dan hasilnya adalah bahwa arang tersebut berasal dari kayu aras.

Bukti tersebut menunjukkan bahwa kerangka utama bangunan terdiri dari setengah kayu dan setengah batu, mirip dengan bangunan istana Salomo yang terbuat dari lapisan batu pahatan dan balok-balok kayu aras.

Jenis bangunan ini diduga merupakan cara membangun yang diciptakan orang Het (lih. J. P. Free, Archaeology and Bible History, hlm. 168).

Rincian-rincian berikutnya harus dipandang sebagai gambaran selanjutnya dari rumah ibadat tersebut yang sekarang dianggap sudah selesai.

16. Kemudian disekatnyalah dua puluh hasta bagian belakang rumah itu. Bagian yang paling belakang dari rumah ibadah tersebut dianggap sebagai tempat yang paling kudus.

Panjangnya tiga puluh kaki, lebarnya tiga puluh kaki dan tinggi tiga puluh kaki pula (6:20).

Dengan demikian seluruh Bait Allah tersebut memiliki dua ruang utama, yaitu (1) Tempat Mahakudus dan (2) Tempat Kudus di depannya sepanjang enam puluh kaki (6:17), yang mengingatkan orang pada susunan Kemah Suci.

Pintu sorong memisahkan kedua ruangan tersebut menggantikan tirai yang biasa digunakan sebelumnya (6:31, 32).

18. Kayu aras sebelah dalam rumah itu. Dari lantai hingga ke plafon, seluruh bagian dalam bangunan Bait Allah itu dilapisi dengan papan-papan aras sehingga susunan batunya tidak kelihatan.

Dekorasi dari bagian ini pada Bait Allah itu merupakan ukiran buah labu dan bunga yang mengembang. Pastilah bentuknya sangat indah.

23. Selanjutnya di dalam ruang belakang itu dibuatnya dua kerub dari kayu minyak. Bangunan ini dibuat sesuai dengan bentuk Kemah Suci aslinya.

Dia menambahkan dua buah patung kerub yang menaungi tabut perjanjian. Kedua patung kerub tersebut dibuat dari kayu minyak yang dilapisi emas dan berukuran lima belas kaki.

Sayap-sayapnya yang masing-masing berukuran tujuh setengah kaki membentuk sebuah kubah di atas tabut perjanjian.

Ukuran tabut perjanjian tidak disebutkan namun lihat Keluaran 25:10, 11.

29. Dan pada segala dinding rumah itu berkeliling ia mengukir gambar. Gambar-gambar itu berupa gambar kerub, pohon korma dan bunga mengembang.

Di bagian luar diletakkan mezbah besar untuk kurban bakaran, bejana pembasuhan dan "laut" tuangan dari tembaga.

31. Sebagai pintu masuk ke ruang belakang dibuatnyalah pintu dari kayu minyak. Rupanya pintu masuk itu merupakan pintu sorong.

Ukir-ukirannya sama dengan ukiran pada dinding.

Jalan masuk ke dalam Bait Suci diapit oleh tonggak-tonggak pintu yang terbuat dari kayu minyak dan dua buah pintu yang dihias sama dengan pintu yang memisahkan Tempat Kudus dari Tempat Mahakudus.

37, 38. Ayat-ayat ini menyebutkan tanggal awal pembangunan dilaksanakan dan tanggal selesainya, suatu periode sepanjang tujuh tahun, mulai tahun keempat hingga tahun kesebelas pemerintahan Salomo.

Kurun waktu ini tergolong singkat untuk mendirikan bangunan yang semegah itu.

Patut diingat bahwa:
(1) sebagian besar persiapannya sudah dilaksanakan sebelum masa pemerintahan Salomo;
(2) sekalipun sangat indah, namun gedung itu relatif kecil;
(3) jumlah pekerja yang besar dipakai untuk melaksanakan tugas tersebut.

Penafsir ini tidak melihat adanya kesalahan yang tersirat dalam penyataan bahwa pembangunan istana Salomo memakan waktu tiga belas tahun, memang itulah faktanya.

Perikop Selanjutnya: Istana Salomo.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel