1 Samuel 31: Saul Mati

Saul Mati
Saul Mati.

Setelah belajar perikop Daud Mengirim Pemberian Kepada Para Tua-tua di Yehuda dari 1 Samuel, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Saul Mati yang merupakan pasal terakhir dari 1 Samuel.

Berikut ini tampilan ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Samuel (1Sa 31 dengan judul perikop Saul Mati).

Kita belajar perikop Saul Mati ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Saul Mati (Kitab 1 Samuel 31)


1Sa 31:1 Sementara itu orang Filistin berperang melawan orang Israel. Orang-orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin dan banyak yang mati terbunuh di pegunungan Gilboa.

1Sa 31:2 Orang Filistin terus mengejar Saul dan anak-anaknya dan menewaskan Yonatan, Abinadab dan Malkisua, anak-anak Saul.

1Sa 31:3 Kemudian makin beratlah pertempuran itu bagi Saul; para pemanah menjumpainya, dan melukainya dengan parah.

1Sa 31:4 Lalu berkatalah Saul kepada pembawa senjatanya: "Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini menikam aku dan memperlakukan aku sebagai permainan." Tetapi pembawa senjatanya tidak mau, karena ia sangat segan. Kemudian Saul mengambil pedang itu dan menjatuhkan dirinya ke atasnya.

1Sa 31:5 Ketika pembawa senjatanya melihat, bahwa Saul telah mati, iapun menjatuhkan dirinya ke atas pedangnya, lalu mati bersama-sama dengan Saul.

1Sa 31:6 Jadi Saul, ketiga anaknya dan pembawa senjatanya, dan seluruh tentaranya sama-sama mati pada hari itu.

1Sa 31:7 Ketika dilihat orang-orang Israel, yang di seberang lembah dan yang di seberang sungai Yordan, bahwa tentara Israel telah melarikan diri, dan bahwa Saul serta anak-anaknya sudah mati, maka mereka meninggalkan kota-kota mereka lalu melarikan diri juga; kemudian datanglah orang Filistin dan menetap di sana.

1Sa 31:8 Ketika keesokan harinya orang Filistin datang merampasi orang-orang yang mati terbunuh itu, didapati mereka Saul dan ketiga anaknya tergelimpang di pegunungan Gilboa.

1Sa 31:9 Mereka memancung kepala Saul, merampas senjata-senjatanya dan menyuruh orang berkeliling di negeri orang Filistin untuk menyampaikan kabar itu di kuil berhalanya dan kepada rakyat.

1Sa 31:10 Kemudian mereka menaruh senjata-senjata Saul di kuil Asytoret, dan mayatnya dipakukan mereka di tembok kota Bet-Sean.

1Sa 31:11 Ketika penduduk Yabesh-Gilead mendengar tentang apa yang telah dilakukan orang Filistin kepada Saul,

1Sa 31:12 maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, mereka berjalan terus semalam-malaman, lalu mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya dari tembok kota Bet-Sean. Kemudian pulanglah mereka ke Yabesh dan membakar mayat-mayat itu di sana.

1Sa 31:13 Mereka mengambil tulang-tulangnya lalu menguburkannya di bawah pohon tamariska di Yabesh. Sesudah itu berpuasalah mereka tujuh hari lamanya.


31:1. Pegunungan Gilboa. Empat peperangan yang layak dikenang terjadi di wilayah ini:
a. Perang Kison ketika mana Debora dan Barak mengalahkan pasukan Sisera (Hak. 4:15, 5:21).
b. Perang Yizreel ketika mana tiga ratus orang pasukan Gideon mengalahkan pasukan Midian (Hak. 7).
c. Perang Gunung Gilboa yang dicatat di sini.
d. Perang Megido ketika mana Yosia raja Yehuda, tewas ketika bertempur melawan Firaun Nekho (II Raj. 23:29).

3. Melukainya dengan parah. LXX dan Vulgata menerjemahkannya: dia terluka perutnya.

Kisah ini memang mengimplikasikan, bahwa lukanya membuat Saul tidak bisa melarikan diri.

4. Memperlakukan aku sebagai permainan. Kata yang sama dipakai secara antropomorfis (menggambarkan dewa seperti manusia) tentang cara Yehova memperlakukan orang Mesir (Kel. 10:2).

Saul mengambil pedang itu. Di dalam Alkitab hanya terdapat empat peristiwa bunuh diri, yang dilakukan Ahitofel (II Sam. 17:23), Zimri (I Raj. 16:18), Yudas (Mat. 27:5), dan Saul seperti dikisahkan di sini.

5. Mati bersama-sama dengan Saul. Andaikata Daud terus menjadi pelayan Saul, mungkin dia ikut gugur di dalam pertempuran ini.

Tetapi, Allah telah menempatkan dia di tempat yang aman, sekalipun pada waktu itu tampaknya tempat itu sangat berbahaya.

9. Mereka memancung kepala Saul. Mungkin sebagai tindakan pembalasan terhadap apa yang telah dilakukan terhadap Goliat (17:54).

10. Kuil Asytoret. Pada umumnya dianggap bahwa yang dimaksudkan adalah kuil yang terkenal dari dewi Fenisia, Astart, yang terletak di Askelon sebagaimana disebutkan oleh Herodotus (I. 105) sebagai kuil dewi Afrodit Yunani yang paling kuno.

Tetapi, dalam penggalian purbakala yang dilakukan oleh museum Universitas Filadelfia di Bet-San, ditemukan dua kuil penting yang telah didirikan oleh Ramses II, satu untuk Asytoret dan satunya untuk Resef. Mungkin di kuil Asytoret inilah kepala Saul diletakkan.

12. Membakar mayat-mayat itu. Mungkin mereka takut, bahwa orang Filistin akan membuang mayat-mayat tersebut, sehingga menambah penghinaan yang lebih dalam lagi.

Sekalipun demikian, pembakaran mayat, terkecuali untuk penjahat (Yos. 7:25), bukan merupakan kebiasaan orang Ibrani.

Hal itu dilakukan oleh orang Filistin yang mungkin ditiru oleh penduduk Yabesy-Gilead.

13. Menguburkannya. Di dalam pengertian klasik, Saul merupakan seorang lakon tragedi.

Dia memiliki beberapa ciri yang baik seperti: keberanian, kemampuan mengatur pasukan, kesederhanaan, dan kemurahan hati.

Tetapi, dia tidak memiliki pikiran yang tegas, itulah cacat yang membawa kematiannya.

Bahkan ketika mengejar Daud, Saul kadang-kadang melakukannya hanya setengah hati.

Dia tidak memiliki keagungan yang dimiliki oleh Daud.

Namun, di sini di dalam sebuah ratapan yang menyentuh, Daud meratapi kematiannya sebagai seorang tokoh yang besar.

Perikop Selanjutnya: Daud Menerima Kabar Kematian Saul.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel