2 Raja-raja 4:8-37: Perempuan Sunem dengan Anaknya

Setelah belajar perikop Minyak Seorang Janda dari Kitab 2 Raja-raja, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Perempuan Sunem dengan Anaknya.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 2 Raja-raja (2 Kings 4:8-37) dengan judul perikop Perempuan Sunem dengan Anaknya).

Kita belajar perikop "Perempuan Sunem dengan Anaknya" ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Ayat-ayat dikutip dalam bentuk tulisan warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat-ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Perempuan Sunem dengan Anaknya (Kitab 2 Kings 4:8-37)


2Ki 4:8 Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.

2Ki 4:9 Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.

2Ki 4:10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."

2Ki 4:11 Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.

2Ki 4:12 Kemudian berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Panggillah perempuan Sunem itu." Lalu dipanggilnyalah perempuan itu dan dia berdiri di depan Gehazi.

2Ki 4:13 Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!"

2Ki 4:14 Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."

2Ki 4:15 Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu.

2Ki 4:16 Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!"

2Ki 4:17 Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.

2Ki 4:18 Setelah anak itu menjadi besar, pada suatu hari keluarlah ia mendapatkan ayahnya, di antara penyabit-penyabit gandum.

2Ki 4:19 Tiba-tiba menjeritlah ia kepada ayahnya: "Aduh kepalaku, kepalaku!" Lalu kata ayahnya kepada seorang bujang: "Angkatlah dia dan bawa kepada ibunya!"

2Ki 4:20 Diangkatnyalah dia, dibawanya pulang kepada ibunya. Duduklah dia di pangkuan ibunya sampai tengah hari, tetapi sesudah itu matilah dia.

2Ki 4:21 Lalu naiklah perempuan itu, dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu, ditutupnyalah pintu dan pergi, sehingga anak itu saja di dalam kamar.

2Ki 4:22 Sesudah itu ia memanggil suaminya serta berkata: "Suruh kepadaku salah seorang bujang dengan membawa seekor keledai betina; aku mau pergi dengan segera kepada abdi Allah itu, dan akan terus pulang."

2Ki 4:23 Berkatalah suaminya: "Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Padahal sekarang bukan bulan baru dan bukan hari Sabat." Jawab perempuan itu: "Jangan kuatir."

2Ki 4:24 Dipelanainyalah keledai itu dan berkatalah ia kepada bujangnya: "Tuntunlah dan majulah, jangan tahan-tahan aku dalam perjalananku, kecuali apabila kukatakan kepadamu."

2Ki 4:25 Demikianlah perempuan itu berangkat dan pergi kepada abdi Allah di gunung Karmel. Segera sesudah abdi Allah melihat dia dari jauh, berkatalah ia kepada Gehazi, bujangnya: "Lihat, perempuan Sunem itu datang!

2Ki 4:26 Larilah menyongsongnya dan katakanlah kepadanya: Selamatkah engkau, selamatkah suamimu, selamatkah anak itu?" Jawab perempuan itu: "Selamat!"

2Ki 4:27 Dan sesudah ia sampai ke gunung itu, dipegangnyalah kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu berkatalah abdi Allah: "Biarkanlah dia, hatinya pedih! TUHAN menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku."

2Ki 4:28 Lalu berkatalah perempuan itu: "Adakah kuminta seorang anak laki-laki dari pada tuanku? Bukankah telah kukatakan: Jangan aku diberi harapan kosong?"

2Ki 4:29 Maka berkatalah Elisa kepada Gehazi: "Ikatlah pinggangmu, bawalah tongkatku di tanganmu dan pergilah. Apabila engkau bertemu dengan seseorang, janganlah beri salam kepadanya dan apabila seseorang memberi salam kepadamu, janganlah balas dia, kemudian taruhlah tongkatku ini di atas anak itu."

2Ki 4:30 Tetapi berkatalah ibu anak itu: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu bangunlah Elisa dan berjalan mengikuti perempuan itu.

2Ki 4:31 Adapun Gehazi telah berjalan mendahului mereka dan telah menaruh tongkat di atas anak itu, tetapi tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Lalu kembalilah ia menemui Elisa serta memberitahukan kepadanya, katanya: "Anak itu tidak bangun!"

2Ki 4:32 Dan ketika Elisa masuk ke rumah, ternyata anak itu sudah mati dan terbaring di atas tempat tidurnya.

2Ki 4:33 Sesudah ia masuk, ditutupnyalah pintu, sehingga ia sendiri dengan anak itu di dalam kamar, kemudian berdoalah ia kepada TUHAN.

2Ki 4:34 Lalu ia membaringkan dirinya di atas anak itu dengan mulutnya di atas mulut anak itu, dan matanya di atas mata anak itu, serta telapak tangannya di atas telapak tangan anak itu; dan karena ia meniarap di atas anak itu, maka menjadi panaslah badan anak itu.

2Ki 4:35 Sesudah itu ia berdiri kembali dan berjalan dalam rumah itu sekali ke sana dan sekali ke sini, kemudian meniarap pulalah ia di atas anak itu. Maka bersinlah anak itu sampai tujuh kali, lalu membuka matanya.

2Ki 4:36 Kemudian Elisa memanggil Gehazi dan berkata: "Panggillah perempuan Sunem itu!" Dipanggilnyalah dia, lalu datanglah ia kepadanya, maka berkatalah Elisa: "Angkatlah anakmu ini!"

2Ki 4:37 Masuklah perempuan itu, lalu tersungkur di depan kaki Elisa dan sujud menyembah dengan mukanya sampai ke tanah. Kemudian diangkatnyalah anaknya, lalu keluar.


8. Sunem. Saat ini adalah Solem, yang letaknya dekat Yizreel.

Seberapa kali ia dalam perjalanan. Perempuan ini senantiasa menjamu Elisa, jika sang nabi lewat di tempat itu.

9. Abdi Allah yang kudus. Maksudnya, seorang abdi Allah yang sejati, bukan sekadar sebutan formal saja.

10. Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil. Sebuah ruangan yang tidak terpengaruh oleh cuaca disediakan untuk sang abdi Allah ini.

12. Gehazi. Dalam usaha memberikan sedikit balasan atas keramahan perempuan itu, Elisa memakai Gehazi supaya perempuan itu tidak terlalu merasa sungkan.

13. Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku. Perempuan itu menjelaskan, bahwa kehidupannya berkecukupan dan tidak terusik. Ia bersikap ramah, tidak dengan pamrih tertentu.

14. Apakah yang dapat kuperbuat baginya. Sesudah perempuan itu pergi, Elisa bertanya kepada Gehasi.

Ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua. Perempuan itu menginginkan seorang anak laki-laki, tetapi suaminya sudah terlalu tua untuk memenuhi keinginan itu.

16. Engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki. Perempuan itu dipanggil kembali dan diberi tahu, bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki.

Janganlah tuanku. Seruan hati yang sudah nyaris kecewa karena penuh harapan yang tak terpenuhi.

Oleh karena itu ia kurang dapat mempercayai, bahwa apa yang ia harapkan itu akan segera tergenapi.

Seruan ini artinya: "Janganlah bergurau dengan aku."

17. Mengandunglah perempuan itu. Hanya Allah yang dapat menyegarkan kembali dan memberikan kehidupan. Berkat-berkat semacam itu dicurahkan-Nya atas orang-orang yang setia pada perjanjian-Nya.

18. Anak itu . . . keluarlah ia mendapatkan ayahnya. Kisah ini terjadi pada masa panen, yaitu saat yang paling panas dalam satu tahun.

19. Aduh kepalaku. Mungkin anak itu tersengat sinar matahari.

20. Dibawanya pulang kepada ibunya ... sesudah itu matilah dia. Tuhan kembali akan menunjukkan ketidakberdayaan Baal.

21. Dibaringkannyalah dia di atas tempat tidur abdi Allah itu. Perempuan tersebut menyerahkan anaknya itu kepada Elisa, satu-satunya orang yang dapat membantunya dalam kesukaran yang demikian mendalam.

22. Ia memanggil suaminya. Perempuan itu meminta suaminya untuk menyediakan seorang bujang dan seekor keledai, mungkin karena mereka hanya memiliki dua ekor, dua-duanya sedang dipakai.

23. Mengapakah pada hari ini engkau hendak pergi kepadanya? Tidak ada peristiwa religius atau perayaan tahunan pada waktu itu.

Jangan kuatir. Bahasa Ibraninya kalau diterjemahkan secara harfiah adalah: damai sejahtera.

Perempuan itu meyakinkan suaminya agar dia tidak khawatir. Abdi Allah itu adalah satu-satunya orang yang bisa menolong mereka.

25. Lihat, perempuan Sunem itu datang. Elisa melihat ketika perempuan itu mendaki Gunung Karmel.

26. Elisa menyuruh Gehazi untuk menanyakan kesulitan perempuan itu. Tetapi dia menolak Gehazi serta memilih untuk langsung berbicara kepada Elisa.

27. Dipegangnyalah kaki abdi Allah itu. Dia tidak bisa lagi menahan kesedihan hatinya.

Biarkanlah dia. "Biarlah dia menenangkan hatinya dulu sebelum menceritakan persoalannya kepadaku."

Tuhan menyembunyikan hal ini dari padaku. Elisa tidak tahu, bahwa anak perempuan itu sudah mati.

Kadang-kadang, Allah memberitakan sebelumnya segala sesuatu kepada hamba-Nya, tetapi hal ini tidak selalu demikian.

28. Bukankah telah kukatakan: jangan aku diberi harapan kosong. Pada hakikatnya perempuan itu mengatakan: "Aku kan tidak meminta seorang anak. Jika aku diberi anak hanya untuk melihat anak itu mati, lebih baik aku tidak pernah punya anak."

29. Ikatlah pinggangmu. Elisa memerintah Gehazi, pelayannya.

Dia diperintahkan untuk meletakkan tongkat yang merupakan lambang dari kuasa Allah di atas kepala anak itu untuk mencegah kematian yang masih menjelang.

Elisa percaya, bahwa anak itu sebenarnya belum mati.

30. Aku tidak akan meninggalkan engkau. Maksudnya, hal itu saja tidak cukup.

Elisa berjalan mengikuti perempuan itu. Elisa sadar, bahwa kasus itu sangat serius.

31. Tidak ada suara, dan tidak ada tanda hidup. Elisa tidak memiliki wewenang untuk menugaskan orang lain menggunakan kuasa Allah yang telah diberikan kepadanya.

Oleh karena itu, Gehazi tidak bisa berbuat apa-apa. Elisa terlalu tergesa-gesa memberikan perintah kepada bujangnya.

32. Ternyata anak itu sudah mati. Baru kini Elisa benar-benar mengerti kesedihan perempuan itu.

33. Ditutupnyalah pintu. Mengikuti teladan dari Elia, gurunya, Elisa mencari ketenangan untuk memanjatkan doa.

Berdoalah ia. Dia meminta Allah memulihkan kehidupan anak itu.

34. Maka menjadi panaslah badan anak itu. Tindakan-tindakan yang dilakukan Elisa sebelumnya melambangkan apa yang diminta dari Allah, dan merupakan perluasan doa sang nabi yang kini memperoleh jawaban.

35. Berjalan. Elisa yang sangat tersentuh, menanti jawaban Allah.

36. Panggillah perempuan Sunem itu. Tuhan menunjukkan kasih karunia dan kemurahan-Nya (bdg. Mzm. 4:3; 25:10). Allah memang memberikan upah kepada orang percaya atas iman dan kepercayaan mereka, tetapi Dia menghukum penyembah berhala dan mengakhiri hidup mereka.

Pelayanan Elisa Sebagai Nabi (4:1-8:15).

Pelayanan Elisa sebagai nabi dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa tidak ada kebutuhan, baik pribadi maupun nasional, yang tidak bisa dipenuhi Allah, bahwa segala yang terjadi ada di tangan-Nya, dan bahwa Dia memperhatikan umat-Nya.

Perikop Selanjutnya: Maut Dalam Kuali.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel