1 Tawarikh: Orang-orang Yang Ditunjuk Untuk Beberapa Tugas Ibadah

Karena Israel adalah negara Teokrasi, maka kesejahteraan rakyatnya, baik jasmani maupun rohani sangat ditentukan oleh sifat rajanya dalam memenuhi perjanjian dengan Tuhan. Di sini kita melihat bagaimana peran raja Daud dalam penyelenggaraan ibadah kepada Tuhan setelah Tabut Perjanjian berada di Yerusalem.

Klik:

1 Chronicles 16:37-43


1Ch 16:37 Lalu Daud meninggalkan di sana di hadapan tabut perjanjian TUHAN itu Asaf dan saudara-saudara sepuaknya untuk tetap melayani di hadapan tabut itu seperti yang patut dilakukan setiap hari;

1Ch 16:38 juga Obed-Edom dan saudara-saudara sepuaknya yang enam puluh delapan orang itu; Obed-Edom bin Yedutun dan Hosa adalah penunggu-penunggu pintu gerbang.

1Ch 16:39 Tetapi Zadok, imam itu, dan saudara-saudara sepuaknya, para imam, ditinggalkannya di hadapan Kemah Suci TUHAN di bukit pengorbanan yang di Gibeon,

1Ch 16:40 supaya pagi dan petang tetap dipersembahkan korban bakaran kepada TUHAN di atas mezbah korban bakaran, dan supaya dikerjakan segala yang tertulis dalam Taurat TUHAN yang diperintahkan-Nya kepada orang Israel.

1Ch 16:41 Dan bersama-sama mereka ikut Heman dan Yedutun dan selebihnya dari orang-orang yang terpilih, yang ditunjuk dengan disebut namanya untuk menyanyikan: "Syukur bagi TUHAN. Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

1Ch 16:42 Pada Heman dan Yedutun itu ada nafiri dan ceracap untuk para pemain, juga alat-alat musik pengiring nyanyian untuk Allah. Dan anak-anak Yedutun harus menjaga pintu gerbang.

1Ch 16:43 Sesudah itu pergilah seluruh bangsa itu masing-masing ke rumahnya, dan Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya.


Tafsiran Wycliffe


37. Tabut Perjanjian Tuhan. Karena tabut kehadiran Allah tersebut merupakan lambang dari perjanjian penebusan oleh Allah dengan janji, "Akulah Tuhan, Allahmu" (ay. 14; bdg. taf. ay. 15; Kej. 17:7, 8).

38. Yedutun. Naskah Ibraninya menyebutkan Yedithun, yang tidak boleh dikelirukan dengan Yedutun, sang pemimpin para penyanyi dari kelompok suku Merari.

Keluarga Obed-Edom berasal dari keturunan Kohat (26:1, 4).

Penunggu-penunggu pintu gerbang. Obed-Edom dengan demikian ditegaskan jabatan gandanya, (lih. taf. 15:21).

39. Kemah Suci yang telah dibuat pada zaman Musa tetap berdiri tegak sebagai sebuah tempat ibadah yang terpisah, di bukit pengorbanan yang di Gibeon (II Taw. 1:13), hingga Salomo mendirikan Bait Allah di kemudian hari (I Raj. 8:4).

41. Kasih setia-Nya. Kata Ibraninya adalah, hesed, yang arti dasarnya adalah kesetiaan Allah kepada ketetapan-ketetapan yang tercantum di dalam perjanjian-Nya dengan bangsa itu (bdg. Kej. 21:23; Mzm. 136:10).

Tabut Perjanjian Dibawa ke Yerusalem (15:1-16:43).

Di zaman Ezra, Yerusalem lebih merupakan pusat ibadah daripada ibu kota kerajaan (keadaan yang berlangsung hingga sekarang).

Penulis Tawarikh dengan demikian melanjutkan narasi sebelumnya (lih. ps. 13) tentang rencana membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem, yang pelaksanaannya menghasilkan pemusatan ibadah Israel secara permanen di dalam batas tembok-tembok ibu kota Daud yang baru tersebut.

Pasal 15; 16 banyak menjelaskan kisah yang sama di II Samuel 6:12-20.

Hal ini disebabkan karena 15:1-15 menguraikan segala persiapan sang raja secara lebih terinci untuk mencegah terjadinya tragedi yang telah mencemarkan usaha Daud sebelumnya dan untuk memastikan tersedianya semua penyanyi yang dibutuhkan (ay. 16-24); penyanyi-penyanyi tersebut mengutip mazmur pengucapan syukur Daud yang digunakan pada saat Tabut Perjanjian diletakkan di kemah yang telah disediakan sebelumnya (16:7-36); dan mereka kemudian menjelaskan pengaturan suku Lewi yang telah ditentukan oleh Daud untuk memelihara pelayanan reguler di tempat ibadah di Yerusalem (ay. 4-6, 37-42).

Kenaikan Daud Menjadi Raja (11:1-20:8).

Sesudah kematian Saul pada tahun 1010 sM, maka Daud ditahbiskan sebagai raja atas suku Yehuda di Hebron (II Sam. 2:4).

Tetapi permintaannya untuk menjadi raja atas seluruh Israel (II Sam. 2:5, 6) ditolak sebab putra Saul, Isyboset telah dinobatkan menjadi raja atas suku-suku utara dan timur (II Sam. 2:8, 9).

Akan tetapi, penulis Tawarikh mengabaikan tujuh setengah tahun yang tidak menyenangkan ini (II Sam. 5:5) yang merupakan masa suksesi yang penuh perselisihan, perang saudara serta penindasan oleh orang Filistin (bdg. II Sam. 3:4), dan ia langsung melangkah kepada rangkaian peristiwa mengenai penobatan Daud sebagai raja atas seluruh Israel (dari tahun 1003 sM hingga tahun 995 sM).

I Tawarikh 11:1-20:3 dengan demikian sama dengan II Samuel 5-10 dan memperjelasnya (dengan menghilangkan II Samuel 9 yang mengisahkan kebaikan hati Daud terhadap Mefiboset).

Bagian ini melukiskan keberhasilan Daud menduduki Yerusalem, yang akan menjadi "kota Daud", yaitu ibu kota pemerintahan politiknya, bersama dengan para pendukungnya yang dari kalangan militer (ps. 11-12).

Dikisahkan pula keberhasilannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang Filistin (ps. 14) serta tindakannya memusatkan ibadah dengan menempatkan Tabut Perjanjian di Yerusalem sehingga Yerusalem juga menjadi pusat ibadah bangsa Israel (ps. 13; 15; 16).

Juga dicatat tentang serangkaian kemenangan pasukan Daud di segala penjuru (ps. 18-20).

Puncak semuanya terletak di dalam nubuat Allah yang disampaikan melalui nabi Natan (ps. 17). "Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan ... Aku akan menundukkan segala musuhmu" (17:8, 10).

Karena pesan yang membawa harapan tersebut tidak hanya untuk Daud pribadi tetapi juga untuk "umat-Ku Israel ... dalam masa yang masih jauh" (17:9, 17); untuk masyarakat yang dalam pergumulan pada zaman Ezra; untuk jemaat Anak Daud yang lebih besar itu yang mengenai Dia, Allah mengatakan, "Ia akan menjadi anak-Ku" (17:13); dan untuk kerajaan Mesias yang masih akan diwujudkan, yaitu Mesias yang takhtaNya akan kokoh untuk selama-lamanya (17:14).

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel