Kejadian 6:9-22: Riwayat Nuh

Riwayat Nuh
Riwayat Nuh.

Setelah belajar perikop Kejahatan Manusia, sekarang kita belajar perikop Riwayat Nuh, yaitu anaknya Lamekh dan cucunya Metusalah.

Ketika manusia lain menjalankan hidup yang rusak di bumi, Nuh muncul sebagai orang yang benar dan tidak bercela dan hidup bergaul dengan Allah.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 6:9 - 22 dengan judul perikop Riwayat Nuh).

Kita belajar perikop Riwayat Nuh ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, gambar dari sarapanpagi.org sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Riwayat Nuh (Kitab Kejadian 6:9-22)


Gen 6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela ... dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah. Dengan kata-kata ini penulis melukiskan tiga ciri khas dari kehidupan saleh: adil, suci dan kudus (bdg. 6:8 - Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan).

Kata yang diterjemahkan menjadi benar dari kata Ibrani sáddîq, melukiskan watak Nuh yang tampak dalam hubungannya dengan sesama manusia. "Kejujuran" atau "kebenaran" tampak jelas dalam perilakunya.

Seluruh tindak-tanduknya menunjukkan kebenaran etika dan moral ini (bdg. Yeh. 14:14, 20). Kata Ibrani tãmîm, tidak bercela, melukiskan hasil sempurna dari seorang tukang bangunan yang handal; bangunan yang dihasilkan itu lengkap, sempurna dan tidak ada cacatnya.

Ditinjau secara obyektif, kata tidak bercacat melukiskan watak. Di dalam bidang etika, ide "jujur" muncul sebagai pengertian yang diambil (bdg. Ayb. 1:1).

Pernyataan bahwa Nuh hidup bergaul dengan Allah, membuka pokok pemikiran yang lain. Di dalam bergaul dengan Allah, Nuh menunjukkan sikap, semangat dan watak yang membuat dirinya diterima dan diperkenan untuk hubungan rohani yang sangat akrab.

Nuh memiliki ciri-ciri jiwa yang membuat dia disayang oleh Tuhan (bdg. Kej. 5:22; Mi. 6:8; Mal. 2:6).

Gen 6:10 Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham dan Yafet.

Gen 6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.

Gen 6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Gen 6:13 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.

Gen 6:14 Buatlah bagimu sebuah bahtera dari kayu gofir; bahtera itu harus kaubuat berpetak-petak dan harus kaututup dengan pakal dari luar dan dari dalam.

Gen 6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.

Gen 6:16 Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.

Bahtera (tébâ). Kata tébâ mungkin berasal dari bahasa Mesir. Bahtera Nuh mungkin sekali merupakan semacam rakit besar yang dibangun dengan memakai sejenis kayu damar yang ringan.

Dengan tiga tingkat maka tinggi bahtera tersebut mencapai sekitar 45 kaki. Panjangnya 450 kaki dan lebarnya 75 kaki. Ruangan-ruangan kecil dibangun di sepanjang pinggiran tiga lantai tersebut.

Untuk menjadikan bahtera tersebut kedap air dipakai pakal atau semacam belantan yang dioleskan di bagian dalam dan bagian luar serta berfungsi sebagai perekat.

Kata Ibrani sõhar secara paling baik diterjemahkan sebagai terang atau jendela. Ukurannya sekitar 18 inci tingginya dan dibuat sekeliling bahtera; fungsinya adalah menyalurkan terang dan udara.

Gen 6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.

Gen 6:18 Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.

Gen 6:19 Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, dari semuanya haruslah engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa.

Gen 6:20 Dari segala jenis burung dan dari segala jenis hewan, dari segala jenis binatang melata di muka bumi, dari semuanya itu harus datang satu pasang kepadamu, supaya terpelihara hidupnya.

Gen 6:21 Dan engkau, bawalah bagimu segala apa yang dapat dimakan; kumpulkanlah itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka."

Gen 6:22 Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah dilakukannya.

Air bah (mãbbûl). Kata ini tidak memiliki etimologi Ibrani, dan hanya dipakai untuk menunjuk kepada air bah pada zaman Nuh ini saja.

Mungkin berasal dari kata Asiria nabalu, "menghancurkan." Menurut penulis Kitab Kejadian, jelas Allah bertujuan memusnahkan semua makhluk hidup yang telah Ia ciptakan.

Selama 120 tahun ketika mana Nuh menyelesaikan karyanya, dia memberitakan firman Tuhan kepada orang-orang dengan usaha yang mendesak untuk membuat mereka bertobat.

Mereka menyaksikan sendiri pembangunan bahtera tersebut sambil mendengarkan sang pengkhotbah menyampaikan pesannya.

Keluarga dekat Nuh, termasuk istri, ketiga putranya dan istri-istri mereka, menyertai diri masuk ke dalam tempat berlindung yang aman itu. Dalam kepatuhan kepada perintah Allah, mereka membawa serta pasangan-pasangan hewan yang ada di bumi.

Perikop selanjutnya: Air Bah. | Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel